1.4 - 756 kata
selamat membaca!"Shim Jaeyoon."
Jantung pemuda yang kini tengah diikat di atas kursi berpacu sangat cepat, Jake di sana dengan mulut dilakban dan ujung pistol di dadanya. Entah apa yang harus ia lakukan, kepalang kalut melihat raut wajah kedua temannya yang tidak pernah ia lihat.
Anyway, masihkah pantas disebut teman?
"Ada kata-kata terakhir?"
"Mulutnya dilakban, bego." Sunoo tergelak, menertawakan Soobin yang terlihat mendramatisir karakter antagonisnya.
Yang ditertawakan mendengus, "Biar bagus gitu, Noo."
Jake sendiri sempat heran, apa alasan Soobin dan Sunoo berbuat ini? Bahkan dia tidak mengingat pernah mencuri barang di rumah Soobin, walau pernah ada niat.
Hehe.
"Langsung aja deh." Sunoo duduk di depan sanderanya, tersenyum kecil dengan gagang pisau menumpu di bawah dagu.
"Kita bisa aja lepasin lu, mau bantu gak?"
Dan kini, yang paling membuat Jake bimbang adalah, harus mengangguk atau menggeleng.
••
"Akhirnya ...." lirih Niki ketika berhasil membuka ikatan di seluruh tubuhnya.
Lelaki muda itu kini masih di loteng, hampir saja terlupakan karena aku pelupa (╥﹏╥).
Kakinya melangkah menuju tangga dengan perlahan, mengendap-endap agar tidak mengeluarkan suara yang cukup keras.
Tak sengaja matanya menangkap sebuah kapak yang menancap di dinding, Niki mengambilnya, berjaga-jaga takut ada serangan mendadak dari Soobin.
Setelah bergulat dengan pikirannya sambil merenung tadi, Niki bisa menyimpulkan kalau dalang dari semua kejadian ini bukan hanya 1, melainkan lebih.
Kenapa ya? Pokoknya setelah beberapa kejadian melintas di kepalanya, Niki rasa tidak mungkin kalau Soobin melakukannya sendiri.
Langkahnya terhenti saat selesai menuruni tangga lantai 2, melihat Sunoo yang sedang membuat sesuatu di dapur. Kenapa tenang sekali? Padahal kini rumah cukup berantakan dari sebelumnya, ya walaupun memang sebelumnya juga berantakan.
Niki menyembunyikan tangannya di belakang badan, menghampiri Sunoo yang detik itu langsung melihat ke arahnya.
Ingatkan Niki untuk tidak bercerita apapun ya, karena mau bagaimanapun bisa jadi Sunoo adalah rekan Soobin, 'kan?
"Nik? Lu kemana aja sih?! Gua nungguin buah dari tadi gak dateng-dateng."
Iya, Sunoo sempat menyuruh Niki untuk mengambilkan tempat buah yang ada di meja makan ke kamar. Bukan lupa, tapi ada kejadian yang tidak diharapkan terjadi.
Lagipula kamu malah main billiar, Nik.
Niki terkekeh pelan, "Yaudah maaf, itu lu lagi bikin apa?"
"Sirop, mau?"
"Enggak deh, sakit perut nanti."
Hening beberapa saat, jarak 2 meter diantara mereka sama sekali tidak bertambah atau berkurang. Sunoo menikmati sirupnya di atas meja makan, sedangkan Niki senantiasa berdiri tanpa mau mendekat karena takut ketahuan membawa kapak.
Mengingat sesuatu, terlintas di benak Sunoo ketika Soobin bilang dirinya mengurung Niki di loteng? Itu artinya Niki sudah mengetahui siapa pelakunya, 'kan?
"Ya—"
"Lu—"
Mereka mengeluarkan kata berbarengan, bukannya kikuk keduanya malah menahan tawa karena merasakan kecanggungan yang biasanya tidak ada.
"Gua dulu deh."
"Sok."
"Yang lain kemana?"
Sunoo sedikit terkejut, namun tidak dengan ekspresinya yang terlihat santai. "Ada di kamar, liat aja gih."
Bohong, Niki tahu itu bohong. Karena dapat ia dengar tadi kalau terjadi kejar-kejaran antar beberapa orang yang membuat rumah sedikit berguncang.
Anggukan sebagai responnya, menunggu Sunoo membuka suaranya.
"Btw Nik, lu udah tau siapa pelakunya?"
Niki mengangkat bahunya spontan, sudah tahu apa yang akan ditanyakan Sunoo. "Gak yakin sih gua."
Sunoo ber-oh ria, mengangguk paham sebelum keheningan kembali melanda.
"Kalau gitu, gua ke kamar dulu ya." Niki berbalik, melupakan sebuah kapak yang kini terlihat di ujung mata Sunoo.
••
"Eh! Itu ada mobil!" pekik Yeonjun sambil menarik Kai yang tadinya menarik dia.
Kai juga ikut kegirangan, berlari mengikuti langkah Yeonjun yang sudah keluar dari gerbang. Mereka selamat, syukurlah. Semoga setelah ini bisa ke kantor polisi dan melaporkan semuanya.
Mobil berhenti tepat di depan mereka, jendelanya menurun, menampilkan sosok yang tidak asing tengah mengerutkan keningnya.
"Bang? Bisa anter kita?" tanya Kai dengan senyum yang makin merekah.
Lelaki menormalkan raut wajahnya, masih heran kenapa banyak sekali darah di tubuh 2 pemuda yang berada di luar mobilnya.
"Kemana?"
"Kantor polisi."
Ia mengangguk, menyetujui permintaan Yeonjun untuk mengantar mereka ke kantor polisi.
"Tapi gua mau balik dulu bentar, gapapa 'kan? Deket kok," tawarnya sambil menaik-turunkan alisnya.
Kai dan Yeonjun saling pandang dan segera mengangguk bersamaan. "Gapapa, Bang."
"Yaudah, masuk."
Dengan tergesa keduanya masuk, duduk bersampingan tanpa memperdulikan darah segar yang menodai kursi kendaraan roda 4 itu.
"Kalian kenapa?"
"Hampir mati kita, Bang." Kai berucap dengan nada frustasi.
Yang mendapat jawaban akhirnya menyadari kalau ada yang tidak beres di dalam rumah Soobin.
"Gi-gimana?"
"Soobin berusaha bunuh-bunuhin kita satu-satu, haduh gatau lagi deh." Yeonjun bersandar pada kursi sambil memegang kepalanya.
"Kalau Sunoo kemana?"
Tertekan, ketika menyadari kalau yang membantunya adalah seorang Kim Taehyung.
Bersamaan dengan itu, mobil memasuki gerbang Soobin dan berhenti tepat di halaman depan rumah tersebut.
Taehyung menoleh dan tersenyum kecil.
"Sunoo kemana?"
________
ending
KAMU SEDANG MEMBACA
You Die, You Lose
Mystery / Thriller[TXT ft. ENHYPEN] [Selesai] Mereka tidak menyangka, acara kejutan yang diadakan menjadi awal peristiwa yang menyenangkan. Mulai : 25 Juni 2021 Selesai : 29 Juni 2021 ft. stry contest : @tern-woo #3 in sunoo - 31.07.21 #4 in taehyun - 09.08.21 #3 in...