27. Dewasa

292 46 22
                                    

Sebelum membaca boleh minta apresiasi kalian dengan vote dan atau comment ?, terima kasih 🙇














Pintu ruang ujian telah terbuka, satu persatu mahasiswa keluar dari ruangan, dari air mukanya saja sudah tampak pasrah akan hasil ujian.

Mereka ada yang membentuk gerombolan orang untuk saling diskusi jawaban, termasuk Haikal sama Javier, kalau Jeane lebih memilih untuk menghindari diskusi semacam itu dan pergi menjauh dari ruang ujian bersama Reyna dan Danny ke kantin.
 

“Au ah, dengerno mereka ngomongin jawaban bikin aku makin ndredeg, mending mangan sek aku” (Au ah, mendengarkan mereka ngomongin jawaban bikin aku makin deg-degan, mending aku makan dulu), Reyna beranjak dari duduknya, tidak lama setelah itu dia kembali dengan satu porsi nasi rawon dan es teh manis.
 

“Kalian kok pada lemes semua sih, nih ya, mau jelek apa enggak hasilnya, yang penting udah usaha tau” cerocos Danny yang mulutnya masih dipenuhi nasi goreng.
 

Jeane terlihat melamun dan terlarut dalam pikirannya, daritadi dia hanya menatap kosong nasi goreng didepannya, isi kepala cewek itu seperti sedang berperang antara hal yang harusnya dia lakukan dan hal yang tidak harus dia lakukan.
 

Harusnya sekarang aku juga mengecek kembali slide dosen untuk memastikan jawaban.
 

Harusnya sekarang aku makan dulu, untuk urusan jawaban benar atau tidak bisa diselesaikan nanti.
 

Reyna sangat peka terhadap kebiasaan Jeane beberapa tahun belakangan kalau setelah menghadapi ujian, Cewek itu mengelus pundak Jeane mencoba untuk menarik Jeane dari arus pikirannya sendiri.
 

“Jen, makan dulu yuk, ujiannya jangan dipikirin dulu” ujar Reyna lembut.
 

“Habis ini mending kita jalan yuk, shopping atau nonton ke mall” ajak Danny dengan mata berbinar menatap 2 cewek didepannya.
 

“Sekalian jalan jauh-jauh dong, ayo sewa villa di batu gimana ?”Julian yang datang tiba-tiba menimbrung percakapan mereka. Cowok itu meletakkan tasnya diatas meja bersebelahan dengan tempat duduk Danny.
 

“Eh iya boleh tuh, beberapa hari gitu di batu, tempat wisatanya juga banyak, tinggal singgah aja.” jawab Reyna
 

“Iyo, akeh tempat wisata Jatim Park siji, loro, telu, kalau sore bisa main ke BNS.”Haikal ikut bergabung dan duduk disebelah Reyna.
 

“Jatim Park 2 seru tuh bisa main sama spesiesmu tuh” Reyna menunjuk Haikal dengan mengangkat kepalanya.
 

“Hah ? Spesies apaan ?”
 

“Monyet” Reyna menjulurkan lidahnya.
 

“Heh ngawur ae, ingat kita manusia ya nenek moyangnya monyet !”protes Haikal.
 

“Udah-udah rek dari jauh ribut banget kalian ngomongin monyet.” Javier datang dan mengambil tempat duduk di sebelah Jeane.
Danny yang langsung sadar sama perlakuan Javier langsung menatap Reyna, mencoba memberikan kode pada cewek itu untuk melihat Jeane yang lagi basa-basi sama Javier.
 

“Aku berani taruhan deh kalau mereka bakal jadian bentar lagi.”bisik Danny sambil menatap Reyna dengan serius.
 

“Oke, mau berapa ? ceban ? gocap ?”tawar Reyna.
 

“Gocar sih kalau kata ku.” jawaban Haikal hasil dari menguping tadi langsung dihadiahi death glare dari Reyna, cewek itu udah siap pasang kuda-kuda untuk mengunci leher Haikal dalam lengannya.
 

“Iya deh, maaf nguping” Haikal mengatupkan tangannya didepan dada.
 

“Ayo ta lek mau ke batu ?, kita bisa sewa mobil van, ini kita cowok-cowok pada bisa nyetir, jadi bisa gantian kalau capek” ucap Javier.
 

478 (Set Me Free) | Lee Jeno (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang