26. Ragu

277 58 14
                                    


Boleh aku minta apresiasi kalian dengan vote dan atau komen ? Terima kasih 🙇













Kok banyak yang silent readers, haruskah aku menerapkan minimal vote untuk update ?














Lantunan nada piano di ujung panggung restoran menemani suasana canggung makan malam Mark dan Marinka. Mirisnya restoran ini adalah tempat anniversary Mark sama Jeane waktu hubungan mereka jalan 6 bulan. Tempat yang sama, tapi dengan orang yang berbeda, sensasinya tentu berbeda.
 

Setelah melewati malam panjang hari itu, mereka masih bertemu dan tidak pernah membawa itu dalam topik pembicaraan mereka. Dalam kelebat ingatan Mark, waktu itu dia terbangun hanya menggunakan boxer dengan ranjang yang kosong disebelahnya. Marinka hari itu malu sekaligus sakit hati. Cewek itu berpikir, mungkin selama melakukan itu yang ada dalam pikiran Mark adalah dia melakukannya bersama  Jeane dan bukan dengan dirinya.
 

Marinka dengan senang hati menerima perlakuan Mark, sampai cowok itu menyebut nama cewek lain yang membuatnya urung untuk melanjutkan kegiatan itu dan memutuskan pergi setelah Mark tidur pulas.
 

“Tadi aku mintanya well done, tapi dagingnya kok masih ada merah-merahnya.”komentar Marinka saat mengiris potongan tenderloin didepannya.
 

Marinka suka sekali mengajak Mark ke restoran ini. Jauh dalam benak anak laki-laki itu bayangannya bersama Jeane masih sering menghampiri. Entah berapa kali usaha Mark untuk meredam keinginan kembali bersama Jeane, tampaknya inilah bentuk karma yang harus dia terima.
 

Jeane sendiri sudah enggan kembali, tapi cewek itu masih menempati tempat tersendiri dalam hatinya. Bersama dengan senyum indahnya, perhatiannya yang tulus, tutur katanya yang lembut, gerutuannya yang makin membuat cewek itu terlihat menggemaskan, dan segala perangainya yang membuat Mark serasa menemukan rumah jiwanya.
 

“Kamu enggak papa Mark ?, kok enggak dimakan steaknya ?, kecapekan jaga ya ?”tanya Marinka dengan raut wajah khawatir.
 

Marinka, dia cewek yang sangat baik, dia mau memberi apapun asal Mark senang. Tapi hati Mark enggak bisa bohong, hubungan mereka hanya paksaan belaka, kalau lebih spesifik, bisa juga dianggap cinta bertepuk sebelah tangan.
 

“Ini aku mau makan.” Mark mengambil garpu dan pisau yang tergeletak di meja makan dan memotong daging dihadapannya dengan malas.
 

Marinka sadar betul perilaku Mark setiap kali mereka makan ditempat ini, cowok itu tampak gelisah dan melamun terus. Sampai akhirnya Marinka tau dari karyawan yang kerja disini kalau Mark dulu sering membawa Jeane kesini dan pernah merayakan hari jadian mereka. Fakta pahit tentang Mark yang berkaitan dengan Jeane lagi-lagi harus ditelan Marinka.
 

Justru cewek itu sengaja mengajak Mark makan disini beberapa kali, berharap bisa mengganti memori cowok itu saat dengan Jeane menjadi memori tentangnya dan Mark. Marinka jadi kesal sendiri, Jeane masih seberharga itu untuk Mark.
 

Cewek itu membanting alat makannya dimejanya dan langsung menarik perhatian cowok didepannya.
 

I told her to stay away from you.”
 

Mark mengernyitkan keningnya, perempuan mana yang dimaksud Marinka ?.
 

“Siapa ?”
 

“Jeane.” Marinka menatap Mark dengan sorot mata tajam.
 

Mark membuang muka dan menghembuskan nafas, selera makannya hilang begitu saja.

“Aku kan udah bilang, itu urusan kamu, ngapain kamu ikut campur ?”tanya Mark sedikit menaikkan intonasi suaranya.
 

478 (Set Me Free) | Lee Jeno (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang