16: Hyunsuk tahu(?)...

1.5K 221 9
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Doyoung menidurkan dirinya di sebelah badan Junghwan, tangannya sibuk menyusuri surai kecoklatan milik sang adik. Dengan mata yang tak pernah sedetik pun teralihkan, seakan khawatir jika ia berpaling maka akan ada yang menculik adik tergemasnya di dunia itu.

Butuh sedikit drama dan pemaksaan hingga akhirnya Doyoung mau ikut membaringkan diri di ranjang rumah sakit milik Junghwan. Si termuda itu mengancam tak akan mau minum obat seharian penuh jika Doyoung menolaknya, dan jadilah ia berada di ranjang yang sama dengan yang di tiduri Junghwan.

"Iya kak, Doyoung sama Junghwan mau nginap tempat Yedam beberapa hari ini. Oke kak, siap, makasih kak"

Doyoung mengalihkan perhatiannya dari Junghwan ke arah Yedam yang kini sudah mendudukkan diri di kursi sebelah ranjang Junghwan.

Seakan paham dengan tatapan Doyoung, Yedam meletakkan ponselnya di nakas, menghela napas berat, "udah aku bilang ke kak Hyunsuk kalau kalian nginap di rumah," jelas Yedam yang mendapat anggukan dari Doyoung, membuat pemuda itu kembali menatap wajah terlelap Junghwan karena pengaruh obatnya.

"Maaf ya dam, kamu jadi terlibat," sesal Doyoung lalu beranjak dari posisinya, berjalan untuk mengambil kursi lain dan meletakkannya di sebelah Yedam—mengamati wajah Junghwan dari pinggiran ranjang dengan posisi yang sama seperti Yedam.

"Kenapa minta maaf?, Kan aku udah bilang juga sejak lama, kalau Wawan itu udah seperti adek aku sendiri. Jadi stop rasa nggak enakan nya ya" kesal Yedam sambil menatap Doyoung yang saat ini tengah menatapnya dengan senyum simpul.

Doyoung mengernyit heran ketika Yedam dengan tiba-tiba menggenggam jemarinya, memperhatikan si terkasih yang menunduk dan mulai memain-mainkan jemari miliknya itu, "lagian kan kamu pacar aku, apa salahnya membantu pacar sendiri?"

Kalimat itu sukses membuat Doyoung termangu, namun sedetik kemudian tersenyum lebar. Apa ini?, Yedam baru saja menggunakan kata pacar untuk menyebut hubungan keduanya walau dengan nada malu-malu, tapi itu malah jadi menggemaskan bagi Doyoung.

Lama waktu mereka pacaran terbilang tak cukup singkat, tapi pemuda yang serupa dengan rubah di sebelahnya ini tak pernah sekalipun mau mengucapkan hal-hal berbau romansa berlebihan seperti tadi pada dirinya secara terang-terangan. Wajar saja bukan jika Doyoung senang?.

Dengan segera pemuda kelahiran Desember itu menarik bangku Yedam agar jauh lebih mendekati tubuhnya, menarik lengan Yedam dan di bawanya kedalam dekapannya.

"Makasih dammie, udah mau nemani aku. Jujur tanpa mu aku nggak tahu harus bertindak dan bereaksi seperti apa. Mungkin jika tidak ada kamu, aku hanya bisa seperti domba tersesat yang kehilangan arah, dan aku menemukan arah kembali karena kamu"

Yedam ikut tersenyum, tak menyangka jika kehadirannya dapat menolong Doyoung sebanyak itu. Dengan segera ia membalas pelukan Doyoung, dengan anggukan yang sesekali diberikannya.

Terlihat hangat namun mereka masih bisa merasakan dingin sebab keadaan.

Aneh.

Itu pemikiran Jaehyuk sejak lima hari yang lalu. Setelah kejadian di rumah, dan tak sekalipun Jaehyuk menemukan Doyoung di sekolah ataupun Junghwan di rumah setelahnya.

Yah memang selama ini pun mereka jarang berpapasan wajah walau mereka tinggal di bawah atap yang sama, tapi kali ini Jaehyuk sadar jika di rumahnya selalu tak ada orang. Hanya bibi Shin yang baru saja kembali tiga hari yang lalu, dan apakah Jaehyuk mau bertanya tentang Junghwan pada bibi Shin?, Tentu saja tidak.

Untuk Adek [Junghwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang