Tak terasa sudah 2 Minggu aku berada di dunia novel ini. Aku sudah mencari dari berbagai buku di perpustakaan namun nihil, tidak ada ada satupun buku yang menjelaskan mengenai transmigrasi. Padahal aku berharap ada ritual sejenis pemindahan jiwa gitu."Apa kau mencari sesuatu?"
Dia adalah pria yang waktu itu diperpustakaan saat aku pertama kali kesini. Dia selalu saja berada didekat ku entah apa tujuannya. Saat ku tanya apakah dia salah satu penjaga di perpustakaan. Dia hanya menjawab 'mungkin'
Mari kita ingat kembali saat itu
Flashback
Aku terbangun sudah berada di kamarku. Loh bukannya tadi aku di perpustakaan.
"Emma bukannya kita tadi di perpustakaan?"
"Benar nona tapi anda ketiduran, lalu seorang pria menggendong anda. Dia mengatakan nona ketiduran saat membaca buku. Kami ingin membangunkan Anda. Tapi Anda tertidur sangat lelap, bahkan ada guncangan kereta kuda anda tetap terlelap."
Yah memang sih aku tidur seperti orang mati. Tapi tunggu digendong seorang pria.
"Emma siapa yang menggendong ku?"
"Saya tidak tahu nona dia tidak memberitahu kami. Dia hanya mengatakan jika nona ketiduran lalu meletakan nona dikereta kuda, setelah itu dia pergi sebelum kami ingin menanyakan identitas nya."
Apa mungkin pria yang itu ya
"yasudahlah lupakan saja."
Flashback end.
Aku menatap pria misterius ini, entah sudah berapa kali ku tanya siapa dirinya. Dan yang kudapatkan hanya sikap menyebalkan nya itu.
Apa mungkin dia pria yang membunuhnya waktu itu, dari gelagatnya dia seperti orang yang mencurigakan seperti menyembunyikan sesuatu."Hei apakah kau orang yang pernah membunuh ku?"
"Apa alasan mu mengatakan hal seperti itu?"
"Ya sangat jelas kau menyembunyikan identitas mu lalu kau selalu muncul di hadapanku. Apa itu kurang jelas."
"Dasar bodoh. Kalau aku ingin membunuh mu kau sudah mati tenggelam saat itu tanpa bantuan ku. Aku yang menyelamatkan mu saat itu. Aku juga sedang mengejar pembunuh itu. Aku sedang mengawasimu karena aku yakin dia akan mencoba melukai mu lagi. Seharusnya kau berterimakasih."
"Jadi orang itu dirimu kukira hanya bayangan saja. Kalau begitu terimakasih tuan aku berhutang nyawa padamu."
"Ciih dasar, kau tadi sempat menuduhku sekarang dengan mudahnya kau meminta maaf"
Wah Daebak! Orang ini dibaikin malah ngelunjak.
"Hei makanya kau beritahu aku dari awal, siapa dirimu sebenarnya agar aku tidak salah paham."
"Panggil aku Aresh."
" Jadi nama mu Aresh. Baiklah tuan Aresh yang baik hati mohon maafkan kesalahan nona ini karena telah menuduh anda tanpa bukti."
Sambil tersenyum paksa."Apa begini seorang nona bangsawan berterimakasih pada orang yang menyelamatkannya!?"
Nahkan sudah kubilang makin ngelunjak ini orang. Baiklah sabar Giselle
"Jadi tuan apa yang tuan inginkan, saya akan mengabulkan permintaan tuan yang baik hati ini. Pengen muntah deh rasanya" lanjut batinku.
Kulihat wajahnya tersenyum senang eh ralat tersenyum smirk. Eiiitts.... tu-tunggu perasaan ku tidak enak. Hei apa rencana mu bajingan. Mataku menatap khawatir padanya baru saja ingin melayangkan peringatan. Tiba-tiba dia mendekat ke arahku. Jantung ku berdegup kencang seperti habis marathon. Wajahnya akan mendekat ke arah ku. Refleks aku mundur namun tangan Aresh sudah berada di pinggangku, menahan agar tidak menjauh. Aku melotot, wajahnya semakin dekat menuju samping wajahku dia berbisik sesuatu.
"Bagaimana jika aku meminta dirimu saja"
Heeeiiiii jangan harap hal itu terjadi, aku refleks menggigit pundaknya.
"Aaaaasss'
Hei kenapa kau menggigit ku?""Kau itu itu yang kenapa tiba-tiba meminta diriku yang cantik ini. Kau pikir aku jalang apa seenaknya mengatakan 'aku meminta dirimu saja' cuih jika kau butuh penghangat ranjang pergilah ke rumah bordir aku akan membayarnya sebagai balasan atas pertolonganmu bukan diriku yang masih suci ini."
Aku menatapnya ganas. Seenaknya saja asal nyeplos gitu dikira aku ini jalang apa. Aku langsung pergi. Namun tunggu ada yang kurang gigitan seperti nya terlalu ringan. Aku kembali berjalan kearahnya tanpa aba-aba aku menginjak kakinya. Dia melotot tajam seperti nya kaget dengan tindakan ku.
"Jika kau tak terima datanglah ke kediaman Duke Aleister aku akan mengganti rugi serta membalas kebaikanmu waktu itu."
Ucapku langsung berlari takut ia akan murka. Hehehe dasar pria mesum gila rasakan itu.
Sedangkan Aresh masih mematung ditempatnya. Dia menatap punggung gadis yang sedang berlari itu.
"Awas saja kau Erva akan kubuat kau benar menjadi milikku dan mengurung mu di Kastil ku."
Sudah 2 Minggu ini Aresh mengawasi Erva dan saat itu pula ia sangat tertarik dengannya. Entahlah dia sangat ingin memiliki gadis itu. Saat raut Erva serius membaca, saat Erva cemberut, saat Erva berfikir raut wajahnya membuatnya ingin memakan pipi chubby nya itu. Bahkan ia sangat nyaman berada di dekat Erva. Erva berbeda dari gadis bangsawan lainnya seperti ada sesuatu yang unik. Dialah sang Grand Duke Naresh Liberon menyukai Minerva Aleister.
Awalnya dia hanya menyelidiki kasus yang melibatkan kerajaan Mezran. Pembunuh yang menjadi salah satu kunci kasus ini sedang mengincar Erva putri Duke Aleister kerajaan Mezran. Hal itu membuat nya harus menyelidiki lebih lanjut alasan pembunuh itu mengincar Erva. Apakah Erva mengetahui sesuatu hingga membuatnya diincar.
Namun sudah 2 Minggu ini ia merasakan hal aneh. Rasa ingin memiliki begitu besar pada gadis itu.
"Minerva Aleister, you will be Mine" gumamnya sambil tersenyum smirk.
"Amoon keluar lah sampaikan pada Raja Mezran bahwa aku Duke Liberon mendatangi kerajaannya". Saat berucap muncul sosok pria berbadan tegap dengan mata zamrud khas pasukan Dewa perang. Dia Amoon pasukan khusus dari Dewa Ares, yang diberikan pada Naresh sebagai pelindung serta tangan kanan sang Grand Duke.
"Baik tuan akan saya sampaikan".Dalam sekejap Amoon menghilang.
"Baiklah Erva eits... apa aku harus memanggil mu Mine, Hahaha aku tak sabar memanggil mu milikku" matanya menerawang jauh entah apa yang sedang direncanakan Aresh. Sekarang hal yang pertama akan ia lakukan adalah mencari pembunuh yang mengincar gadisnya itu.
Aku up kalo lagi senggang ya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE NOT ME
FantasyGiselle awalnya hanya ingin berlibur ke rumah pamannya namun sesuatu terjadi padanya saat akan meraih novel yang menarik perhatiannya itu. Bingung, Sedih, Marah, bahkan hampir gila ternyata ia menjadi anak seorang Duke dalam novel yang pernah ia bac...