25: Rencana

1.1K 175 6
                                    


Jaehyuk berdiri gugup di depan sebuah pintu, terlihat frustasi karena pintu itu tak kunjung membuka sejak kemarin malam.

"Gimana bang?" Tanya Doyoung yang baru datang dari arah tangga, di tangannya sekarang terlihat membawa senampan makanan yang sudah di siapkan Hyunsuk untuk Junghwan.

Jaehyuk menggeleng, terlihat jelas jika pemuda kelahiran Juli itu amat frustasi, "nggak mau di buka juga sama adek".

"Pakai kunci serep gimana?. Kakak khawatir, adek belum makan dari kemarin soalnya", usul Hyunsuk yang datang dengan berbagai kunci di genggaman tangan mungilnya itu.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, tapi tetap saja tak ada satu pun yang berhasil membujuk Junghwan untuk membuka pintu sejak semalam.

Membuat si ketiga saudara tertua Nya semakin panik dan kalang kabut karena terlalu khawatir.

Ide Hyunsuk itu bagus, tetapi mereka bertiga dilema sekarang—takut bila Junghwan semakin marah karena mereka dengan lancang membuka pintu kamarnya tanpa izin.

Doyoung menghela napas berat, lalu meletakkan nampan itu di meja hias dekat pintu kamarnya. Mengambil kunci itu dari tangan Hyunsuk.

Jika Junghwan marah padanya karena ia membuka pintu tanpa izin, ya sudah. Memang semua hal itu harus ada resiko. Yang hanya dia pikirkan itu keadaan Junghwan yang tak kunjung keluar dari kamarnya sekarang.

Perlahan kunci itu mengarah ke ganggang pintu, memutar untuk membuka pengaitnya—siap melihat apa yang ada di sebalik pintu kamar sang adik.

"Dek?" Panggil Jaehyuk yang mendorong pintu agar terbuka sedikit lebar.

Hening.

Tak ada yang menanggapi dari dalam ruangan itu.

Hingga mata ketiganya melotot kaget ketika menemukan tubuh Junghwan yang sudah tergeletak di atas lantai, bersebelahan dengan meja nakas.

Di sana terlihat banyak pil obat yang berserakan di sebelah tubuhnya. Mungkin obat-obat itu ikut terjatuh bersamaan tubuh Junghwan sebelumnya.

"Junghwan!" Panggil ketiganya.

Tak ada jawaban dari pemuda itu, hanya jejak darah yang terlihat membekas di bawah hidung. Wajahnya pucat dengan suhu tubuh yang dingin dan bibir sedikit membiru.

Membuat panik ketiganya.

"Gimana?" Tanya Jongseob ketika sampai dan langsung meletakkan tasnya di kursi samping Junhyuk.

Junhyuk sedikit menoleh, lalu kembali fokus mencoret asal di lembaran belakang buku miliknya.

"Apanya yang gimana?" Tanyanya kembali untuk menanggapi pertanyaan Jongseob.

Helaan napas berat terdengar dari Jongseob, "Junghwan. Apa kau sudah dapat kabar tentang dia?" Tanyanya secara jelas.

Junhyuk menggeleng lesu, lalu sedikit mengedikkan dagu untuk menyuruh Jongseob bertanya pada Niki saja.

Jujur dia menyesal. Terlalu merasa bersalah pada teman mereka yang satu itu.

Tak ada satu pun dari mereka bertiga yang merasakan suasana baik sekarang.

"Nik," panggil Jongseob membuat pemuda itu menoleh, "Junghwan gimana? Masih belum ada kabar juga ya?" Tanyanya sambil melirik kursi Junghwan yang kosong.

Niki menggigit bibir bawahnya dengan resah, menggeleng sebelum akhirnya ikut menatap kursi di sebelahnya.

"Udah seminggu ini dan tak ada kabar satu pun tentang dia" jelas Niki yang sebenarnya sudah di ketahui oleh semua orang.

Junhyuk tiba-tiba mendelik, menatap keduanya dengan cemas, "eh Wawan ngga pindah sekolah kan?!, Please jangan sampai" argumen Junhyuk itu jadi membuat Niki dan Jongseob ikut menjadi over thingking. Apa itu mungkin?, Siapa tahu saja kan Junghwan memang tidak ingin bertemu dengan mereka lagi, makanya ia memilih untuk pindah sekolah.

Niki mencebik, antara sedih dan kesal karena tak tahu harus bertingkah atau bereaksi seperti apa.

"Gimana kalau nanti sepulang sekolah kita ke rumah Junghwan?" Usul Jongseob yang langsung mendapatkan tatapan penuh harap dari Niki dan Junhyuk.

"Apalagi ini udah seminggu. Seminggu itu waktu yang cukup lama untuk orang marah kan?, pasti Junghwan udah mau dengar alasan kita".

Senyum akhirnya terbit di wajah ketiganya karena usul itu berhasil sampai ke tahap sepakat.

Memikirkan terlalu banyak hal itu tidak bagus, akan lebih bagus jika memastikannya sendiri.


































TBC...

Lagi malas nulis kemarin, makanya singkat(╥﹏╥), tapi pengen update sekarang, ah udah lah...

Kayanya book ini akan menyusul book Treasure deh. Mendahului Orange, mungkin jauh lebih cepat tamatnya

See you next chap💎~

(13/10/2021)

Untuk Adek [Junghwan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang