11: (Special Flashback)

1.3K 191 11
                                    

Namanya special flashback, soalnya ketiga book aku lagi pada adegan flashback 😌👍🏼

Happy Reading~

.

.

.

.

11: Doyoung tahu...


Alur mundur
.
.
.
.

"Dobby aku nggak apa loh, beneran," seorang pemuda tampak menarik lengan Doyoung yang saat ini berada di depan meja tebusan obat.

Doyoung yang mendengar kalimat itu hanya mendengus lalu melirik pada kaki pemuda itu, mulai berjongkok lalu sedikit menekan pergelangan kakinya. Membuat pemuda itu meringis dan berdiri sambil menompang tubuh dengan dinding.

"Itu ya yang nggak apa dammie?," Sindir Doyoung dengan senyum jahil, membuat si pemuda bernama Yedam itu mendelik tajam.

"Itu makanya, kalau kerja tuh hati-hati kan udah di bilang biar Jisung yang pasang banner, ini malah ngeyel nekat manjat meja," Yedam yang melihat Doyoung tak akan berhenti mengoceh memilih acuh, lalu membalikkan badan meninggalkan Doyoung yang sedari tadi meneriakkan namanya, memaksa Doyoung untuk mengekor—menjaga dari belakang bila pemuda itu hilang keseimbangan.

Doyoung mengernyit ketika punggung di depannya tiba-tiba terhenti, membuatnya harus menggeser kan badan dan berdiri di samping Yedam.

"Dob, itu bukannya Wawan ya?," Tanya Yedam menunjuk sesuatu di depan, mau tak mau Doyoung mengalihkan pandangannya ke depan, melihat arah pandang Yedam.

Kerutan halus terlihat mengukir di kening Doyoung, menanggapi jika sosok yang di tunjuk itu benaran Junghwan.

Dengan cepat Doyoung lalu melihat Yedam, perlahan mengarahkan tubuh mungil itu untuk duduk di kursi tunggu yang kebetulan tepat di samping mereka.

Mengusap pelan rambut si pemuda kelahiran bulan Mei itu, "aku boleh samperin Junghwan nggak by?," Tanya Doyoung lembut pada kekasihnya itu.

Yedam tersenyum, "tentu saja, aku tunggu disini. Nanti cepat kasih tahu aku ya kalau ada apa-apa," pintah Yedam juga tampak sedikit khawatir, maksudnya apa coba yang di lakukan adik dari kekasihnya itu di rumah sakit?. Kan dia jadi ikut berpikiran buruk.

Doyoung mengangguk, lalu mencium pucuk kepala Yedam sebelum berlari, mengikuti Junghwan. Keningnya kembali berkerut saat melihat Junghwan yang masuk ke salah satu ruangan dokter, padahal dia berpikir Junghwan hendak menjenguk kawannya, nyatanya bukan.

Jelas saja hal itu membuat jantung Doyoung berdegup cemas, mulai risau karena pikiran buruk tiba-tiba tersampir di benaknya.

Doyoung lalu melirik koridor tempatnya berdiri sekarang, terlihat sepi karena bukan jalur ruang inap. Dari sini ia yakin jika adeknya itu sudah membuat janji khusus dengan dokter di dalam ruangan. Dengan perlahan Doyoung mendekatkan badan menuju pintu putih bertuliskan 'dr. Lee Taeyong' disana. Merasa cemas dan khawatir secara bersamaan.

"Keadaan mu memburuk,"

Napas Doyoung tiba-tiba terasa tercekat. Adiknya sakit?, Sakit apa?, Dia tak pernah tahu jika orang yang paling muda di keluarganya itu sakit.

"Aku telah mendapatkan hasil terbaru dari pemeriksaan labor mu kemarin. Sel kankernya berkembang, ini bukan Leukemia jenis kronis atau cronic myeloctic leukemia (CML) yang bisa sembuh dengan obat atau pil imatinib yang mampu mengontrol produksi darah di limfa seperti kemarin yang aku resepkan."

Untuk Adek [Junghwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang