21. Ngasuh Anak Orang Lain?

16 5 6
                                    

Hay, kasih krisar yah, apalagi tentang part ini. Takutnya author salah riset ... terima kasih mau membaca cerita ini, love you all ♡

____

"Ni, urus Cerry, aku akan ada meeting." Praya mendudukan Cerry di meja liputan yang Raga gunakan.

Raga terkejut melihat Praya datang begitu tiba-tiba sembari membawa Cerry. "Apa-apaan si, kamu liat 'kan aku lagi liputan!"

"Iya, tapi aku gak ada waktu buat ngasuh Cerry aku ada meeting sebentar lagi," balas Praya.

"Ya, kamu mikir, dong aku lagi kerja!" berang Raga.

"Udahlah Raga, lo harus ngerti aku, aku ada acara penting!"

"Pentingan mana pekerjaan sama anak?" tanya Raga penuh penekanan.

"Ribut nanti dulu! Siap-siap sepuluh detik lagi!" bentak Produser menyela.

"Udah sana kamu pergi dari sini, bawa dulu Cerry!" paksa Raga.

Praya masih belum pergi padahal waktu masih terus berjalan.

"Aduh, cepetan ini lima detik lagi, beg*!" teriak produser dengan kesal.

"Tapi lo harus jagain Cerry!" teriak Praya kepada Raga.

"Iya, iya cepetan awas!" berang Raga.

Sang produser menghitung mundur waktu, sedangkan dalam tiga detik Praya memangku Cerry, lalu menunduk di depan meja liputan, untuk berlari menjauh dia tidak akan sempat maka dari itu Praya bersembunyi di bawah meja liputan, beruntung kamera hanya menyorot Raga seorang.

"Pemirsa kejadian menimpa seorang ibu tertabrak truk saat berusaha menyelamatkan anaknya yang lari menyebrang jalan, kejadian ini terekam kamera CCTV ...."

Setelah beberapa menit menunduk mengindari tangkapan kamera, akhirnya Praya bisa bangun yang masih memangku Cerry. Sebenarnya Cerry bersuara, tetapi Praya berusaha untuk menutup mulut Cerry.

Praya menurunkan Cerry dan mendudukkannya di sebuah kursi, lalu menghampiri Raga. "Aku titip dia, jam segini aku udah telat. Jadi aku pergi," bisik Praya agar tidak terdengar oleh orang lain terutama Cerry.

"Gak bisa gitu dong, aku ada liputan ke luar kota. Gak bakal bisa bawa Cerry, kamu ngertiin aku dong," protes Raga dengan berbisik.

"Aku juga sibuk gak ada waktu buat ngasuh Cerry," balas Praya.

"Aku nitipin Cerry ke kamu itu karna aku bakal liputan ke luar kota, lagian siapa lagi yang mau ngurusin Cerry kalau bukan kamu. Ke ibu aku? Dia pergi ke rumah kerabat ada acara nikahan, jadi gak mungkin titipin ke ibu," jelas Raga.

"Itu urusan kamu, pekerjaan aku juga penting buat masa depan Cerry, jadi ... sudah aku harus pergi." Praya melenggang pergi tanpa peduli pada Raga yang terus memanggilnya.

"Praya kamu!" Raga mengembuskan napas kasar. "Kamu masih belum berubah juga," lirihnya sembari menatap Cerry yang duduk di kursi.

Sekarang Raga bingung akan Cerry, tidak mungkin jika Raga akan membawa Cerry ke luar kota. Beberapa saat Raga ingat seseorang yang dia percaya selain ibunya, dia harus menitipkan Cerry pada orang itu. Ya, tidak lain orang itu adalah Sthira.

Raga menuntun Cerry untuk pergi.

"Raga mau ke mana lo?" tanya salah satu reporter.

"Mau ke suatu tempat," jawab Raga.

"Jangan lupa lo gantiin si Vina liputan," ucap reporter itu.

"Iya, santai aja," balas Raga.

***

Sthira Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang