0.6

412 97 51
                                    

0.6 - 651 kata
selamat membaca!























"Bang."

Kai tetap dalam posisinya walau kedua rungu di kepalanya mendengar panggilan seseorang. Niki datang, sepertinya akan mencoba membuatnya lebih tenang.

Sebuah tangan hinggap di bahunya, membuat Kai yang menunduk akhirnya mendongak.

"Kenapa lu gak tenangin Bang Beomgyu aja?" tanya Kai lirih, Niki dapat melihat mata lelaki blasteran itu sedikit sembab.

Yang lebih muda menghela nafas, menatap lurus ke arah kolam ikan di depan mereka.

"Gua curiga sama Bang Beomgyu."

Kai menoleh semangat, "Beneran?!"

Niki mengangguk samar. Jujur, saat mencerna semua situasi, satu orang yang paling Niki curigai itu Beomgyu.

Bagaimana dengan kalian?

Kai tersenyum senang, merangkul temannya dan tertawa pelan, "Akhirnya ada yang beropini sama kaya gua."

Hening beberapa saat, ditemani suara jangkrik yang kemungkinan nyasar ke halaman belakang rumah Soobin. Keduanya masih saling merangkul, malam ini sepertinya akan sangat panjang.

"Menurut lu yang setelah ini mati siapa?" tanya Kai tiba-tiba, membuat kerutan di kening Niki.

Lelaki itu berpikir, tidak pasti. Ya mau bagaimana, di sini kita disuruh saling membunuh, 'kan? Tidak ada pola tertentu.

"Bang Sunoo?"

"Lah? Kenapa?"

Niki mengangkat bahunya. "Bang Beomgyu beres makan setelah Bang Sunoo, 'kan? Bisa aja dia nyamperin Bang Sunoo buat bunuh di—"

"Kalau lu mikir begitu kenapa masih disini?! Ayo kita cek keadaan Sunoo sekarang!"

Keduanya bangkit tergesa-gesa. Masuk ke dalam rumah dan melewati Sunghoon yang sedang tidur di kursi bekasnya makan tadi, kelihatannya pemuda itu tidak ada niat beranjak.

Rumah terasa sepi, entah pergi kemana yang lainnya sampai mereka berdua hanya menemukan Sunoo yang sedang membaca buku di kamar tempat 2 jasad direbahkan.

"Ngapain kalian? Dikejar dedemit?"


































••





































"Ahh ... lega ...."

Yeonjun keluar dari toilet salah satu kamar di sana, membenarkan celananya sebelum keluar ruangan tersebut. Tidak seperti malam kemarin, malam ini sama sekali tidak terdengar teriakan-teriakan.

"Dor!"

"Waw, kaget."

"Sialan lu, Bang!"

Yang dibuat terkejut langsung tergelak, melihat wajah memelas Jake yang gagal membuat Yeonjun jantungan.

"Lagian, tadi 'kan gua minta anter lu."

Jake mendengus, menerima kenyataan kalau dirinya gagal membuat yang lebih tua terkejut. Yeonjun langsung merangkul lelaki itu, namun Jake menjauh, membuat tangan Yeonjun terlepas.

"Lu cuci tangan gak?"

Yeonjun berkedip lalu melirik tangannya, "Belum, di sini gak ada sabun."

Jake semakin menjauh. "Jangan deket-deket."

"Yaudah ayo anter gua ke dap—"

"JANGAN PEGANG!!"

Yeonjun melongo, ada apa dengan Jake? Mendadak ide jahil muncul di kepalanya dan langsung menempelkan tangannya pada baju seragam Jake.

Plakk

"JOROK ANJING!"

"Eh! Eh, jangan lari! Anter dulu gua ke dapur!!"

Terjadi aksi kejar-kejaran diantara keduanya, Jake yang takut disentuh dengan tangan yang sangat tidak steril milik Yeonjun, dan Yeonjun yang meminta diantar ke dapur.

Brakk

"Aduh! Pala gua!"

Soobin memegang kepalanya, seseorang melesat ketika dia tengah menutup pintu dapur sambil bersenandung. Pelaku penabrakan itu sontak terkejut dan langsung membantu Soobin yang tersungkur untuk berdiri.

"Maaf-maaf, hehe." Yeonjun meminta maaf sambil menarik Soobin dengan kedua tangannya.

"BANG SOOBIN JANGAN MAU DIPEGANG SAMA BANG YEONJUN!!"

Keduanya menoleh bersamaan, melihat Jake yang sudah diambang pintu menuju ruang tengah.

"DIA ABIS BERAK BELUM CUCI TANGAN!"

"BANG YEONJUN ASU! Huhu ... tangan mulus gua ...."
























••































Beomgyu bangun dari tidurnya, mendadak haus ketika bermimpi sedang berada di gurun pasir. Lelaki itu tidak berniat meminta antar pada teman di sebelahnya atau siapapun, lebih memilih berjalan sendiri menuju dapur dengan mata setengah terpejam.

Sudah hampir tengah malam, semuanya sudah tidur dengan lelap, kecuali dirinya.

Kakinya terus melangkah, mengabaikan dengkuran teman-temannya yang menyapa telinga. Beomgyu sampai di dapur, terus melangkah menuju meja makan untuk mengambil sesuatu.

Clak

Tuk

Beomgyu menginjak sesuatu, kenyal dan lengket, kakinya juga menendang sesuatu yang bulat dan berbulu. Kepalanya spontan menunduk, matanya terbelalak melihat apa yang tanpa sengaja dia injak dan tendang.

"S-sunghoon?"

Itu sebuah kepala, kepala Sunghoon, terpisah dari tubuhnya yang kini berada di salah satu kursi meja makan.

Beomgyu menutup mulutnya, menahan teriakannya sambil memundurkan badan.

Bruk

"Bang? Lu ngapa—Bang Sunghoon?!"

Itu Niki, yang sudah terbelalak tak percaya. Bersama seseorang dibelakangnya, Heeseung.





















________________
to be continue




warning! jangan overthinking guys!

You Die, You LoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang