Chapter 10

1K 130 12
                                    

Namja cantik yang baru saja berulang tahun yang ke 20 itu terlihat duduk dengan kurang nyaman di depan sosok tampan yang sangat ditakutinya. Dia sebenarnya hanya ingin menilik keadaan Yunho secara diam-diam dan pergi dengan diam-diam juga. Jaejoong menyangka jika Yunho masih tertidur paska operasi yang dilakukanya kemarin namun ternyata namja tampan itu sudah terjaga seutuhnya.

"Kau....sama sekali tidak tahu malu. Benar?"

Deg

Jaejoong merasakan dadanya bergemuruh saat mendengar kata-kata jahat itu meluncur dari mulut namja berwajah tampan itu. Dia mulai memainkan ujung kaosnya dengan resah.

"Kau....berhutang nyawa pada adikku. Jangan pernah kau lupakan bahwa ia mati karena mencoba untuk melindungimu. Lalu dengan seenaknya saja kau ingin mengakhiri hidupmu hanya karena aku memperkosamu? Kau adalah seorang namja, jadi jangan terlalu mendramatisir keadaan seolah kau yang paling menderita"

Jaejoong semakin merasakan sesak di hatinya. Hanya memperkosa? Yunho mengatakanya seolah dirinya patut diperlakukan seperti itu. Ada perasaan marah dan terluka yang mulai muncul di dalam dirinya.

"Kau tahu bahwa eomma sangat menyayangimu...tapi kau dengan begitu mudahnya berpikir untuk mengakhiri hidupmu. Tidak kah kau memiliki rasa terima kasih pada kedua orang tuaku yang telah membesarkanmu dari kecil hingga sekarang? Jika tidak ada mereka maka saat ini mungkin saja kau akan menjadi gelandangan di pinggir jalan" tambah Yunho semakin memojokkan Jaejoong.

Mata bulat itu kembali berkaca-kaca. Jaejoong berusaha untuk menahan tangisnya namun sosok pria yang ada di depanya itu benar-benar membuatnya ketakutan. Dia selalu saja diperlakukan lembut bahkan dimanja oleh seluruh keluarga Jung. Dia tidak pernah menerima perlakuan kasar walau sedikitpun dari siapapun dan ini membuatnya terluka.

Tes

Air mata itu akhirnya menetes pelan di pipi gembilnya. Jaejoong menggigit bibirnya kuat-kuat untuk meredam isakan. Kepalanya menunduk dalam sembari menghapus lelehan bening itu dengan ujung kaosnya yang berlengan panjang.

"Tidak usah menunjukan tangisanmu padaku" ucap Yunho dingin.

Bukanya mereda...tangisan Jaejoong semakin menjadi. Tubuh kurus namja cantik itu terlonjak pelan dengan nafas yang tersenggal-senggal. Dia benar-benar ketakutan....

"Kemarilah..."

Yunho mengisyaratkan dengan tanganya agar Jaejoong mau mendekat kepadanya namun namja cantik itu diam tak bergerak di tempat duduknya. Namja tampan itu melihat Jaejoong kemudian menggelengkan kepalanya mengisyaratkan bahwa dia tidak mau mendekat. Yunho mengertakan giginya.

"Kau tahu bahwa ayahku adalah seseorang yang keras kepala. Jika dia sudah mengatakan sesuatu maka dia pantang menariknya kembali."

Srakk

"Akhh"

Jaejoong menjerit kaget saat Yunho menarik tubuhnya mendekat. Karena kurang keseimbangan....Jaejoong terjatuh tepat di dada namja tampan itu. Jantung Jaejoong semakin bertalu-talu karena jarak mereka sangat dekat. Yunho kemudian dengan kasar menarik rambutnya hingga mereka berhadapan secara langsung.

"Hiks...uughh..."

"Kau pikir aku ingin menikah denganmu?" bisik Yunho tepat di depan wajah Jaejoong.

"Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan akan menikah dengan bocah sial sepertimu"

Yunho memperhatikan mata bulat Jaejoong memandangnya penuh dengan ketakutan. Aliran bening itu membuat mata bulat itu terlihat basah dan berkelip menakjubkan. Terlihat sangat cantik namun juga sedih di saat bersamaan.

THE SNIPER {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang