20. Rencana

11 7 0
                                    

Xander tertegun, tidak tau harus bereaksi bagaimana. Yang dialami Taeyong terlalu tragis. 

Ayahnya itu memang gila tapi ia tidak menyangka separah ini.

Membunuh anak-anak dan wanita tak bersalah.

Seperti jelmaan setan.

Xander bahkan tidak meragukan perkataan Taeyong sedikit pun. Ayahnya memang gila.

"Gue bahkan ga tau gimana lo bisa bertahan melewati semua itu." ucapnya dengan nada bergetar.

Ia sudah pernah merasakan perihnya ditinggalkan belahan jiwanya. Saat itu rasanya ia hanya ingin menyusul istrinya ke alam baka.

Taeyong menahan genangan air matanya agar tidak menetes.

"Gue mau dia nerima balasan atas semua tindakannya, kak. Tolong jangan hambat gue." ucap Taeyong tegas.

Genggaman tangannya mengeras, sedikit tenaga lagi dan gelas di tangannya akan pecah.

Xander menggeleng lemah, "Gue ga akan membantu lo, tapi gue juga ga akan menghalangi. Silahkan lakukan hal yang perlu lo lakukan, Yong."'

Taeyong mengangguk, "Makasih, kak."

"Kapan lo berangkat?" tanya Xander.

"Tiga hari lagi. Gue berangkat bareng Jaehyun." ia melirik sahabatnya itu, "Sisanya bakal nyusul setelahnya."

Xander mengangguk, "Oke."

Ia berdiri bersiap meninggalkan tempat itu.

"Oh iya kak, satu lagi," ucap Taeyong membuat Xander kembali menatapnya.

"Gue turut prihatin atas meninggalnya pacar Yeona. Perlu lo tau, Jeno ga bersalah sedikit pun atas kematian dia. Raja itu yang membunuhnya. Jeno anak yang baik, dia cuma mau melindungi Yeona, jangan sampai Yeona membencinya karena hal yang bahkan tidak dia lakukan."

Xander menghela nafas kasar, kepalanya sungguh pening.

Ia mengangguk, "Iya, thanks udah kasih tau gue."

"Gue pamit dulu, sampai ketemu di istana terkutuk itu." ucap Xander.

Ia menjabat tangan Taeyong dan memeluknya. Menepuk pelan punggung teman yang sudah seperti adiknya itu.

Setelahnya ia juga menjabat tangan Jaehyun lalu pergi meninggalkan rumah itu.

Yeona's POV

Kemarin papa baru pulang setelah mengerjakan sesuatu selama 2 hari.

"EH? Taeyong?!" ucapku kaget begitu melihat seorang pria yang ku kenal di depan gerbang istana.

Aku habis berkeliling kerajaan dan sekarang hendak kembali masuk ke istana.

Tadi aku juga sempat berkenalan dengan beberapa warga dan anak-anak kecil.

Mereka sangat menggemaskan. Yah, tinggal di sini tidak buruk juga.

Taeyong tersenyum dan membungkuk kepadaku, "Selamat siang, Tuan Puteri."

Aku terkekeh, "Siang juga...", aku melirik pria lain yang ikut membungkuk di belakang Taeyong.

"Ngapain kesini?" tanyaku.

"Ga boleh nih? Ya sudah aku pulang lagi saja." ucap Taeyong, membalikkan badan hendak melangkah pergi.

"Eh, ga gitu maksudnya." balasku geli. Aku menahan lengannya membuat ia kembali menghadapku.

"Aku ada perlu dengan ayah dan kakekmu." ucapnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ʙʟᴏᴏᴅ ꜱᴜᴄᴋᴇʀꜱ || 𝓣𝓱𝓮 𝓛𝓸𝓻𝓮𝔃 | ᴸᵉᵉ ᵀᵃᵉʸᵒⁿᵍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang