epilog

541 94 38
                                    

epilog - 553 kata
warn, di sini ada beberapa kalimat psikopat (?) yang mungkin membuat tidak nyaman
selamat membaca!













































Masuk jebakan.

Definisi 2 pemuda yang kini sudah terbujur kaku setelah mendapat tusukan brutal dari Sunoo, berbeda dengan Jake yang tidak bernyawa di atas kursi dengan lubang peluru di dahinya.

Semuanya telah tuntas, Soobin sudah selesai dengan dendamnya begitu pula Sunoo yang menjadi rekan kerja samanya.

Tubuh keduanya dibaluti cairan kental berwarna merah yang tadi sempat mengalir deras dari 3 korban baru mereka. Soobin masih terengah, membunuh manusia tidak semudah yang dia kira. Berbeda dengan Sunoo yang sepertinya merindukan hobi lamanya.

Soobin menoleh, mendapati lelaki gembil yang kini rambutnya tidak putih lagi, 75% helai rambutnya dibaluti warna merah, dan itu namanya keindahan.

"Makasih ya, Noo."

"Yo," respon Sunoo yang masih bermain-main dengan jasad Yeonjun.

Mengenaskan, biar 'ku ceritakan kondisi 3 orang yang sudah tidak bernyawa di ruang tengah.

Jake, tubuh diikat penuh dengan mulut yang masih dilakban. Jangan lupakan peluru yang menembus benda hitam itu sehingga membuatnya mengeluarkan darah dari mulut. Juga 2 peluru yang bersarang di kening dan matanya.

Kai? Leher sebelah kirinya sedikit luka—ahh ralat, bukan sedikit, sangat terluka. Bahkan hampir putus kalau Sunoo tidak ditahan oleh Soobin tadi. Beberapa kukunya berpindah tempat ke meja kecil di samping tang. Benar-benar psikopat.

Yeonjun, kain yang membalut luka di kakinya kini bersimbah darah. Bagaimana tidak? Sunoo meninggalkan sebilah pisau menancap di bawah sana, menembus hingga punggung kaki. Jangan lupakan mata Yeonjun yang hampir keluar karena kelopaknya sudah terkelupas.

Kembali ke cerita, di mana 2 pemeran lainnya kini sedang bersantai di meja makan sambil meminum segelas es teh manis.

Soobin tersenyum senang, "Gua seneng banget, sumpah."

"Gua juga, makasih udah ngajak, ahaha!" gelak Sunoo sebelum akhirnya menyeruput teh manis.

Seketika rasa aneh menjalar di tenggorokannya, pahit campur amis dan asam menjadi satu.

"Uhuk-uhuk!" Sunoo terbatuk, mengeluarkan darah dari mulutnya yang kini menggenang di atas meja makan.

Matanya menatap tajam Soobin yang masih tersenyum ke arahnya. "Lu?— uhuk!"

Tidak kuat menahan sakit yang kini berpindah ke dadanya, Sunoo terjatuh dari kursinya dan tak sadarkan diri dalam sekejap mata.

Soobin bangkit dari duduknya. "Maaf, tapi mereka semua ngerencanain kejutan lu, Sunoo. Dalam artian, lu adalah pelaku utama yang bikin ortu gua meninggal."

Lelaki jangkung itu beranjak, melangkah ke arah pojok dapur dan mengambil satu botol besar bahan bakar, menuangnya di setiap sisi dan beralih ke ruangan lain.

Melangkah dengan pasti mengelilingi rumah dari atas sampai bawah, membuat satu botol besar bahan bakar tersebut kosong.

Kini dirinya di loteng, terkekeh pelan ketika menyadari ternyata Niki berhasil kabur.

Sekotak korek api di tangannya, rasa gatal di tangan membuatnya sesegera mungkin menyalakan benda sebesar jari bayi itu.

"Mah, Pah, Soobin nyusul nih," ujarnya sebelum menjatuhkan korek api tepat di atas botol bekas bahan bakar yang masih mengeluarkan tetesan yang tersisa.


























••





























Niki terlambat, sangat.

Dirinya datang bersama sekelompok polisi di waktu yang sangat tidak tepat. Melihat rumah Soobin dilahap si jago merah hampir seluruhnya, meyakinkan dirinya bahwa di dalam sana semua orang sudah terbakar habis.

"Ikut kami ke kantor polisi, Anda harus memberi penjelasan atas tuduhan pencemaran nama baik saudara Choi Soobin pemilik rumah yang kini hampir hangus."

Inilah akhirnya. Mungkin karena dirinya bilang kalau seorang Choi Soobin melakukan pembunuhan di dalam rumahnya sendiri tanpa adanya bukti, dan saat kembali malah terjadi kebakaran hebat yang hampir melahap rumah di sebelahnya.

Sayang sekali, Niki tidak mengenal Kim Taehyung. Pelaku ketiga yang masih bersembunyi dibalik tangisnya.



















________________
fin










































akhirnya selesai sampai epilog
bagaimana? maaf kalau endingnya kurang memuaskan dan karena cerita ini banyak kekurangannya, terlebih di kepenulisannya ehehe
terimakasih karena sudah membaca dan mendukung cerita ini sampai akhir, kuberikan kepada kalian cinta segunung
(っ.❛ ᴗ ❛.)っ ❤️

ngomong-ngomong, ada yang penasaran bagaimana cara Soobin dan Sunoo membunuh sebelumnya tanpa ketahuan yang lain? kalau iya, aku bisa publish extra chapter setelah ini

sekali lagi terimakasih!
sampai jumpa dilain waktu!

You Die, You LoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang