20: berpura-pura

1.2K 195 4
                                    


Jaehyuk menatap jengah pada si tertua, Hyunsuk. Bagaimana tidak jengah?, Kakaknya itu hanya terus mondar-mandir berjalan di area ruang TV, dan itu sudah hampir satu jam lamanya!. Membuat Jaehyuk kesal karena pemuda itu terus menghalangi arah pandangnya yang tengah menonton.

"Kak bisa duduk diam nggak sih?, Capek sendiri gue lihatnya," kesal Jaehyuk akhirnya.

Hyunsuk menghela napas berat, lalu menatap jam elektrik di atas TV.

"Jae, kok Dobby sama Wawan belum pulang ya?, Inikan sudah hampir jam lima," terlihat gusar Hyunsuk mulai menggigiti kuku-kuku jarinya, menyakinkan siapa pun yang melihatnya langsung tahu jika pemuda itu tengah cemas.

Jaehyuk menanggapi dengan gelengan, lalu kembali menatap layar TV—tampak acuh. Padahal dalam hatinya ikut gundah, bahkan pikirannya ikut berkecamuk memikirkan si dua termuda di rumah mereka itu.

Jujur, mau se-acuh apapun seorang Jaehyuk, tetap saja pemuda itu tak pernah gengsi untuk menghubungi Doyoung-seperti bertanya apa pemuda itu di rumah atau tidak, bahkan beberapakali ia akan bertanya apa adiknya itu sudah makan atau belum. Tapi percayalah saat ini Doyoung tak membalas satu pun pesan yang ia kirim, bahkan pesan dari saat mereka pulang sekolah tadi.

Dari sini saja ia sudah tahu jika adik yang muda dua tahun darinya itu masih menyimpan kemarahan dalam dirinya, itu sebabnya dia mengabaikan semua pesan dari Jaehyuk.

Lalu kenapa tak mengabari si bungsu saja?, Jawabannya, Jaehyuk tak pernah saling bertukar pesan dengan Junghwan. Nomor telepon Junghwan saja ia tak menyimpannya, bagaimana caranya dia bisa menghubungi si Junghwan?.

Lagian jika Jaehyuk punya, ia tidak akan terlalu gegabah menghubungi ponsel Junghwan, terlebih saat mengingat kejadian terakhir saat mereka berkomunikasi seminggu lalu. Akan terlalu canggung dan mencurigakan jika ia tiba-tiba menghubungi si bungsu.

Keduanya menolehkan pandangan ketika mendengar suara pintu yang terbuka, menampilkan wajah Junghwan yang terlihat berseri. Namun sepertinya pemuda kelahiran Februari itu belum menyadari kehadiran kedua orang lainnya disana. Apa karena Junghwan sedang terlalu bahagia karena kejadian beberapa menit lalu?.

"Adek kok pulangnya telat?," Tanya Hyunsuk menatap dari tempatnya.

Junghwan tersentak, tangannya yang awal ingin menyentuh pegangan tangga teralihkan ke dadanya. Menghela napas lega ketika mengetahui yang menyapanya itu adalah si kakak tertua.

"Hmn, tadi Wawan nugas bareng teman, bikin project untuk praktek," jelas Junghwan dengan tangan saling bertaut di belakang badannya—merasa gugup karena yang memandanginya bukan hanya Hyunsuk, tapi juga Jaehyuk.

Hyunsuk mengangguk paham ketika mendengar penjelasan Junghwan. Dengan langkah pelan ia berjalan menuju sang adik, menarik lengan si muda sambil menuntunnya untuk berjalan ke sofa depan TV—tempat Jaehyuk saat ini.

"Kok nggak bareng Dobby?," Tanya Hyunsuk kemudian sambil mendudukkan diri di samping Jaehyuk, memberikan kode agar Junghwan ikut duduk di sampingnya.

Junghwan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia ragu karena khawatir jika ikut mendudukkan diri, Jaehyuk malah memarahinya.

"Kak Dobby masih ada rapat OSIS tadi bilangnya," cicit Junghwan karena Hyunsuk tiba-tiba menariknya untuk duduk. Dia beneran ketakutan sekarang, terlebih Jaehyuk sudah kembali menatapnya.

"Udah makan?," tanya Jaehyuk setelah menghela napas panjang sambil mengganti siaran di TV.

"Eh?," Gumam Junghwan tanpa sadar, "belum bang," jawabnya kemudian setelah menyadari pertanyaan Jaehyuk.

"Ya udah, cepat mandi, tadi kak Hyun udah masak" tambah Jaehyuk masih dengan pandangan fokus ke layar TV.

Junghwan masih berada di posisinya, tak meyakini pendengarannya yang baru saja mendengar ucapan Jaehyuk. Hingga mata bulatnya teralih dari melihat Jaehyuk, menjadi melihat Hyunsuk yang saat ini tengah mengusap lembut rambutnya.

Untuk Adek [Junghwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang