7. Curhatan seorang istri

5.9K 708 39
                                    

Xiao Yuu dan Wang Sisi memutuskan untuk pulang ketika petang menjelang. Sebelumnya mereka berempat pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kebenarannya dan benar saja yang hamil adalah Xiao Zhan bukannya Wang Yibo.

Setelah penjelasan panjang ditambah Xiao Zhan yang sempat berakhir dengan wajah yang pucat sebab takut. Tapi pada akhirnya Xiao Zhan yang masih ingin bekerja terpaksa bekerja di rumah hingga nanti melahirkan. Itupun setelah Ibunya menelfon atasannya memberitahukan kondisinya.

Akhirnya kini mereka kembali berdua di apartemen itu. Xiao Zhan maupun Wang Yibo tak ingin melakukan apapun, mereka terlalu lelah dan malas. Bahkan cucian Xiao Zhan dibiarkan begitu saja.

Untuk makan mereka memesan makanan. Ya kali kali lah sebab keduanya tak ingin melakukan apapun.

.
.
.

Keesokan harinya Wang Yibo kembali merasakan morning sickness nya. Dokter mengatakan itu memang bisa terjadi pada calon ayah.

Karena itu dipagi hari Xiao Zhan sibuk dengan mengurusi Wang Yibo hingga beranjak siang barulah dirinya bisa berkerja bergelut dengan laptop di dekat ruang tamu.

Hari-hari seperti itu akan terus berlanjut hingga awal 3 bulan kehamilannya.

Sebulan berlalu Xiao Zhan mulai terbiasa dengan kesibukannya meski terkadang kalau rapat ia akan ikut serta dan pergi ke kantor.

Kini ia sedang bersantai di cafe lantai satu apartemen bersama tetangganya yang telah memiliki anak.

Kalau boleh jujur Xiao Zhan sudah lama tidak bersantai seperti ini. Biasanya ia akan bersantai dengan teman-temannya saat jam istirahat atau ketika pulang kerja.

"Jian makan dengan benar, eskrim mu kemana-mana."

"Tidak mommy, Jian makannya biasa saja." Ujar anak perempuan yang kini memakan eskrim.

"Enggak, kamu belepotan." Zhuocheng mengambil tisu dan mengelap pada anaknya.

"Zhuocheng, memiliki anak bagaimana rasanya?" Tanya Xiao Zhan.

"Ya begitulah, kamu lihat sendiri." Jawab Zhuocheng selesai membersihkan eskrim pada wajah putrinya. "Kenapa tiba-tiba bertanya?"

"Aku hamil."

"Oh hamil. Tunggu hamil?!" Zhuocheng menatap Xiao Zhan.

Pandangannya lalu turun pada perut Xiao Zhan yang masih terlihat rata, tapi dilihat dari fisiknya, memang Xiao Zhan terlihat lebih berisi dari terakhir dilihatnya.

"Iya, aku mau memasuki bulan kedua. Ini gara gara coklat laknat."

"Coklat laknat? Apa coklat itu dicampur dengan obat?" Tanya Zhuocheng sambil terkekeh membayangkan.

"Huum.." Xiao Zhan mengerutkan mulutnya.

"Kasihan.. tapi enakkan? Sudah pasti lah. Lagi pula tak apa-apa lah haikuan juga sering bikin begituan. Ujung-ujungnya ya aku bunting lagi." Timpal Zhuocheng dengan santai.

Xiao Zhan membelalakkan matanya tidak percaya, "Bagaimana bisa kamu menerima begitu saja makanan yang tercampur obat perangsang?"

"Ya asal jangan tiap hari lah intinya. Gila aja aku gak bisa bangkit dari ranjang buat kerja kalo sampe tiap hari kaya gitu." Jawab Zhuocheng yang kemudian menyedot kopi dingin yang telah dipesannya.

"Bukan Yibo, tapi ibu aku dateng terus ngasih coklat dan berakhirlah dengan aku hamil." Ketus Xiao Zhan.

"Kok kaya yang gak mau punya anak?" Heran Zhuocheng.

"Iya, paman kenapa gak mau punya bayi. Kata Mommy adik bayi itu lucu loh." Ucap Jian pada Xiao Zhan.

"Iya adik bayi memang lucu Jian, tapi paman itu gak terlalu suka sama anak kecil apalagi ngurusnya. Diri sendiri saja kadang gak peduli." Jujur Xiao Zhan yang membuat Zhuocheng menganga.

"Kau serius? Padahal sekarang lagi hamil?" Xiao Zhan mengangguk. "Kamu gak ngerasain gitu hebatnya jadi seorang Ibu? Yang hamil apalagi harus kuat sama morning sickness trimester pertama?"

"Bukan aku yang morning sickness, tapi Yibo." Jawab Xiao Zhan santai.

"Serius?" Zhuocheng ingin tertawa mendengarnya.

"Iya. Jam segini biasanya dia baru bangun abis muntah-muntah pagi-pagi." Ucap Zhan. "Tapi aku ngerasa kasian sama dia. Kalau aja aku yang morning sicknessnya sebab aku kan yang hamilnya bukan dia?"

"Kenapa kasian?"

"Biasanya Yibo itu jam segini udah beres segalanya. Mulai dari masak sarapan, nyuci, beres-beres, belanja atau masih banyak lagi. Tapi karena morning sickness semua itu harus dilakukannya nanti saat siang. Dan aku yang gak terlalu bisa ngurus rumah cuma bisa diem depan laptop sambil kerja." Jelas Xiao Zhan kemudian menempelkan kepalanya diatas meja.

"Ya itu sih.. nasib lah.. kalau kata aku kamu terima aja. Lagipula aku yakin bayi mu nanti akan terlihat sangat mengemaskan. Bayangin aja ada Yibo kecil yang lahir kan gemesin pasti." Pinta Zhuocheng.

Xiao Zhan mengerutkan alisnya dan mulai membayangkan bagaimana rupa bayi yang mirip dengan Yibo. Ia lalu membayangkan bagaimana kalau bayi itu menjadi sebesar Jian anak perempuan yang ada disebelahnya. Tak lupa membayangkan bagaimana perilakunya yang mirip dengan Yibo yang rajin dan perhatian padanya.

Tapi itu berubah ketika dirinya membayangkan kalau bayi itu mirip dengannya yang pemalas dan kurang perhatian pada diri sendiri. Ditambah dengan autoimun yang akan mudah sakit saat cuaca berubah.

Tidak.

Xiao Zhan menggeleng. Ia mengangkat wajahnya dari meja dan menatap Zhuocheng.

"Mirip Yibo mending tapi kalau mirip dengan ku bahaya." Ujar Xiao Zhan menyilang kan tangannya.

"Eh kenapa paman? Paman kan cantik?" Heran Jian.

"Paman ini cantik tapi kelakuannya enggak. Kamu kalo sudah besar jangan mirip dengan paman ini ya kelakuannya meski kamu cantik." Ledek Zhuocheng yang membuat Xiao Zhan menyesal curhat padanya.

"Udah ah pusing. Aku mau pulang." Kesalnya lalu melangkah pergi.

Saat Xiao Zhan akan menaiki lift. Lift terbuka dan menampakan Wang Yibo yang membawa jaket ditangannya.

Xiao Zhan memiringkan kepalanya heran.

"Ayo jalan-jalan, kamu pasti bosan kan sebulan ini mengurusi ku juga rumah. Sekarang kita jalan-jalan." Ajak Wang Yibo sambil memakai kan jaket pada Xiao Zhan.

Xiao zhan yang masih bingung hanya reflek mengangkat tangan ketika Wang Yibo memakaikan jaket padanya. Tak lupa sebuah topi rajut dikenakan pada kepala Xiao Zhan.

Wang Yibo lalu menarik Xiao Zhan ke arah tempat parkir. Bisa dilihat kalau mobil mereka sedikit berdebu sebab jarang digunakan.

Wang Yibo membukakan pintu untuk Xiao Zhan dan membiarkannya masuk disebelah kursi kemudi. Setelah itu ia baru masuk.

"Yibo... Kita mau kemana, bukannya kamu-"

"Aku sudah lebih baik Zhan. Jangan khawatir aku sudah terbiasa. Jadi hari ini kita senang-senang." Kata Wang Yibo menghibur Xiao Zhan yang nampak mumet selalu dirumah.

"Um."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
House Husband「 Yizhan 」- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang