9. Hari itu

337 73 4
                                    

" I made a mistake, i didn't mean it"











Hari ke - 7 OSPEK 2018

Hari itu adalah OSPEK hari terakhir, dari yan di jadwalkan buat jam pulangnya sampai malam, dan itu baru diumumkan sebelum pembubaran OSPEK hari ke-6 selesai.

"Duh, biasanya kalau OSPEK hari terakhir ada ngadi - ngadinya nih." Reyna perasaannya udah ga enak duluan.

"Iya ya, kenapa OSPEK kita hari ini jadwalnya larut banget pulangnya ?, ya emang OSPEK hari - hari sebelumya pulang malem sih, tapi enggak semalem hari ini." Danny yang ada di samping Reyna ikut berkomentar soal jam pulang hari itu.

Sementara Jeane ?, Dia lagi enggak dengerin obrolan mereka berdua, pikirannya penuh sama kating nyebelin kemaren.

"Siapa sih namanya, Melaka ? Maluku ?"tanya cewek itu dalam hati.

Kalau buat cewek pemalu kayak Jeane, perilaku kating itu emang bikin dia tengsin abis, mana kating pula, gimana kalau dia diomongin di tongkrongan cowok itu ?, tapi ya selain itu, tampangnya emang cakep, kan jadi makin malu. Ya katakanlah Jeane seorang 'Jodi' alias jomblo abadi, dari SD sampai SMA emang ga pernah tuh dekat sama cowok. Kalau digituin sama cowok, jadi gampang baper.

Ngomong - ngomong mereka sekarang lagi duduk melantai di aula besar punya Fakultas Kedokteran, agendanya sekarang lagi ada presentasi gitu dari narasumber topiknya 'Strategi Survive Anak Kedokteran" yang di bawain langsung sama alumnus dengan almamater yang sama. Strategi Survive, emang kedengaran agak konyol, survive buat hidup aja susah, apalagi jadi anak kedokteran ?.

Kating itu datang lagi, dia datang dari belakang ke depan, lagi - lagi membawa kardus air mineral. Jeane juga dari awal terheran - heran, badan ceking gitu kuat juga angkat kardus air mineral, bukan cuma 1, tapi 3 kardus.

"Tuhkan mukanya emang bikin salfok."batin Jeane.

Emang tampangnya bikin ngarep, ngarep di jadiin pacar, waktu Jeane sempat memandangnya sebentar di lain waktu semenjak kemaren, cowok itu jago ngegitar, udah gitu sempet nyanyi sebentar pula, ya suaranya kalau dibandingkan sama Haikal ga semerdu Haikal sih, but staring at him with his guitar and that voice eventhough he only sing the chorus part of the song, it's charming.




                         💊





"Kalian enggak merasa bersalah ya dek ? banyak banget ngelakuin kesalahan, atribut salah, snack yang disuruh bawa juga salah, yang nyolot sama kating juga ada, emang gitu ya kelakuan anak FK ?"

Malam itu, di aula yang sama, lampu dimatikan, gelap. Ini bukan jurit malam, tapi sesi marah-marahan semua anggota panitia sama peserta OSPEK. Kalau hari terakhir OSPEK itu lazim ada kejutannya. Kayak gini nih, di bentak - bentak, buat ngelatih mental katanya, buat ngedisiplinkan adek tingkat katanya, tapi nyatanya ?, kalau bentak - bentakan tadi ngelukain orang gimana ?, ada beberapa orang yang memang vulnerable sama hal - hal kayak gitu. Biasa oknum yang melakukan apakah akan bertanggung jawab kalau ada kenapa - kenapa sama adek tingkatnya ?.

"Ayo jawab jujur siapa yang nyolot sama Kak Jihan ? maju kedepan panggung sekarang." teriak Kak Wira.

Kelompok - kelompok OSPEK malam itu sengaja dibiarkan berbaris rapih tapi di beri jarak diantara mereka, supaya anggota panitia pada bisa keliling bentak - bentakin adek kelas, sekaligus ngawasin kalau ada yang pingsan.

"Itu Kak Wira, Cewek - cewek yang dari kelompok Scapula." Kak Jihan makin ngomporin suasana. Dibawah panggung juga masih rame sama bentakkan kakak - kakak panitia ke semua peserta OSPEK, rata - rata mengkritik perilaku mereka selama OSPEK, enggak sopan sama panitia, disuruh bawa atribut enggak bener, duh kalau udah hari terakhir OSPEK semuanya aspek bakal disalahin.

478 (Set Me Free) | Lee Jeno (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang