23. Cantik Kayak Monyet

11 6 5
                                    

"Aku tidak mengerti dengan perasaanku, mengapa perasaan ini menjadikanku membenci dan mencintainya sekaligus"--- Sthira Falling in Love.

____

"Sthira maafin aku, aku titip Cerry karena aku liputan ke luar kota lagi," pinta Raga setelah melihat Sthira hendak menjalankan motornya.

Sthira menghela napas. "Kenapa aku yang harus ngasuh dia, aku juga punya pekerjaan lain."

Raga menggenggam tangan Sthira sebagai permohonan. "Plis, bantu aku Sthira, neneknya belum pulang dia masih di nikahan kerabatnya."

Sthira menepis genggaman Raga. "Gak!"

"Sthira, bantu ak--"

"Mama Tira!" potong Cerry dia berteriak dari rumah.

Sontak saja Raga dan Sthira melihat asal suara itu, Cerry keluar dari kamar Raga lewat jendela. Hebatnya dia tidak jatuh dan terluka, benar-benar anak yang trengginas.

Raga menghampiri Cerry dengan perasaan was-wa. "Cerry, kamu ngapain keluar dari sana nanti kamu jatuh," omelnya sembari mengusap-ngusap tangan Cerry memastikan bahwa tidak ada yang terluka.

"Enggak Papah," ucap Cerry, lalu dia berlari ke arah Sthira yang masih menunggu dengan motornya. "Mama Tira!" teriaknya pada Sthira.

Jikalau saja dia anak hewan sudah pasti Sthira akan menendang anak ini, dia sangat menyebalkan bahkan panggilannya kepada Sthira belum juga berubah, ini semua pasti ulah Raga, dia mendidik anaknya untuk mengganggu Sthira.

Raga menyunggingkan senyum. "Anak gue pinter," batin Raga bangga.

"Kenapa kamu panggil aku mama Tira, aku bukan mama kamu," ucap Sthira penuh penekanan kepada Cerry.

"Tapi papa bilang Mama Tira bakal jadi mama kedua aku," ucap Cerry polos.

Sthira menghela napas lemas. "Gak dia--"

"Iya, Cerry sayang, dia bakal jadi mama kamu." Raga memotong ucapan Sthira dan langsung menggedong Cerry.

Sthira menatap tajam Raga. "Raga apa-apaan, sih," geram Sthira.

Sayangnya orang yang ia ajak bicara tidak peduli ucapan Sthira barusan, dia malah mengobrol dengan Cerry yang kelihatnnya senang.

"Kamu harus panggil dia gitu, yah nanti papa beliin lagi mainan," bisiknya pada Cerry walaupun masih terdengar oleh Sthira.

Sthira sudah kesal melihat dua orang ini, lalu dia turun dari motornya. "Raga apa-apaan, sih kamu," lontarnya.

Raga menurunkan Cerry, lalu menatap Sthira. "Sthira titip Cerry, yah aku bener-bener gak bisa bawa dia keluar kota. Cuman kamu yang aku percaya."

Sthira mengepalkan tangan saking geramnya dengan orang ini.

"Cerry, kamu mau gak main sama mama Tira?" tanya Raga kepada Cerry.

Darahnya sudah mendesir merangkak naik ke wajahnya, ingin sekali Sthira menimpuk Raga, alih-alih mendidik Cerry dengan benar dia malah ikut-ikutan memanggil seperti itu.

"Iya, aku mau sama Mama Tira," jawab Cerry polos.

Lagi-lagi Sthira mengembuskan napas kasar, dia memijat panggal hidungnya frustasi.

"Raga kamu ..." tekan Sthira.

"Sthira, Cerry mau sama kamu," ucap Raga dengan penuh permohonan.

Sthira bergeming, dia cukup kesal pagi ini. Niatnya dia akan langsung berangkat ke tempat kerja, tetap saja Raga menahan Sthira pergi walaupun waktu masih terlalu pagi.

Sthira Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang