CHAPTER 5 [Gion Ragren]

2.9K 385 5
                                    

Hari ini Erva sedang menjalani kelas bangsawan, jujur saja Erva sangat dongkol dengan semua tata krama bangsawan. Harus duduk tegak, harus berjalan dengan anggun, harus inilah itulah. Sampai-sampai dirinya harus mempelajari sopan santun saat makan.

"Bahkan didunia ku dulu aku makan sambil mengangkat kaki ke kursi, dan apa-apaan ini bernafas saja harus diatur iramanya" batinku

Madam Lavne sangat tabah mengajariku padahal sudah berkali-kali aku melakukan kesalahan. Salahkan diriku yang barbar sejak lahir. Ayah mengatakan sudah waktunya aku mulai aktif melakukan aktivitas ku seperti dulu. Jujur saja aku tidak tau aktivitas seperti apa yang dijalani Erva asli, yaiyalah jiwa ku aja berbeda dengannya. Tapi dengan kartu andalan lupa ingatan. Dengan itu aku bisa dimaklumi. Emma pelayan pribadiku itu sudah menjelaskan semua kegiatan Erva asli. Mulai dari menjalani kelas bangsawan, berlatih pedang, dan belajar pelajaran umum lainnya.

"Emma kapan kesatria Gion akan datang?"

"Sebentar lagi nona, kesatria Gion sedang menghadap tuan Duke"

"Baiklah kalau begitu siapkan baju berlatih ku, aku akan ke tempat pelatihan terlebih dahulu".

"Baiklah kalau begitu siapkan baju berlatih ku, aku akan ke tempat pelatihan terlebih dahulu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gion Ragren merupakan kesatria milik keluarga Aleister. Emma mengatakan dulu Gion ditemukan oleh ayahku saat berpergian ke kerajaan sebrang. Gion ditemukan dengan keadaan yang mengkhawatirkan. Keluarga nya ditemukan tewas sedangkan Gion dia sekarat dengan luka-luka yang cukup parah. Ayahku saat itu yang menolong nya dan segera diobati tabib keluarga Aleister. Alhasil ia yang tak punya siapa-siapa mengabdi pada ayahku.

Dia yang saat itu masih muda sudah menoreh prestasi dengan gelar kesatria terbaik. Itulah sebabnya Gion di percaya sebagai tangan kanan ayah. Aku sudah tiba di tempat pelatihan, Gion ditunjuk ayah sebagai guru pedang ku. Aku sempat menolak nya lantaran aku tidak perlu dilatih secara khusus oleh kesatria terbaik seperti itu. Lantaran tugas seorang kesatria pastilah sangat berat dan aku tidak ingin mengganggu pekerjaan nya itu. Namun ayah bersikeras agar aku dilatih oleh Gion katanya agar aku lebih cepat belajar dan bisa melindungi diri agar kejadian serupa tidak lagi terjadi. Dan akhirnya perdebatan panjang itu berakhir dan aku yang mengalah.

"Nona anda sudah tiba?"

Wuuaaahh apa ini sungguh nyata! Ada malaikat dihadapanku. Gion tiba dengan pedang yang ada disampingnya itu. Apakah dia Gion sang kesatria tampan eh ralat kesatria terbaik.

"Nona apa anda baik-baik saja?"

Lamunanku buyar. Aku tidak baik-baik saja oi hampir mleyot rasanya.
"A-aku b-baik-baik saja" dasar mental lemah kau Giselle dihadapan pria tampan saja kau sudah gugup seperti ini.
"Jadi apa yang harus dipelajari terlebih dahulu tuan" ucap ku mencoba tidak terlena dengan wajahnya itu.

"Ah nona cukup memanggil saya Gion saja. Hari ini kita akan menguji ketahanan tubuh nona terlebih dahulu"

"Baiklah mari kita mulai."

SHE NOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang