15

1.4K 126 5
                                    

Halo apa kabar?
Kalian udah vaksin?, temenku bilang jarum suntik vaksinya segede pensil :")



































Selamat membaca!

Bomin, wizard berdarah campuran itu menghela nafasnya sesaat. Seluruh tubuhnya dipenuhi memar dan lebam. Bibirnya sobek, pelipisnya berdarah, lehernya terdapat bekas cekikan yang begitu ketara.

Di lain sisi Jeno yang pingsan berada diatas ranjang kamarnya. Wajahnya tampak damai, seolah kejadian dimana dia meninju Bomin habis habisan itu tak pernah terjadi.

Singkat cerita, kelas Bomin yang akan mengikuti pelajaran olahraga berganti baju di kamar mandi. Kebetulan Jeno yang sedang merokok di kamar mandi dapat dengan jelas melihat tanda kupu kupu itu berada di tengkuk Bomin dan BOOM!

Jeno meninju Bomin habis habisan, Bomin tentu tak melawan mengingat keadaan Jeno sekarang. Toh, luka ini juga akan sembuh dengan cepat.

Suara pintu terbuka, Bomin mendapati Eric disana. Ngomong ngomong tentang Eric, sakit di lehernya sudah hilang ketika Jeno pingsan tadi.

"Lukamu masih sakit?," tanya Eric dengan tanganya yang terulur untuk mengusap rambut Bomin.

Bomin menggeleng, berdiri sesaat untuk mengecup bibir Eric lalu kembali duduk.

"Daddymu ngga kesini?."

Mengendikan bahunya acuh, Eric lebih memilih duduk di ranjang Jeno. Mengusap pipi Jeno dengan perlahan.

"Lain kali gunakan syalmu."

Bomin terkekeh, "Kamu hanya takut dia kelelahan menghajarku Eric."

Eric hanya berdehem toh memang benar apa yang dikatakan Bomin. Dia lebih khawatir melihat Jeno yang pingsan ketimbang wajah Bomin yang dipenuhi lebam dan luka luka.

"Paman Mingyu kapan datang?."

"Ntah, sebentar lagi mungkin."

Lalu keduanya terdiam, sibuk dengan fikiranya masing masing.

Tak lama pintu kembali terbuka menampakan Jaehyun dan Mingyu yang masuk bersama kedalam ruangan.

Raut wajah khawatir begitu ketara di wajah Jaehyun ketika melihat Bomin.

"Bomin, mukamu kenapa?," tanya Jaehyun menangkup kedua pipi Bomin, mengusap pipi gembil itu perlahan.

"Kena tonjok bumil hehe..."

Mingyu mendengus mendengar jawaban anaknya itu, lalu dengan gemas menarik hidung munggil Bomin. Membuat si empu memekik tak suka.

"Nanti mama obatin oke?."

Bomin mengangguk mengiyakan, lalu atensi ketiganya kembali pada Jeno.

"Aku bisa merasakan bayi itu lagi disini," kata Eric mengusap perut Jeno dari balik seragam.

Ketiganya mengangguk menyetujui, aura bayi itu begitu kuat sejak berusia kurang dari satu hari. Hal itu membuat Jaehyun dan Mingyu frustasi.

"Panggil Soobin, Mark, dan yang lainya....kita berkumpul di air terjun. Dan untuk sementara Eric, jaga Mommymu." perintah Mingyu.

"Apa kita harus memberitau Kakek Chanyeol?."

Mingyu terdiam sesaat, bagaimanapun juga Chanyeol adalah ayah Jeno.

"Tentu, aku juga akan membe-

Brak!

Semua orang disana terdiam  menatap Jeffrey yang berada diujung pintu dengan mafas terengah engah.

"Apa yang kalian lakukan pada Jeno?!." bentak Jeffrey menarik kerah baju Mingyu.

Mingyu menatap Jeffrey dengan tatapan jengah, seharusnya dia yang bertanya demikian!

"Apa yang kau lakukan pada Jeno hingga ingatan Jane yang lalu bercampur dengan ingatanya?!," bentak Mingyu balik, mendorong tubuh Jeffrey dengan kuat hingga menabrak dinding dibelakangnya.

Mingyu hendak maju sebelum tangan Jaehyun menahanya. Jaehyun berjalan hingga berada didepan Jeffrey.

PLAK!

"Dua kali kamu mengecewakanku kak, kamu tau kan?."

Jeffrey menatap Jaehyun dengan tatapan memelasnya, "Ini semua terlalu susah untuk kakak jalani, mengertilah."

Eric tertawa sarkas, menarik Jaehyun untuk berada dibelakangnya.

"Pergilah dad, dia ibuku...dan aku yang akan menjaganya mulai sekarang tanpa bantuan darimu."

Finally.

"Dia pasanganku."

Mata hitam Eric berubah menjadi total, odd eyes dengan mata kirinya berwarna hijau zamrud dan mata kananya berwarna merah darah.

Tak mau kalah mata setajam elang Jeffrey berubah menjadi merah darah, begitu pekat dan dominan.

"Hey hey, disini ada omega yang bisa pingsan karena ulah kalian," lerai Mingyu.

Ntah bagaimana ceritanya kedua alpha dominan itu sekarang berada di taman belakang mansion Mingyu dengan wujud serigalanya.

Bertarung habis habisan seolah memperebutkan sesuatu yang sangat berharga.

Keadaan sudah kacau balau dibuatnya, banyak pohon tumbang, tanaman tanaman yang rusak, jangan lupakan rumput rumput indah di taman itu yang sudah seperti terkena badai besar.

Jeffrey menggeram, disisi lain dirinya sangat marah karena seseorang mengclaim matenya. Disisi lain dirinya dengan sangat sadar bahwa Eric adalah anaknya dan tak seharusnya mereka bertengkar seperti ini.

Serigala Jeffrey berlari dengan kencang menuju serigala Eric, menubruk serigala coklat besar Eric dan menginjak lehernya.

Tidak, Jeffrey hanya ingin menghentikan pergerakan sang anak.

Dirasa emosi Eric sudah meredam Jeffrey merubah wujudnya menjadi manusia diikuti oleh Eric.

Luka di tubuh Jeffrey mungkin lebih banyak karena dia yang selalu menghindar dan tidak melawan serangan Eric.

"Sudah selesai melampiasian emosimu son?."

Eric mendengus menatap tubuh telanjang ayahnya dari bawah.

"Sudah selesai mencekik ku pak tua?."

Jeffrey terkekeh dibuatnya, lantas beranjak dari tubuh Eric dan menarik anaknya untuk berdiri.

Tak berselang lama Jaehyun dan Bomin datang membawakan mereka berdua handuk dan jubah. Tak mungkin mereka masuk mansion dengan keadaan telanjang bukan?

Berbeda dengan Jaehyun yang sudah terlampau biasa dengan keadaan ini, Bomin dengan wajah merahnya bahkan tak berani menatap Eric barang sedetikpun.

"Kenapa menunduk?," tanya Eric menerima uluran handuk yang dibawakan Bomin.

Bomin menggeleng kaku sebagai jawaban.

Disisi Jeffrey dan Jaehyun yang melihat interaksi keduanya hanya terkekeh pelan, memutuskan meninggalkan sepasang mate itu untuk berdua.

"Adek, bisa usap punggung kakak?."

Pipi Bomin semakin bersemu dibuatnya. Tanpa menatap manik sang dominan Bomin mengambil handuk yang berada di tangan Eric.

Dapat ia dengar dominanya tergelak geli.

Langkah Eric selanjutnya membuat pipi Bomin memerah padam.

Eric yang berbalik badan, menampilkan pantat padat dan paha berototnya di hadapan Bomin yang sedang menunduk.

PRANG!

BUGH!

"JENO!"















































































[Rab. 15 September]

secret [jaeno/end.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang