❇️ 4 ❇️

7.7K 1.3K 262
                                    

Vote jangan lupa ya, mniez.

🌌🌌🌌

Renjun baru saja menyelesaikan kuisnya. Eric yang memang sekelas dengannya pun menghampiri meja yang ditempati Renjun.

"Njun!"

"Ya, kenapa Ric?"

"Hehehe."

Renjun menatap malas temannya itu yang malah cengengesan. "Apa? Mau minta diramal tanpa dipungut biaya?"

"Wah! Kok tahu?! Jangan-jangan selain tukang ramal elu juga merangkap jadi cenayang, ya?!"

"Halah, gak usah lebay. Gue juga paham kalau elu udah cengengesan gak jelas gitu. Kali ini mau diliat soal apa lagi?" Tanya Renjun sambil mengeluarkan grafik astrologi kesayangannya.

"Tolong lihatin dong, gue cocok gak sama Hwang Hyunjin."

"Hwang Hyunjin anak arsitektur?!"

Eric mengangguk antusias. "Kemarin gue gak sengaja ketemu sama dia waktu lagi main futsal. Gila damagenya, Bro! Apalagi pas dia keringetan terus nyisir rambutnya ke belakang! Beuh, gue langsung hilang fokus ngegiring bola!"

"Ini lu gak cuma kagum doang, 'kan?"

"Enggalah! Gue yakin seratus persen kalau dia kayaknya jodoh gue! Makanya cepet cek! Bukannya bagus kalau gue udah move on dari lu?"

Renjun mengacungkan jempolnya. "Tepat. Oke deh, sini lu duduk dulu," ujarnya sambil menepuk bangku sebelahnya yang kosong.

Eric menaruh tasnya di meja dan mulai memperhatikan Renjun yang sedang serius membaca lambang-lambang yang bahkan tak dimengerti olehnya.

"Oh iya, apa horoskop Hyunjin?"

"Pisces."

"Hah?! Yang bener?!"

"Iya, kenapa woy?! Jangan nakut-nakutin gue!"

Renjun terkekeh geli. "Gapapa. Gue kaget aja, kalian kayaknya emang ditakdirin bareng, deh. Pisces sama Capricorn itu bakal jadi pasangan yang cocok. Saran dari gue sih, jangan elu yang ngejar Hyunjin. Lu boleh usaha tapi setelah itu biarin Hyunjin sendiri yang sadar akan ketertarikannya ke elu. Kalau dia yang udah mulai ngejar, hubungan kalian pasti bakal cepet progresnya dan bakal langgeng kalau doi gak bosen sama lu. Tapi selama kalian udah berkomitmen satu sama lain, gue yakin semua bakal baik-baik aja kok."

"Serius?!"

"Iya."

"Aaaaaa! Senangnya!" Pekik Eric dan langsung memeluk tubuh kecil Renjun. "Gak sia-sia gue punya temen tukang ramal!"

"Bodoh! Jangan terlalu percaya juga sama gue, bisa aja salah tahu!"

"Biarin, ah. Sejauh yang gue lihat, penafsiran yang elu lakuin jarang banget salah. Jadi gue percaya hampir seratus persen. Kalau gitu, gue mau langsung cabut, ya! Thanks loh ramalannya. Bye, mantan gebetan!"

Renjun hanya tertawa dan melambaikan tangan pada Eric. "Aneh-aneh aja. Gue malah baru tahu kalau Eric bisa jadi uke juga," gumamnya pelan. Dia memasukkan kertas grafik astrologinya dan berlalu keluar kelas. Saat berjalan, ada Chenle dan Jisung yang sudah menunggunya tidak jauh dari kelas.

"Eh, kalian kok gak nyamperin?"

"Gak enak, Kak. Tadi Kak Njun lagi ngobrol sama Kak Eric," jawab Jisung.

"Iya, dia abis ngapain, Kak?"

"Biasalah. Anaknya keliatan seneng banget, ya?"

Chenle mengangguk. "Kakak sama Kak Eric pacaran?"

"Gak usah dipikirin, ayo makan! Kalian mau makan apa?" Tanya Renjun mengalihkan pembicaraan.

Sebelum menjawab, Chenle dan Jisung sempat lihat-lihatan. Mereka seolah bertelepati jika sang ayah ternyata sudah tak dapat memiliki kesempatan lagi karena Renjun punya pacar.

"Hei, kalian kok malah diem? Mau makan apa?"

"Bento yuk, Kak!"

"Ayo. Kakak yang traktir, okay?" Tanya Renjun pada keduanya.

"Dalam rangka apa?"

"Apa aja. Pokoknya Kakak lagi seneng sekarang. Ayo pergi!" Serunya lalu berjalan lebih dulu.

Jisung menyenggol lengan Chenle. "Psst! Kak Njun kayaknya beneran pacaran sama Kak Eric," bisiknya.

"Iya, aku juga mikirnya gitu. Yahh... Gagal deh Kak Njun jadi mamah baru kita," jawab Chenle lesu.

"LELE! JWI! BURUAN! TAKSINYA UDAH DEKET!"

🌌🌌🌌

"Kita pulang."

Jeno yang sedang menyiapkan makan malam pun menyambut kedua anaknya yang terlihat lemas.

"Kalian kenapa? Lapar?"

"Bukan. Kita lagi sedih," jawab Chenle dan duduk di salah satu kursi meja makan.

"Gara-gara apa? Ada yang jahat sama kalian?" Tanya Jeno khawatir sambil duduk di depan mereka berdua.

Jisung menggeleng. "Engga. Kita sedih karena Kak Njun punya pacar."

Ada rasa kecewa juga saat Jeno mendengar kabar itu. Padahal baru tadi pagi ia merasa senang karena bertemu dengan Renjun. Tetapi malam ini dia malah langsung diterpa kabar kurang menyenangkan. Memang semesta itu mudah sekali membolak-balikkan perasaan seseorang.

"Kok kalian sedih? Harusnya kalian seneng dong?"

"Mana bisa seneng? Kita 'kan maunya Kak Njun jadi mamah baru," jawab Chenle jujur dan menaruh pipinya di meja. Bibirnya mengerucut karena ia sedih sekali sekarang.

"Kalian serius mau Kak Njun jadi mamah baru?"

"Iyalah. Siapa sih yang gak mau sama orang sesempurna dia? Kalau Kak Njun minat sama brondong juga mending aku jadiin pacar," ucap Jisung.

"Hah?! Kamu suka sama dia, Jwi?!" Pekik Chenle pada kembarannya.

"Waktu awal kenal, sih. Tapi lama-lama karena dia hanya anggap aku adik ya udah, aku juga gak berharap lebih."

"Ih! Kok sama kayak Lele, sih?!"

"Kamu juga sempet suka Kak Njun?!"

"Hu'um! Kita ternyata pernah suka sama orang yang sama ya, hihihi. Lucu, deh," jawab Chenle kemudian cekikikan.

"Renjun anaknya emang gampang menarik perhatian banget, sih."

Brak!

"Jangan-jangan Ayah juga mulai tertarik sama Kak Njun?!" Seru Chenle sampai menggebrak meja.

Jeno mengendikkan bahu. "Mungkin? Mendingan sekarang kita makan aja. Kalian cuci tangan sana."

"Tapi Ayah harus janji dulu ya kalau Kak Njun yang jadi mamah baru kita."

"Gak bisa gitu, dong. Kan kalian sendiri yang bilang Renjun baru punya pacar, jadi Ayah gak bisa seenaknya deketin dia."

Jisung dan Chenle kompak menggembungkan pipi. "Masa Ayah gak mau usaha? Emangnya Ayah rela kalau nanti Kak Njun malah sama orang lain? Engga, 'kan? Nah makanya ganggu aja hubungan mereka," ujar Jisung memberi saran.

"Heh! Gini-gini juga Ayah itu duda yang berwibawa. Kalian jangan kasih saran yang aneh-aneh, cepet sana cuci tangan," omel Jeno. Dia tidak habis pikir dengan saran kedua anaknya yang sudah kepepet asal keinginannya tercapai.

🌌🌌🌌

Yang mau nikahnya Jeno tapi yang ngebet malah ChenJi (ツ)

-Auva

[✓] Astrologer || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang