[ rate: T+ // twins! nomin. jaedo.
tw // sexual harrassment ]
.
.
.
.
"Kalau perlu sesuatu, bisa panggil saja ya, kak," kata seorang staff kedai yang membantu Mark menangani Jaemin di sebuah ruangan khusus staff. Mark tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih karena pelayanan yang menurutnya sangat bagus untuk ukuran kedai kecil pinggir jalan.
Kembali pada Jaemin, Mark berucap, "Bagaimana? Mau di sini sebentar lagi atau kita langsung balik ke apart? Aku akan mengantarmu pulang."
Alih-alih menjawab, Jaemin malah tertawa, "Kenapa mukamu begitu, kak? Aku yang salah tadi karena berlebihan."
Muka? Ada apa dengan muka Mark? Apa rasa bersalah Mark semuanya muncul ke permukaan sampai membuat Jaemin menyadari kalau Mark menyalahkan dirinya sendiri?
"Tidak, Jaem. Kamu sama sekali tidak berlebihan. Yang salah itu benar-benar cuma aku ...." Mark berkata setelah menarik napas dalam. "Padahal aku tau kamu takut dipeluk. Tapi aku tetap melakukannya. Maaf."
Rasa bersalah Mark ini benar adanya karena Mark sendiri juga menyadari dia ini dari awal memiliki tendensi tinggi untuk tanpa sengaja dan tanpa banyak pikir memeluk orang, yang dalam hal saat ini adalah Jaemin, tapi Mark seolah orang yang berpikir kalau itu dirinya, Jaemin tidak akan mempermasalahkan. Benar-benar ego yang Mark benci untuk miliki dalam situasi ini.
Mark terus menunduk dan tidak berani menatap Jaemin langsung di matanya. Itu membuatnya tidak menyadari bagaimana Jaemin merasa ada yang aneh dari kata-kata Mark.
"... Takut?" Jaemin mengulang satu kata yang dia rasa aneh dari omongan Mark itu. "Aku takut dipeluk? Kata siapa?"
"Hah?" Mark akhirnya mengangkat wajahnya. Kata siapa, katanya? "... Kan kamu yang bilang di bandara?"
"Aku bilang aku tidak suka dipeluk, lho?" Jaemin ingat jelas yang dikatakannya. "Aku ... Tidak pernah bilang aku takut dipeluk ...."
Oh. Oh, benar juga. Mark baru sadar kalau yang dia ingat ternyata berbeda dengan yang dikatakan Jaemin.
Mark sebenarnya bisa langsung bilang saja kalau dia salah ingat, tapi melihat tangan Jaemin mengepal dan keningnya mengerut, sepertinya ... Walaupun Mark salah ingat, sepertinya itu memang benar. Jaemin memang takut dipeluk. Dan Jaemin niatnya merahasiakan itu. Jadi kalau Mark sampai sekhawatir itu atas ingatan yang salah, Jaemin jadi mau tak mau curiga Mark sebenarnya mendengar cerita lain dari seseorang.
Dan atas tatapan mata Jaemin yang mendesak, Mark akhirnya bicara jujur. "Sebenarnya, aku dengar dari Jeno," dia memulai, "soal kamu bilang padanya, kalau kak Jaehyun ... Melecehkanmu."
Di akhir, Mark mengecilkan suaranya. Dia tidak ingin orang lain yang tidak berkepentingan mendengar, walaupun dia juga tau baik kalau ruangan itu kosong. Tapi siapa yang tau jika di luar sana ada staff yang hendak masuk entah untuk apa? Bagaimanapun, itu ruangan staff. Staff di kedai itu adalah yang lebih berhak untuk keluar masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
✩-MarkMin oneshots-✩
Fiksi Penggemarprompts ※O1. Never text him when you're sad ※O2. I hope we end up happy ※O3. I still see you in my dreams ※O4. You are the kindest ※O5. Mind ※O6. Imagination ※O7. A burden ※O8. The stars remind me that we're not together ※O9. I beg you please don't...