33. Valuable

189 32 30
                                    

Tanpa berpikir apa-apa lagi, (y/n) menyamankan posisi kepalanya di pundak Seungmin.

Tangannya bergerak pelan untuk melingkar di pinggang Seungmin, membalas pelukannya.

Ia masih berada di dekapan pemuda Kim.

Dengan tangan Seungmin mengusap pelan belakang kepalanya, memberi ketenangan.

Dapat Seungmin rasakan kalau tangisan (y/n) sedikit mereda dan mereka hanya sama-sama terdiam sekarang.

Namun sepersekian detik berikutnya, (y/n) benar-benar tersadar kalau ia tidak seharusnya seperti ini. Ia tidak seharusnya berada di posisi ini. Ia tidak seharusnya mendapatkan pelukan dari Seungmin seperti ini.

Dengan cepat, (y/n) menjauhkan tubuhnya dari Seungmin. Kembali membuat jarak diantara mereka.

"Seungmin, g-gue ... Minta maaf."

Sebisa mungkin ia menghindari tatapan Seungmin.

"Untuk apa?"

"G-gue, udah bikin baju lo basah."

Seungmin tersenyum tipis. Ia menuntun (y/n) untuk duduk di sofa ruang tamu apartemen milik (y/n).

(Y/n) menurut, bagaimanapun kondisi hatinya sedang tidak baik jadi tak terlalu bisa berpikir jernih.

Kemudian Seungmin ikut duduk di sebelahnya, mengusap pundak gadis itu dengan pelan.

Seungmin sebenarnya cukup bingung harus apa karena selama ini ia tidak pernah berada dalam situasi seperti ini; menenangkan seorang perempuan yang sedang bersedih.

"Udah, jangan nangis lagi."

Tangan (y/n) mengusap air matanya dengan pelan, tidak ada tindakan dari Seungmin untuk membantunya.

"Jangan nangis lagi ya? Lo udah nangis daritadi, jadi udahan. Jangan terlarut dalam kesedihan."

(Y/n) kembali mengusap air matanya, kemudian mendongak untuk menatap Seungmin, ia tersenyum sekilas.

"Makasih banyak ya, Min. Gue udah gak papa kok, lo balik aja ke JYP, ntar dicariin malah lo yang dimarahin."

"Gak, gue di sini dulu."

"Seungmin—"

"Lima menit."

(Y/n) menghela nafas pasrah, ia butuh sendiri, namun ia juga butuh dan tenang ada Seungmin di sebelahnya.

Keadaan diam sejenak, Seungmin tidak tau harus membawa obrolan mereka kemana karena ia takut salah bicara dan malah membuat (y/n) semakin sedih.

Sedangkan (y/n) sibuk bergelut dengan pikirannya. Pikirannya berkecamuk tidak tau harus memikirkan yang mana terlebih dahulu.

"Min. Gue mau nanya sesuatu, boleh?"

Seungmin menoleh, tatap (y/n) yang masih menunduk dari samping, "tanya aja."

"Lo kenapa ... Ikutin gue kesini?"

Tatap mata mereka ketemu, (y/n) ingin memutusnya namun seolah tatapannya dikunci oleh tatapan Seungmin.

Helaan nafas keluar dari bibir Seungmin, "gue gak tega liat lo diginiin terus, (y/n)."

"Diginiin maksudnya?"

Raut wajah (y/n) berubah bingung. Sedikit membuatnya bingung karena tentu saja pastinya Seungmin tidak mengetahui apa yang terjadi antara dirinya dan Vanya.

"Vanya."

(Y/n) semakin mengernyit, "kenapa Vanya?"

Seungmin memutar seluruh tubuhnya agar duduk menghadap (y/n), "masalah yang selama ini terjadi sama lo, juga Vanya, gue udah tau semuanya kalo itu ... Ulahnya Vanya. Lo gak perlu sembunyiin semuanya dari gue dan gue minta maaf, selama ini gak pengertian sama lo."

𝐅𝐚𝐧𝐬 𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥 𝐊𝐮𝐨𝐭𝐚 || 𝑆𝑒𝑢𝑛𝑔𝑚𝑖𝑛 𝑋 𝑌𝑜𝑢Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang