Chapter 2

901 135 3
                                    

Saat memasuki umur 19 tahun Changmin mengambil ujian masuk seperti yang pernah dilakukan oleh Yunho, namun tidak berhasil. Namja manis itu gagal di ujian fisik, ketika dia dan peserta lainya diisolasi di sebuah hutan terpencil dengan hanya berbekal satu buah roti dan satu botol air minum. Mereka ditugaskan untuk mencari jalan keluar sendiri hingga satu per satu mulai jatuh. Changmin sempat bertahan namun ketika mencapai sebuah rawa-rawa Changmin terjatuh dan tenggelam.

Pada akhirnya Changmin tetap memilih menjadi tentara dengan kerja lapang dan memanfaatkan pekerjaanya sebagai seorang perawat. Namja jangkung itu akhirnya dapat merasakan dunia militer yang selama ini hanya bisa di bayangkanya saja. Changmin selalu ikut di dalam misi-misi penting dan merawat tentara-tentara yang terluka. Dan kebetulan sekali saat ini dia menjalani misi bersama kakaknya Jung Yunho. Hal ini membuatnya excited.

.

.

.

Sebuah senapan dengan laras panjang itu berdiri kokoh mengintai semua musuh dari tentara lawan. Yunho memperhatikan segerombolan tentara yang berjalan mengendap di belakang sebuah gedung kosong tempat bersarangnya kelompok pemberontak dari Korea Utara. Sedangkan dia sendiri ada di sebuah puncak gedung tertinggi yang berjarak kurang lebih sepuluh meter dari tempat itu. Mata musangnya memicing tajam memperhatikan sosok tinggi adiknya berada di tengah-tengah anak buahnya yang lain. Keadaan terlihat aman terkendali.

"Kau pasti bangga dengan adikmu" seru salah satu tentara yang bertugas sebagai spotter.

Yunho tersenyum simpul. Namja tampan itu masih setia mengamati pergerakan teman-temanya.

"Hah....semoga semuanya berjalan lancar. Aku sudah tidak sabar untuk pulang dan bertemu dengan istriku" celetuk teman satu timnya yang lain.

Setelah misi ini selesai, para tentara yang bertugas akan mendapatkan liburan selama dua bulan penuh. Yunho sendiri sudah merencanakan untuk berkumpul bersama keluarganya dan menemani Changmin yang akan segera diwisuda. Namja tampan itu benar-benar jenius hingga dapat menjalankan kewajiban militernya dan kuliahnya secara bersamaan. Yunho benar-benar bangga padanya.

"Mereka sudah memulainya"

Yunho sontak mengarahkan viewfinder miliknya ke arah gedung kosong yang dibicarakan oleh spotter nya. Tentara-tentara yang lain telah menemukan warga yang tengah disandera dan membawa mereka secara hati-hati menuju mobil tentara yang telah disiapkan. Misi mereka sudah jelas. Menyelamatkan sandera-sandera itu dan membawa mereka pulang dengan selamat.

Srak

Yunho menajamkan mata musangnya ketika melihat dua orang pasangan suami isteri yang terlihat menangis dan meronta saat akan dibawa masuk ke dalam mobil. Keduanya menunjuk salah satu gedung kosong yang ada tak jauh dari mereka. Tepat dimana seorang bocah kecil dengan boneka gajah tengah menangis keras memanggil kedua orang tuanya.

Jebakan!

"Ania Changmin-ah. Menyingkirlah dari anak itu sekarang juga" Yunho menggenggam pelatuk senapanya dengan kuat.

Setiap sniper memiliki dua orang pendamping di sisinya dan saat ini dua orang pendamping Yunho terlihat ketakutan. Dengan teropong yang ada di tangan mereka, mereka melihat dengan mata kepalanya sendiri sosok tentara Jung dalam keadaan berbahaya. Adik kandung Jung Yunho itu terlihat menghampiri anak kecil itu.

Yunho membidikan senapanya ke arah bocah kecil itu. Posisi Changmin akan menjadi tidak terlindungi ketika dia melangkah ke area bocah itu berada. Dan Yunho tahu bahwa di daerah ini dia bukanlah satu-satunya sniper yang tengah berjaga. Jantungnya berdetak kencang ketika adik bungsunya itu berjalan semakin mendekat.

THE SNIPER {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang