APA KABAR?!
selamat membaca!
Beberapa hari sejak kejadian itu Jeno mulai menerima keberadaan Jeffrey, dan fakta bahwa teman teman nya, bahkan dirinya bukan manusia biasa.
Ntahlah, dia merasa takdir mempermainkanya. Apa ini karma?
"Woy! Ngelamun terus kak"
Jeno tersentak saat mendapati sebuah kaleng soda dipipinya. Mina, mantan kekasihnya. Kira kira apa tanggapan Mina saat tau bahwa dirinya hamil?
"Oh Min, ngapain disini?" tanya Jeno
Keduanya sekarang berada di pinggir lapangan basket, Jeno sedari tadi memperhatikan teman teman nya bermain basket. Sesekali memberi arahan sebagai permintaan maaf karena dia tidak bisa mengikuti turnamen basket atar sekolah yang akan mendatang.
"Miris ngeliat lu, tumen ngga ikutan main....ini tebs dari gua kga diterima?"
Dan Jeno baru sadar sedari tadi gadis itu mengulurkan tangan dengan sekaleng tebs digengamannya.
"Kga minum yang bersoda dulu gua maap" tolaknya halus.
Mina menempelkan punggung tanganya di dahi Jeno. Menangkup kedua pipi pemuda berkulit putih itu, mengecek setiap sisi dari wajah tampan Jeno.
"Kenapa?" tanya Jeno agak heran
"Lu gendutan ya? dan cuma perasaan gua atau akhir akhir ini lu agak loyo? jarang tanding juga sama anak anak...ada masalah?"
Jeno terkekeh pelan, tangan nya terulur untuk merangkul pundak sempit Mina, memberikan kecupan kecupan ringan di puncuk rambut gadis manis itu.
"Makasih udah merhatiin gua....2 sampai 3 bulan lagi gua pindah"
"HAH? SERIUSAN?!" dan teriakan Mina barusan menarik atensi siswa dan siswi yang masih menetap disekolah, di hari yang sudah mulai petang ini.
"Malu maluin njir, pelan dikit napa"
Mina mempoutkan bibirnya
"Ngga bisa lah! masa lu pindah...gua sendiri dong""Mau jalan jalan?"
"Ayo!"
"Katanya jalan jalan, kenapa malah ke ruang guru?"
"Minta kunci motor" kata Jeno berjalan ke meja Jeffrey, masih dengan Mina yang mengekorinya.
"Pak, kunci motor dimana?" tanya Jeno mengulurkan tanganya ke hadapan Jeffrey.
Jeffrey mendongak, menatap Jeno.
"Mau kemana? abis ini kita mau ke dokter""Panggil kerumah ayah aja, hayu atuh...keburu tutup cafenya" desak Jeno.
Jeffrey menghela kemudian memberikan kunci mobilnya pada Jeno
"Gua mintanya motor"
"Saya ijinin nya kamu pakai mobil"
"Ta-
"Mobil atau ngga sama sekali?"
"Oasu! Mbuh lah karepmu, ayo dek" Jeno menarik tangan Mina
Tapi tunggu.
Jeno kembali lagi ke meja Jeffrey.
"Uang?"
Jeffrey memijit pangkal hidungnya. Kemudian memberikan salah satu blackcardnya kepada Jeno.