CHAPTER 16 [Pedebatan]

1.8K 273 15
                                    

Erva sudah tidur. Tubuh memang tidak bisa berbohong, niat awal ingin begadang menjaga diri dari pria mesum ini. Malah dirinya sudah tertidur pulas dengan posisi menghadap Aresh. Sedangkan Aresh dia tidak tidur dirinya berpura-pura tidur agar Erva cepat istirahat. Saat ini dia sedang menatap Erva. Dia sangat kagum pada gadis dihadapannya ini. Meskipun telah mengalami hal berat, Erva tidak menunjukkan tanda-tanda trauma sama sekali. Aresh sudah bertanya pada tabib apa mungkin Erva akan mengalami trauma ringan. Tapi tabib mengatakan bahwa Erva sudah mulai terbiasa pada kondisinya saat ini. Menjadi calon Grand Duches pasti memiliki banyak musuh. Apalagi menjadi istri Aresh yang notabene memiliki banyak musuh.

"Aku tak ingin kau berada dalam bahaya karena diriku lagi Mine"

Dia memeluk Erva posesif. Dia tak ingin kejadian serupa terjadi lagi. Dia harus menemukan dalang dari semua ini.

"Akan ku selidiki siapa dia. Dan memberinya kepada Armus. Sabarlah Armus kau akan mendapatkan hidangan kesukaan mu"

___________________°

Mentari sudah terbit. Aresh sedang menatap wajah Erva dengan intens. Sungguh dirinya tak menyangka Erva tidur dengan sangat tidak anggun. Mulut terbuka serta rambut acak-acakan.

'Terlihat sangat cantik'

Sungguh Aresh kerasukan setan apa sampai-sampai cara tidur ala kebo dianggapnya sangat cantik. Aresh tak ingin beranjak, melihat Erva tidur menjadi kesenangan tersendiri buatnya. Yang ditatap pun belum juga membuka matanya. Erva bergerak menggeser selimut. Dan sungguh suatu pemandangan yang indah. Aresh mengalihkan pandangannya. Baju tidur yang Erva kenakan sedikit terbuka dibagian dada. Tapi ia tak bisa menolak pemandangan indah ini.

'Tidak Aresh bersabarlah, jangan membuat kesan buruk pada nya. Ingat jangan pernah membuat kepercayaan nya hancur padamu'

Aresh menarik selimut dan menutupi seluruh tubuh Erva. Sebaiknya ia mandi, berlama-lama dengan Erva bisa membuatnya hilang kendali.

___________________°

Erva terbangun. Dirinya melihat kesekeliling ruangan. Semalam dia ingat akan tidur bersama dengan Aresh. Dia membuka selimut mengecek apakah ada yang kurang.

'Huuufftt syukurlah aman, apa dia benar-benar tidak macam-macam padaku?'

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka. Aresh sedang bertelanjang dada bagian bawahnya tertutup kain putih.

Erva melotot sungguh indahnya pemandangan yang ada dihadapannya kini. Roti sobek apalagi ada bekas air mengalir mengikuti lekuk tubuh pria itu. Sungguh menambah kesan seksi dan bahu lebar itu sangat sandarable. Erva sampai-sampai tak bisa menutup mulut nya. Sangat menggoda

'Wuuuaaahhh roti sobek anjir' batin Erva.

Sedangkan pria yang ditatap sudah memasang senyum smirk.

"Apa kau menikmatinya Mine?" Ucapnya sambil berjalan kearah Erva.

Erva gelagapan ternyata Aresh menyadari dirinya sedang berfikir mesum.

'Kenapa malah aku yang jadi mesum anjir' batinya.

"E..e...eengak aku hanya kaget saja. Lagipula kenapa kau tidak memakai baju!" Elaknya sambil mencoba menjauhi tatapan Aresh. Sungguh merutuki kebodohannya.

'Dasar bodoh kau Giselle' makinya dalam hati.

"Benarkah? Ternyata wajah kaget mu seperti itu. Sungguh menggiurkan untuk dicoba" ucapnya sambil menunduk sejajar dengan wajah Erva.

"Apa maksudmu?" Tanya Erva bingung.

"Wajah mu saat terkejut sungguh berbeda seperti orang yang sedang melihat sesuatu yang nikmat"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHE NOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang