57. Tiga Bersaudara

797 86 7
                                    

Rinai hujan basahi aku
Temani sepi yang mengundang
Kala, aku mengingatmu
Dan semua saat manis itu

Segalanya seperti mimpi...

"TEH––TETEHH!!!"

Kujalani hidup sendiri
Andai waktu berganti
Aku tetap takan berubah

"HO! TEH!!"

Aku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karna aku dapat mengenangmu
Untuk ku sendiri

"TEH KECILIN LAGUNYA!!"

"TEH, JIHO!"

"JIHOOO!!!"

Brak

Junkyu mengusap kasar wajahnya. Menatap kesal sang teteh yang kini tertidur pulas di atas kasurnya, masih dengan jas putih kebesaran juga tangan yang masih menggenggam kunci mobil

Mingyu mendengus nafas kasar, melepas deruan emosi yang sedari tadi menderu karena ulah adik kembarnya

Dengan langkah panjang, ia langahkan kakinya masuk ke dalam kamar sang adik. Berjalan menuju meja kerja.

Tangannya menyabut stop kontak speaker yang entah sadar atau tidak adiknya sambungkan ke ponselnya dengan volume musik yang luar biasa besarnya. Bahkan Junkyu yang udah terlelap dari beberapa jam yang lalu pun ikut kebangun, tersentak kaget saat mendengar debuman bass yang menggoncang dinding pembatas kamar keduanya

"Gilaaa! Bahkan suara hujan aja sampe ke redam sama suara musiknya si teteh"

Desis Junkyu geleng-geleng kepala.

Sedangkan sang pembuat masalah di waktu tengah malam begini, mulai tersadar dari tidurnya saat merasakan jas-nya tertarik, yang lalu di gantikan dengan selimut yang di taroh sampai ke bawah dagunya

Menyadari adik kembarnya ini mulai sadar, tapi berpura-pura menutup kedua matanya. Mingyu gak bisa untuk nahan tangannya yang langsung bergerak menyentil dahi Jiho. Gemas dengan kelakukan si perempuan

"HIH! Naon sih!"

"Naon, naon! Lo udah buat huru-hara tengah malem gini tuh, sadar gak?"

"Tau! Musik gede di biarin, malah di tinggalin tidur. Sumpah teh gue tarik ke hujan juga lo ini!"

"Tarik aja Kyu. A'a bantu! Ayok!"

Lepas sudah akhirnya ketawa Jiho yang ia tahan sedari tadi. Tak kalah gemas dengan ekspresi kesal yang di lemparkan dari dua laki-laki penjaganya ini.

Tapi tak lama ketawanya berhenti, berganti dengan wajah datarnya. Jiho bangkit dari baringnya, mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur. Selimut yang semula ada di atas badannya, kini ia gulung lalu di lemparkan kesal ke arah Mingyu.

Si bungsu juga tak luput dari serangan si teteh. Junkyu reflek menangkap bantal yang Jiho lemparkan ke arahnya

Mingyu menahan tangan Jiho yang kini mencari-cari bahan untuk di lemparkan, lalu menarik tangan adiknya gemas

"Naon sih naoh! Teteh kenapa? Jol ojol geura jadi A'a sama Junkyu yang di serang! Gak sadar diri yang udah buat masalah teh saha!" sergahnya lalu menggigit ujung jari Jiho gemas

Jiho menarik tangannya, lalu menatap sinis dua saudaranya, "Sumpah, gak ngerasa bersalah? Coba liat udah jam berapa sekarang?"

Junkyu Mingyu sama-sama menoleh ke arah jam dinding, menatap jarum yang sudah menunjukan pukul setengah tiga subuh

Anak Gang II - Beranjak Dewasa || 97LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang