9. Cedera

158 22 8
                                    

🚫 A/N :
I don't update my projects in another website except wattpad.

Bagi kalian yang menemukan story ini serta project lainnya di website lain selain wattpad serta akun ini, itu bukan saya karena saya cuma update semua project saya di wattpad.

Thankyou!

***

Setelah berpamitan dengan rombongan Seijoh, anak-anak kini berjalan menuju gebang sekolah elit tersebut dan mulai berbincang satu sama lain.

"Takeda-sensei memuji kita, tapi terus terang, jika kita menghadapi Seijoh dan Oikawa di awal pertandingan ... Kurasa kita akan kalah." ucap Daichi.

Hikari mendengus.

"Daichi-san, nggak lupa kan kalau aku bisa terima servisnya?" tanya gadis itu, membuat semua menoleh, Daichi tersenyum.

"Kau benar, kita punya kau, Udai. Tapi biarpun begitu, kita harus tetap waspada, bukan?" balasnya yang di akhiri dengan pertanyaan.

"Hmm, itu benar." balas Hikari.

"Ah iya! Tanganmu bagaimana?! Sini biar kulihat dulu! Aku baru sadar jika kau tak menaikkan lengan jaketmu dari tadi padahal biasanya kau selalu menyingsingkan keduanya ditambah kamu memasukkan kedua tanganmu ke saku jaket, jangan bilang kau berusaha menyembunyikan sesuatu?!" sergah Suga kemudian lalu mendekati Hikari, berusaha meraih kedua lengan kecilnya namun dengan sigap gadis itu juga menarik kedua lengannya menjauh agar tak disentuh oleh Suga.

"A— aku tidak apa-apa! Sungguh!" bantahnya dengan tangan yang barusan langsung ia tarik saat belum sempat disentuh oleh Suga, membuat semua jadi curiga mendadak.

Tsukishima yang tenang pun kemudian langsung memegang kedua tangannya dengan gesit tanpa peringatan di area tempat ia menerima servis dari kapten Seijo sebanyak beberapa kali, membuat Hikari mendadak tersentak kaget dan langsung meringis keras.

"Aawww! Sakit, Tsukishimaaa! Lepasiiinn!" ujarnya menahan rasa sakit karena dicengkeram oleh Tsukishima padahal bocah itu hanya memegang biasa saja, membuat semua terkejut.

"Tsukishima, lepaskan tangannya buruan!" sergah Tanaka.

"Padahal aku cuma pegang biasa saja barusan. Maaf, Udai." balas Tsukishima sembari melepaskan genggamannya, membuat Hikari kontan menekan kedua tangannya ke perut sembari menahan rasa sakit.

Tsukishima dengan lembut serta sigap pun langsung mengurai kedua tangannya, memeluk dan mengelus kepala serta punggung kecil Hikari. Membuat Hikari kembali sedikit tenang.

Dia tau Tsukishima barusan tak sengaja memegang kedua tangannya yang cedera barusan ini, jadi dia tak bisa memarahi si blonde itu.

Semuanya terkejut karena Tsukishima yang sejak awal sudah kelihatan garamnya justru bisa selembut ini dengan Hikari, tapi ya sudah lah. Untuk sekarang prioritas mereka adalah Hikari karena tangan gadis itu sedang cedera.

Gadis itu menenangkan diri ketika dia menenggelamkan wajah sesaat ke dada bidang si blonde itu ditengah pelukannya.

Seakan memberi isyarat jika Tsukishima jangan melepaskan pelukan itu sampai gadis itu tenang walau hanya sebentar saja, namun lelaki itu tau bahwa sejenak memperlakukan Hikari seperti ini lebih dari cukup.

Wangi ... Bau nya nenangin ... Batin Hikari.

Benar-benar tenang dengan bau yang berasal dari si blonde itu.

My Half [Tsukishima Kei x Udai Hikari]Where stories live. Discover now