02. Bertemu Teman Lama

42 22 74
                                    

"Kau membuatku berbeda dari biasanya" --- Sthira Falling in Love

_________

"Raga! Cuciin mobil mama, mama mau pergi kondangan!"

Teriakan, itu membuat seorang pria terbangun dari mimpinya. Namun, karena masih mengantuk ia kembali tidur, lalu menudungi telinganya dengan bantal.

"Raga!" teriak sang ibu lebih keras dari sebelumnya.

Pria yang bernama Raga itu terbangun dengan kesal, lalu dia mendengus. "Iya, iya Raga bangun!'

"Ya, udah cepet, bersihin mobil mama."

Raga beranjak dari kasur dengan kelesa, matanya berat masih ingin menutup, tetapi dia harus memaksakan diri jika tidak mungkin dia akan mendapat guyuran air seember lagi seperti biasanya.

Raga keluar rumah untuk membersihkan mobil ibunya, ternyata mobilnya sudah ada di halaman. Raga mulai menyeka mobil dengan kanebo ketika dia menggosok di bagian belakang mobil, tidak sengaja netranya menangkap sosok wanita cantik.

Seorang wanita yang sedang duduk di kursi depan rumahnya, diselidik ternyata wanita itu yang semalam Raga lihat. Wanita dengan rambut panjang yang cantik, tetapi sekarang berbeda dia memakai hijab dan pakaian yang longgar. Apakah benar yang ditilik Raga kemarin malam adalah dia?

Karena Raga penasaran dia menghampiri wanita itu. Dia berdeham sekali agar tidak gugup. "Assalamu'alaikum ... permisi!"

Tidak ada balasan dari wanita itu, dia malah fokus pada benda yang terlihat seperti drawing tablet di hadapannya sesekali dia mencoret sesuatu di kertas. Raga mencoba untuk lebih dekat lagi, lalu duduk di teras. "Assalamu'alaikum, lagi apa nih?"

Sekali lagi tidak ada respons dari wanita itu, ini membuat Raga sedikit kesal dan bingung. Apakah wanita ini tuli? Ataukah bukan manusia? Pasalnya mengingat rumah ini sudah lama tidak ditinggali, kemungkinan saja ada pehuni yang lain selain manusia.

Itu membuat Raga sedikit merinding, tetapi dia tidak menyerah sekali lagi dia berdeham dengan keras. Akhirnya, wanita itu menatap dirinya dengan raut wajah bingung.

"Hay, kamu tetangga baru, yah?" tanya Raga.

Tetapi wanita itu hanya mengernyit.

Raga mendekat, lalu mengulurkan tangan. "Kenalin gue Nuraga Bintang Raharja, panggil aja sesuka lo, tapi gue lebih suka dipanggil sayang." Dia terkekeh di akhir dialognya.

Tetapi wanita itu malah memutar bola mata malas dan kembali fokus pada pekerjaannya. Raga mulai bingung untuk pertama kalinya dia gugup berhadapan dengan wanita.

Raga menggaruk tengkuknya dia jengah karena uluran tangannya tidak di balas. "Kayaknya sibuk, boleh gue bantuin?" tawar Raga.

Wanita itu kembali melihat Raga, dia menatap Raga dengan tatapan yang sulit diartikan, kemudian raut wajah wanita itu berubah dia langsung membawa drawing tablet-nya dan alat tulis lainnya, lalu masuk ke rumah dengan tergesah-gesah membuat Raga yang melihatnya aneh.

Sthira segera menutup pintu dengan kasar, nafasnya tak beraturan dia kalang kabut bertemu dengan Raga. Sejujurnya Sthira malu setelah kejadian tadi malam, ketika aibnya sudah dilihat orang asing.

"Argh! Malu banget, semoga aku gak ketemu lagi sama cowok itu." Sthira menengadah sembari mengangkat tangannya.

Di sisi lain Raga masih mematung di luar rumah Sthira, dia sangat bingung dengan kelakuan wanita yang ia temui. "Kenapa, sih? Apa dia gangguan jiwa?" Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Atau gue yang berantakan karena belum mandi?" Raga berkacak pinggang. "Ah, udahlah lain kali aja gue ketemu lagi."

Raga memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan lanjut membersihkan mobil ibunya, tetapi Raga tidak sengaja menginjak sesuatu ternyata sebuah pensil, lalu dia mengambilnya.

"Pasti ini punya cewek tadi, bawa aja deh ... jadi alesan ketemu sama dia lagi." Dia cekikikan.

***

Sore hari Sthira berencana untuk berolahraga karena sedari tadi dia tidak keluar rumah membuatnya bosan. Dia mengeluarkan sepeda gunung berwarna merah dan pergi ke perkotaan yang tak jauh dari desanya.

Di alun-alun, Sthira merasa lapar dia berniat untuk mencari makanan. Beruntung dia menemukan kedai seblak yang akhir-akhir ini makanan itu sedang tenar. Segera dia pergi ke sana.

"Bu, aku pesen satu porsi sama dibungkus satu," ucap Sthira pada pedagang, dia sengaja memesan satu lagi tentu saja untuk mbak Vita.

"Siap, Neng."

Sthira duduk di tempat yang disediakan. Kebetulan sekali, Raga datang bersama Dion---sahabatnya sejak SMA ke warung seblak. Mereka langsung duduk di tempat yang tak jauh dari Sthira.

"Makanya gue penasaran siapa nama cewek itu," ucap Raga pada Dion, mereka tengah menceritakan wanita yang tadi pagi Raga temui.

"Emang secantik apa, sih?" tanya Dion.

"Secantik ..." Raga mengedarkan pandangan dan refleks menunjuk Sthira yang berada di bangku yang tak jauh darinya. "Dia!"

Dion mengernyit. "Maksud?" Dion mengikuti arah telunjuk Raga.

"Kayaknya dia, deh ceweknya," gumam Raga.

"Yang bener lo?" tanya Dion memastikan.

"Oke, gue ke sana." Raga beranjak, tetapi Dion menahannya.

"Tunggu dulu, gue aja yang nyamperin."

"Enak aja! Emang lu kenal?"

"Ya, makanya sekarang gue mastiin."

"Ya, udah kalau begitu samperin." Raga dan Dion menghampiri Sthira, lalu duduk di samping Sthira, lebih tepatnya Raga duduk di samping kanan sedangkan Dion di kiri Sthira.

Tidak ada yang memulai pembicaraan, Raga terus mengode Dion seakan mengatakan 'bagaimana?' Hingga pada akhirnya Dion bertanya.

"Lo Sthira?"

TBC....

Sthira Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang