Keluarga Jung dikenal sebagai keluarga militer secara turun-temurun. Mulai dari kakek mereka setiap namja keluarga Jung pasti menyandang gelar kemiliteran dan mengabdikan jiwa dan raga mereka pada negara. Pada saat Korea Utara melakukan penyerangan terhadap Korea Selatan secara tiba-tiba, militer Korea Selatan langsung mengirimkan prajurit-prajurit terkuatnya untuk membalas serangan Korea Utara.
Drap drap drap
"Jendral Jung"
Semua tentara yang ada di ruangan itu sontak berdiri ketika seorang namja paruh baya yang terlihat sangat berwibawa berjalan masuk ke dalam ruangan.
"Duduklah" jawab namja itu santai.
"Langsung saja pada pokok permasalahan. Tentara militan Korea Utara tengah bersiap untuk menggempur daerah perbatasan kita. Tugas kalian sudah tertulis di surat edaran. Kalian hanya perlu melakukanya dengan baik" seru namja berwibawa itu tegas.
"Untuk misi pertahanan kuserahkan pada Mayor Choi Seung Hyun. Tugasmu adalah mempertahankan daerah perbatasan kita dan jangan biarkan tentara musuh masuk ke dalam wilayah kita. Bahkan untuk menampakan batang hidungnya saja silahkan kalian babat habis semuanya"
"Siap Jendral!" seru namja berwajah keras itu.
"Kita juga memiliki beberapa penduduk sipil yang tengah disandera oleh tentara musuh. Untuk misi ini akan kupercayakan pada Kolonel Jung Yunho"
Jendral Jung memandang wajah tampan putranya lekat-lekat. Namja yang dikagumi banyak orang itu menemukan bahwa tidak ada keraguan di mata putranya. Mata musang putranya yang tajam memancarkan tekad yang kuat, meskipun di umurnya yang baru menginjak 21 tahun, Yunho sudah terlihat matang dan mampu mengemban tugas berat yang diberikan.
"Tugasmu adalah untuk mencari dimana para sandera itu disembunyikan, bawa pulang mereka dan misi kalian selesai"
"Siap Jendral!"
"Baiklah. Demikian tugas-tugas kalian. Laksanakan dengan baik dan pulanglah dengan selamat"
.
.
.
"Jendral Jung!"
Namja bertubuh tegap itu berhenti berjalan ketika mendengar namanya disebut. Tepat ketika tubuhnya berbalik, didapatinya putra keduanya tengah berjalan menuju ke arahnya.
"Jendral Jung"
"Ada yang bisa kubantu Kolonel?"
Yunho memandang wajah tegas ayahnya dengan seksama. Ayahnya merupakan seseorang yang memegang tampuk kedudukan tertinggi di militer Korea Selatan. Hal ini membuat Yunho tidak bisa berbuat semau hatinya. Mereka tetap akan menggunakan tingkatan pangkat untuk saling menyapa sebagai bentuk profesionalitas yang harus tetap dijaga.
Namun tidak dengan seseorang....
"Appa!"
Seorang remaja tampan dengan tubuh tinggi menjulang terlihat berlari-lari kecil menghampiri mereka. Yunho tersenyum tipis melihat adik kecilnya yang baru berusia 19 tahun, Jung Changmin.
"Kau tidak boleh menggunakan kata-kata itu disini tentara Jung" Yunho mencoba membenarkan perilaku adiknya.
"Kau dengar kakakmu Jung Changmin" tambah Mr Jung pada anaknya.
Namja berwajah kekanakan itu langsung mengeluarkan wajah cemberut dan sontak menghasilkan kekehan dari Yunho dan Mr Jung.
"Jadi....apa yang ingin kau sampaikan padaku?" tanya Mr Jung pada anaknya.
"Siap Jenderal! Semua persiapan telah selesai. Batalion 15 telah siap Jenderal!"
Changmin akhirnya menampilkan sikap seorang tentara militer yang sesungguhnya. Namja dengan tinggi di atas rata-rata itu memberikan salute pada ayahnya dan juga kakaknya yang memiliki peringkat lebih tinggi dari dirinya sendiri. Mr Jung dan Yunho tersenyum melihat kegigihan Changmin kemudian balas mengangguk mengerti.
"Laksanakan!"
"Siap! Laksanakan!"
Changmin kembali memberikan hormat dengan sikap tegas kemudian berbalik dan melangkah pergi. Mr Jung tersenyum bangga melihat kemajuan dalam diri putra bungsunya. Mata sipitnya kemudian melirik putra keduanya yang masih setia berdiri di sampingnya.
"Jaga adikmu" perintah Mr Jung lembut.
"Siap Jenderal!"
Yunho memberikan hormat kepada ayahnya kemudian berbalik pergi menyusul adiknya.
.
.
.
Di negara-negara perang seperti Korea dan Amerika, setiap warga yang berumur 18-30 tahun wajib menjalani militer. Yunho pertama masuk ke dalam dunia militer di umurnya yang ke 18. Menjalani kehidupan militernya selama dua tahun dan akhirnya memutuskan untuk tetap berada di kemiliteran seperti anggota keluarga Jung lainya.
Tidak seperti kebanyakan namja yang memilih posisi sebagai tentara biasa karena prosesnya yang cepat dan nyaman. Jung Yunho justru mengambil tes sebagai pasukan elit dengan tes yang cukup panjang dan training yang mengerikan. Dengan usianya yang masih belasan tahun waktu itu Yunho sudah mengalami banyak hal yang tidak pernah dibayangkan oleh namja seumuranya.
Hal ini pun akhirnya mempengaruhi adik kecilnya Jung Changmin. Namja tampan dengan tubuh tinggi menjulang itu sangat mengagumi sosok kakaknya dan akhirnya ikut mendaftar sebagai tentara di umurnya yang masih menginjak 19 tahun. Padahal biasanya penduduk Korea yang lain selalu mengundur wajib militer mereka hingga mereka menginjak umur yang lebih dewasa namun Changmin berbeda. Dia ingin lebih cepat bekerja bersama kakaknya oleh karena itu dia mengambil wajib militernya lebih awal.
Pasukan khusus yang menaungi Yunho merupakan kelompok elit yang selalu menjadi senjata utama di setiap peperangan dan selalu ditakuti oleh tentara lawan. Keberadaan mereka tidak pernah diketahui oleh musuh dan selalu nyaris tidak pernah terdeteksi. Hanya ada satu waktu ketika mereka menemukanya.....yaitu saat kematian menunggu mereka di ujung pembantaian. Mereka adalah para penembak jitu atau biasa disebut,
The Sniper.
.
.
bersambung.....
.
Bubble's note
Haiiii~ ape kaber????
wohohoh, kemaren ada yang minta FF ini di post ulang. Jadi yahh sok atuh dibaca....
Gomawoo~
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SNIPER {COMPLETE}
FanfictionJung Yunho adalah seorang sniper terhebat yang pernah ada di sejarah militer Korea Selatan. Di salah satu tugasnya, dia membuat suatu kesalahan yang mengharuskannya untuk kehilangan adik kesayangannya. Adiknya gugur dalam tugas karena seorang bocah...