Asahi menghela napas lelah sembari membereskan buku-buku yang terlihat berantakan di atas meja, dilain sisi merasa bangga karena berhasil menyelesaikan target salinan penting dari beberapa buku paket untuk rujukan bimbingan belajarnya.Buku yang awalnya berantakan kini sudah tampak tertata rapi di depannya. Dengan teliti ia memperhatikan peralatan yang digunakannya sejak tadi.
Kerutan halus mengukir di kening Asahi, ketika melihat wajah Jaehyuk yang saat ini tampak tertekuk di sebelahnya. Jemarinya terlihat ribut memutar-mutarkan pena, sedangkan matanya hanya sekedar menatap kosong-tertuju pada lembaran buku paket yang memperlihatkan rumus kimia disana.
"Ada apa?," Tanya Asahi dengan posisi duduknya yang sudah menyamping-mengakibatkan dirinya dapat melihat Jaehyuk secara sempurna dari samping.
Digunakannya tangan kiri sebagai penompang dagu, sedangkan tangan kanannya tampak tak tenang karena terus mengetuk meja berwarna coklat tua di perpustakaan kota itu.
Hari ini hari Minggu. Hari yang sudah disepakati oleh keduanya untuk mencari referensi dari buku-buku di perpustakaan pusat kota. Tentu saja tujuannya untuk mempermudah dalam bimbingan belajar mereka besok.
Terlebih mereka sudah tak punya waktu bebas, karena bimbingan belajar mereka terjadwal setiap hari setelah pulang sekolah.
Tapi apa yang terjadi saat ini?, Percuma saja Jaehyuk memilih meja paling pojok dekat dengan rak terakhir di ruangan buku pendidikan umum-pemuda itu bilang biar fokus-tapi nyatanya ia hanya menggunakan waktunya untuk melamun seharian, tampak aneh dan tak berguna.
Helaan napas panjang terdengar dari arah Jaehyuk, terlihat ogah-ogahan pemuda itu ikut menyusun peralatan belajarnya.
Ditatanya berbagai buku paket Kimia yang tebalnya hampir lima senti itu, menjadikannya tumpuan di bawah lipatan tangannya.
"Aku rasa aku nggak bisa jadi seperti kak Hyunsuk atau Doyoung," kalimat itu membuat kerutan yang semakin dalam di kening Asahi.
"Terlebih setelah seminggu ini aku meluangkan waktu di rumah," tambah Jaehyuk setelahnya
"Maksud?," Tanya Asahi yang semakin tak paham.
"Maksudku, ini tentang Junghwan," cicit Jaehyuk lalu menelungkup kan kepalanya diantara lipatan lengannya, tapi kembali mengubah posisi sehingga kepalanya menoleh ke samping, bertatapan dengan Asahi yang juga tengah menatapnya dari posisi setengah duduk miringnya.
"Selama seminggu ini aku sudah mencoba mengakrabkan diri dengannya, tapi selama seminggu ini pula aku masih tetap merasa kaku dengannya. Bahkan aku sempat berpikir itu semua hanya sia-sia karena dia juga merasa tak nyaman denganku" tukas Jaehyuk yang ternyata menuangkan semua kegusarannya.
Asahi memilih diam, memutuskan untuk mendengarkan semua keluhan Jaehyuk hingga akhir.
"Selama seminggu ini pula aku baru mengetahui apa yang dia suka, apa yang tidak dia suka, atau apa yang biasanya ia lakukan di saat kosong. Bahkan apa kau tahu sahi?, Anak itu ternyata tak pandai bermain game" Jaehyuk tersenyum sendu di sela ceritanya.
"dia cerita pada kak Hyunsuk jika kawan barunya yang mengajarinya bermain game, bukan aku yang notabennya adalah abangnya sendiri yang mengajarinya." Tampak murung Jaehyuk membuang napas berat.
Jaehyuk merubah posisinya, menggunakan dagu untuk menompang diatas lipatan tangannya, "dan aku juga baru tahu ternyata dia sudah tak mengikuti kegiatan klub taekwondo nya sejak tiga bulan lalu, namanya bahkan di coret dari daftar absen karena tak hadir tanpa keterangan. Dan yang paling mengejutkan aku, anak itu ternyata gagal mengambil medali emas terakhirnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Adek [Junghwan]
Fanfiction[Completed] Biarkan ia bersikap egois sekali ini saja demi kebahagiaannya-Junghwan. Cerita ini mengandung sapuan moment BxB, jadi homophobia nggak usah mampir🙂👍🏼 Secuil Moment: √Dodam √Jaesahi √Hoonsuk √jeonghwan Start : 21/07/2021 Finish : 08...