15. Seneschal

12 11 0
                                    

"Aku meragukan rencana kita ini. Aku tidak yakin para rogue itu akan begitu saja menerima tawaran kita untuk masuk ke istana. Bisa jadi orang suruhan kita malah akan habis dibunuh mereka." keluh Raja Edravio.

"Yang Mulia, Yang Mulia tidak perlu khawatir. Kita tau persis kemampuan komunikasi Putera Mahkota. Saya yakin dia dapat meyakinkan kaum rogue itu agar mau masuk ke kerajaan." Sang Penasihat mencoba meyakinkan.

"Lalu bagaimana jika mereka menyerang kita dari dalam, begitu mereka masuk ke kerajaan?" tanya Raja lagi.

"Yang Mulia tidak perlu khawatir. Begitu masuk ke wilayah kerajaan, dapat dipastikan tentara kita akan tetap lebih unggul dari mereka. Ini kawasan kita, kita menguasai medan ini, Yang Mulia." jawab Sang Penasihat.

Sang Raja mengangguk, kini sudah yakin dengan rencana dan langkah yang di ambil.

"Kalau begitu sekarang semua bergantung pada keberhasilan Jeno meyakinkan puteraku untuk datang kesini." ucap Sang Raja.

____________________________

Pintu besar terbuka, pria berpakaian serba hitam masuk ke ruang singgasana megah bernuansa merah.

Ia meletakkan manusia yang kini tak sadarkan diri di lantai.

Jeno berlutut di depan singgasana, dimana Sang Raja duduk.

"Kau bisa jelaskan apa yang kau bawa ini?" tanya Sang Raja, menaikkan sebelah alisnya.

"Yang Mulia, manusia ini adalah kekasih Puteri Yeona. Dia tidak sengaja melihat Tuan Puteri sedang meminum darah rusa sehingga saya memutuskan untuk membawanya kesini." jelas Jeno.

Sang Raja mengetukkan jarinya, tampak berpikir.

"Bunuh dia." titahnya datar.

Kening Jeno berkerut kaget, "Yang Mulia, dia adalah kekas-"

"Bunuh dia." potong Sang Raja.

"Yang Mulia, anda tidak mengerti, dia sangat berar-"

"Aku tidak mengerti? Lebih seperti kau tidak mengerti perintahku. Ku bilang bunuh dia." Sang Raja tidak membiarkan Jeno menyelesaikan kalimatnya.

"Maaf, Yang Mulia, membunuh dia pasti akan membuat Tuan Puteri sangat sed-"

"PENGAWAL!" teriak Sang Raja.

Wajah Jeno berubah panik ketika 2 orang pengawal berlari menghampirinya.

"Bunuh manusia itu." perintah Raja kepada kedua orang pengawal di hadapannya.

"Tunggu! Anda tidak bisa melakukan itu-"

Kedua pengawal tadi mengangkat tubuh Jaemin.

Bugh!

Brak!

Jeno meninju salah satu pengawal dan melemparnya jauh, mencoba menghentikan mereka.

"JENO!" Raja berteriak murka.

Tubuh Jeno kaku sejenak, sebelum kembali melanjutkan, "Yang Mulia, tolong dengarkan saya. Tuan Puteri benar-benar mencintai orang ini. Dia akan sangat terluka jik-"

"Suatu kesalahan untuk jatuh cinta pada manusia." potong Sang Raja dingin.

Jeno menghela frustasi.

"Sekarang, kau pergi dari sini dan lanjutkan tugasmu." perintah Raja.

Jeno berusaha merebut tubuh Jaemin dari pengawal yang dari tadi mengangkatnya di pundaknya, hendak membawanya keluar.

"Tinggalkan dia disini!" bentak Raja pada Jeno.

ʙʟᴏᴏᴅ ꜱᴜᴄᴋᴇʀꜱ || 𝓣𝓱𝓮 𝓛𝓸𝓻𝓮𝔃 | ᴸᵉᵉ ᵀᵃᵉʸᵒⁿᵍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang