0.9

375 88 27
                                    

0.9 - 805 kata
selamat membaca!


















Beomgyu keracunan, itu yang dapat mereka simpulkan ketika mendengar bagaimana proses pengambilan nyawa lelaki bermarga Choi itu. Diduga keracunan ramen semalam, karena susu yang Beomgyu minum tidak beracun.

Sunoo sebagai yang membawa susu tersebut langsung menghabiskannya, makanya susu tidak menjadi kandidat utama.

Sedangkan ramen, bisa saja 'kan ada seseorang yang sengaja memasukkan racun pada mangkuk Beomgyu?

Bersama dengan Jay yang kini sudah tidak bernyawa dengan punggung yang bolong.

Kemungkinan, berapa kali tusukan?

"Kai." Heeseung menoleh ke arah Kai yang saat itu kedua tangannya diikat.

Yang dipanggil melirik malas, "Apa?"

"Pistol yang sebelumnya lu pake buat ngancem Beomgyu, mana?"

"Lu mau apa? Bunuh Kai pake pistol itu?" sinis Yeonjun.

Heeseung pasti sedikit dendam karena sudah diserang oleh Kai secara tiba-tiba, untungnya lelaki blasteran itu dapat ditenangkan dan langsung diikat.

"Enak aja." Heeseung mengelak sambil menatap datar Yeonjun. "Gua mau pinjem, siapa tau bisa dipake tembak kaca."

"Lah, iya? Kenapa gak kepikiran!" Soobin menjawab, menghela napas lega sambil tersenyum, "dimana, Kai?"

"Bawah ranjang," jawabnya sambil menoleh ke arah ranjang.

Jake yang menjadi oknum yang paling dekat dengan ranjang langsung membungkukkan tubuhnya, mengambil benda hitam sambil tersenyum kecil.

"Nih," ujarnya sambil memberikan pistol tersebut pada Heeseung.

"Coba munduran dikit."

Semuanya menjauh, melihat bagaimana Heeseung mengarahkan ujung pistol tersebut ke sebuah kaca jendela yang berada di kamar itu.

"Satu ... dua ... tig—eh?"

Pelatuknya sudah ditekan, namun peluru tak kunjung keluar. Padahal sebelumnya pistol tersebut terisi dengan penuh.

Sunoo mengerutkan keningnya, mendekat dan mengambil alih pistol ditangan Heeseung.

"Lah? Kosong?"

"Perasaan kemaren penuh," celetuk Niki sambil menggaruk tengkuknya. "Gagal dong kita?"

"Sabar-sabar aja, ya."



























••



















"Kenapa manggil gua ke sini?" Sunoo menghentikan langkahnya, menarik telapak tangan Yeonjun yang menariknya masuk ke salah satu kamar di sana.

"Gua liat orang yang bunuh Jay itu, pake celana seragam sekolah."

"Lu nuduh gua?"

Yeonjun mengangguk, "Iya"

Tujuan Yeonjun mengajak Sunoo menjauh, ingin menanyakan sesuatu yang sedikit fatal jika ditanyakan di depan semua teman-temannya.

"Jangan emosi, dengerin gua dulu."

Sunoo menghela napas dan mengangguk, "Sok."

"Baju Kai berdarah karena kena cipratan darah Jungwon, Jake berdarah juga karena kena cipratan Beomgyu, Niki berdarah karena dia ikut angkut mayat Sunghoon. Baju sama celana lu berdarah kenapa, Noo? Lu, 'kan mantan psikopat, jangan bilang gua salah karena lu sendiri yang bilang ke gua," duga Yeonjun sambil menatap lelaki gembil itu lekat.

Sunoo menunduk sambil tertawa kecil, "Itu udah lama banget, Bang."

"Lu nuduh gua karena gua mantan psikopat, gitu?" tanya Sunoo dengan nada mengejek.

"Lu salah, salah besar."

"Bilang ke gua alasan kenapa baju lu penuh sama darah." Yeonjun bersikukuh, ingin mengetahui alasan seragam Sunoo terkena darah.

Yang ditanya menghela napas lagi dan mengubah raut wajahnya menjadi datar.

"Gua ngangkut mayat Jungwon sekaligus mandiin dia kalau lu lupa," jawabnya sambil memiringkan kepala.

"Dan ... lu salah besar karena udah nuduh mantan psikopat."


























••

















Kai berada di dalam gudang olahraga bersama Soobin dan Jake, mencari sesuatu yang mungkin akan mereka temukan dengan tangan terikat. Bodoh sekali mereka, mengapa mengikatnya kalau masih butuh bantuan?

Jake memilih pergi ke tempat bola kecil menumpuk yang tempatnya dipisahkan oleh tembok pendek, meninggalkan Soobin dan Kai yang tengah mencari di antara rak baju olahraga.

Soobin belum memeriksa ruangan ini, tidak tahu kalau temannya yang lain.

Dugh

"Aduh!" Tubuhnya tersungkur, Kai tiba-tiba menendangnya dan membuat dirinya terhuyung ke depan.

"Lu pelakunya 'kan, Bang?" tanya Kai dengan nada sepelan mungkin.

Soobin meringis, merasakan tangannya sakit karena diinjak oleh temannya. "Atas dasar apa lu nuduh gua?"

"Gua liat lu bawa-bawa roti yang sama kaya yang gua temuin di samping Taehyun waktu itu!"

"Lu gak tau ada roti yang bungkusnya sama di sebelah watafel segunung? Bukannya lu nuduh Beomgyu?"

"Dia udah mati, gua salah ngira."

Soobin terkekeh remeh, "Kalau gua mati sekarang, lu tetep bakal nuduh gua?"

Kai bergeming dengan wajah yang perlahan mulai melunak, dia bangkit setelah mendengar pertanyaan Soobin yang ada benarnya juga.

"Lagian, apa alesan gua buat bunuh lu semua di rumah gua sendiri? Gak ada, 'kan?" ucapnya seraya membenarkan kemeja dan melangkah keluar ruangan.

Heeseung yang tak sengaja melihat Soobin melangkah dengan kesal langsung menatap Kai.

"Dia kenapa?"

Kai menggeleng, "Gua salah lagi, hehe."

Heeseung terkekeh pelan dan mendekat.

"Gua nemu ini."

Kai mengerutkan kening, melihat bubuk putih yang berada di dalam plastik yang di atasnya tertera beberapa kata.

"Racun?"
















••


























Jake menaiki tangga dengan tergesa setelah menemukan sesuatu yang mengejutkan di lantai 1, dirinya berinisiatif menghampiri pemilik rumah yang dia tahu sedang berada di lantai 2.

Langkahnya tergesa, hampir saja terjatuh di salah satu anak tangga kalau dirinya tidak segera memegang pegangan tangga.

"Bang!"

Bagusnya, saat sampai matanya langsung disuguhi penampakkan Soobin yang sedang berjalan menuju tangga.

Soobin dibuat heran, ada apa Jake datang dengan panik sambil membawa seragam sekolah di tangannya? Iya, satu set seragam sekolah ada di tangan Jake saat itu.

"Apaan?"

"Gua nemu ini!" ujar Jake seraya membuka seragam tersebut hingga terpampang noda darah yang cukup besar.


























________________
to be continue

You Die, You LoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang