Aku terkejut ternyata transmigrasi benar-benar ada, buktinya dirinya lah yang mengalaminya. Sejak syok kala itu aku mulai gila seakan ini semua hanya ilusi otak semata. Aku mencoba dengan memukul kepala ku di dinding, menampar wajahku berkali-kali. Bukannya bangun malah rasa sakit lah yang aku dapatkan. Dan lihatlah dia seperti kembali ke abad pertengahan, apa dirinya menjelajahi waktu seperti di film-film. Tapi bagaimana bisa dan apa alasannya. Baiklah aku akan mencari alasan mengapa aku berada disini. Toh mau mengelak juga aku tidak bisa. Mari kita berakting sampai aku menemukan jalan untuk kembali. Ayo berfikir!
Pintu terbuka pelayan tadi kembali dengan membawa seorang pria paruh baya."Nona saya mohon berbaringlah biar tabib memeriksa nona"
Aku hanya mengangguk mengikuti. Tabib itu memeriksa dan mulai bertanya tentang identitas ku eh ralat tapi identitas tubuh ini.
Aku hanya menjawab dengan gelengan karna memang aku tidak tau siapa gadis ini.BRAAKK
tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok pria usia sekitar 30an namun tampan berambut sama denganku (rambut gadis ini). Apakah dia ayahnya ?
"Erva apa kau baik-baik saja nak? Apa ada yang masih sakit? Tidak papa beritahu semua pada ayah nak jika kau kesakitan"
Hei lihatlah dia persis seperti pamanku sangat cerewet. Baiklah mari kita berakting.
"Ayah??
Apakah anda ayah saya?"Pria itu melotot. Ya ampun sudah berapa kali aku diberi pelototan seperti ini. Pria itu langsung menatap ke arah tabib.
"Sepertinya benturan saat insiden terjadi mengakibatkan nona amnesia tuan. Saat ini nona tidak mengingat apapun. Saya sarankan jangan terlalu memaksa Nona mengembalikan ingatan nya. Biarlah nona mengingatnya secara perlahan-lahan."
"Huuufftt.... Nak apakah kau tidak mengingat ku. Aku ayah mu Duke Arnold Aleister. Apakah kau ingat sesuatu?"
Aku menggeleng. Bahkan ini saja pertama kali aku melihatnya. Tapi tunggu sepertinya aku pernah mendengar namanya. Aiiihhh sudahlah kepala ku pusing memikirkan nya. Kulihat raut wajahnya yang sedih. Aduh kenapa ayah gadis ini sangat tampan jadi tak tega melihatnya >.<.
"Ayah jangan khawatir aku pasti bisa mengingat ayah lagi" jika bisa' lanjut ku dalam hati
"Baiklah jangan terlalu memaksakan dirimu ayah sangat khawatir saat mendapat kabar kau diserang, seharusnya ayah memberikan penjagaan ketat. Maafkan ayah" tertunduk ia merasa bersalah karena dirinya Putri satu-satunya hampir tak selamat.
Seperti nya ayah tubuh ini sangat menyayangi nya. Wah apakah seperti ini rasanya memiliki ayah. Aku tersenyum setidaknya aku akan sedikit berterimakasih pada siapapun yang membawa nya kesini, ingat hanya sedikit tidak lebih.
"Ayah tidak salah ini semua tidak bisa kita hindari aku selamat dan itu sudah cukup bukan. Masalah ingatan ku aku rasa mungkin akan sulit ayah karena aku tidak mengingat apapun. D-dan...jika aku melakukan hal yang tidak seperti biasanya maafkan aku."
Yap ini harus di antisipasi terlebih dahulu agar kedepannya mudah dan tidak perlu dicurigai sikap ku nantinya.
"Jadilah dirimu sendiri putriku, aku akan sangat bahagia jika kau bahagia"
"Wahhh lihatlah senyumnya itu, ingat Giselle dia ayahmu." batinku
____________________°
Setelah Emma pelayan Erva yang tadi, menceritakan siapakah dirinya. Giselle sadar akan sesuatu pantas saja dia tidak asing mendengar nama ayahnya.
Dan ternyata dia adalah....
Minerva Aleister putri Duke Aleister dari kerajaan Mezran. Dan yang makin membuat ku bertambah syok yakni aku menjadi sosok antagonis dalam novel Crown Princess yang pernah kubaca. Dalam novel diceritakan Minerva atau Erva merupakan tunangan Grand Duke Liberon namun ia tidak mencintai tunangannya itu namun mencintai putra mahkota. Keduanya memang tak saling mencintai. Pertunangan terjadi karena alasan politik, ayah Erva saat itu menolak keras tapi karena perintah raja demi menyelamatkan ekonomi kerajaan ia harus merelakan putri satu-satunya itu bertunangan dengan Grand Duke dari kerajaan Derwain.
Erva yang tak terima dirinya dikorbankan pun memusuhi ayahnya, dan mulai mengejar cinta nya terhadap Putra Mahkota Mezran. Lain halnya dengan Putra Mahkota ia sangat membenci Erva karena memicu perang antar kerajaan karena telah menghianati perjanjian pertunangan antar kerajaan tersebut. Dimana raja kerajaan Derwain merasa dihina sebab perekonomian kerajaan Mezran dibantu tapi malah dihianati.
Bendera perang dikibarkan namun hal itu akan merugikan kerajaan Mezran alhasil dari panglima Mezran meminta untuk berunding untuk menyelesaikan masalah ini. Sebagai ganti penghianatan itu Putra Mahkota harus menikahi putri raja Derwain. Hal inilah yang membuat putra mahkota membenci Erva. Namun tak disangka kedekatan putri raja Derwain dan putra mahkota menumbuhkan perasaan cinta. Hal itu membuat Erva marah besar. Segala hal ia lakukan untuk merebut putra mahkota kembali namun naas setiap rencana digagalkan oleh mantan tunangannya Grand Duke Liberon.
Seperti novel pada umumnya, Grand Duke Liberon menjadi second male lead dalam novel Crown Princess. Ia menyukai putri raja Derwain. Karena tau Erva ada niatan jahat pada sang putri. Akhirnya ia membongkar kebusukam Erva. Dan berakhir Erva di penggal.
Tamat.
"DAN AKU LAH YANG MENJADI ERVAA"
Tak bisa ku bayangkan kepalanya akan dipenggal hanya karena cinta tai ayam seperti itu. Hei dia baru saja ingin menikmati liburan malah mendapat tamparan kisah seram tentang takdir gadis ini.
Huaaaaa bagaimana dengan impian ku punya uang banyak. Memang dia bertransmigrasi ke tubuh anak orang kaya tapi kalo usia mu pendek sama saja percuma. Ia ingin memaki tapi entah kepada siapa.
Seingatnya, Erva akan mulai jatuh cinta pada putra mahkota pada pesta debutantenya. Semacam love at first sight gitu lah.
"Emma berapa usia ku saat ini?"
"Usia nona akan menginjak 17 tahun 2 bulan lagi. Dan pesta debutante nona akan dilaksanakan di aula istana nona"
Wahh berarti 2 bulan lagi aku akan menemui cecunguk itu. Baiklah Erva aku tau ini tubuhmu tapi demi kesejahteraan bersama mari jangan pernah kau jatuh cinta pada nya. Demi hidup tenang bergelimang harta jangan pernah kau dekati dia.
"Emma siapkan aku baju sederhana aku akan berkeliling kastil"
Sebenarnya aku risih selalu menggunakan gaun tapi apalah dayaku putri seorang bangsawan ༎ຶ‿༎ຶ. Aku berkeliling kastil ditemani Emma untuk membantu ku mengembalikan ingatan. Padahal aslinya percuma saja karna aku bukan Erva."Emma bagaimana sikap ku pada dirimu dulu? Katakan sejujurnya Emma" aku penasaran Erva merupakan antagonis bukankah biasanya antagonis akan kasar dan semena-mena pada orang yang berada di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE NOT ME
FantasyGiselle awalnya hanya ingin berlibur ke rumah pamannya namun sesuatu terjadi padanya saat akan meraih novel yang menarik perhatiannya itu. Bingung, Sedih, Marah, bahkan hampir gila ternyata ia menjadi anak seorang Duke dalam novel yang pernah ia bac...