jam 11

637 75 8
                                    


Pukul 11 malam. Besok masih hari minggu, yang mana artinya adalah hari libur. Biasanya orang akan menikmati hari itu dengan berjalan malam atau menonton film bersama orang terkasih, tapi tidak dengan Mark dan Jaemin. Ya, pasangan yang ini sedikit berbeda. Mereka sudah bersiap untuk tidur karena seminggu terakhir terasa melelahkan.

"Hmm ... Aku beneran udah tua ya," kata Mark di depan kaca, menarik perhatian Jaemin yang sibuk menggunakan ipadnya di atas ranjang. "Lihat. Uban. Ada tiga."

"Kakak kalo kerja udah kayak orang yang bakal hidup ratusan tahun sih. Penuaan dini deh," begitu kata Jaemin. Mark sama sekali tidak terhibur dengan itu, tapi setelah mengangkat bahunya dan berteriak pelan adanya uban tidak langsung membuatnya jadi lansia, dia segera menyudahi sesi mengkritik dirinya. Dia berjalan ke ranjang, dan menghempaskan tubuhnya di sebelah Jaemin.

"... Mario udah tidur kan ya," kata Mark. Wajahnya masih bertabrakan dengan sprei ranjang.

"Udah. Tadi dia ketiduran depan TV. Aku yang bawa dia ke kamarnya."

"Gak akan kebangun kan ya."

Jaemin yang tadinya mengusap-usapkan jari pada layar ipad seketika terhenti. "... Emang kenapa? Mau ngapain?"

"Mau program adik baru buat Mario. Gimana?" Mark memamerkan deretan giginya, yang disambut hembusan napas pelan dari Jaemin.

"Besok ya? Aku capek. Tadi kakak juga bilangnya capek, mau langsung tidur. Kok jadi beda omongan?"

"Haha! Becanda kok, becanda!" Mark acak-acak rambut Jaemin yang tadi sepertinya sudah dia sisir rapi sebelum tidur. "Iya, aku juga capek. Tapi aku tetep pengen nempel sama kamu. Sini dong, sayang. Ipad-nya besok lagi."

Jaemin mendengus, tapi dia menurut. Memang dia sudah ingin lekas tidur. Tadi dia sempat main ipad dulu karena menunggu Mark selesai melihat-lihat ubannya.

Jaemin segera menyamankan diri dalam dekapan suaminya. Menempatkan kepalanya di atas lengan si yang lebih tua, yang lalu juga lengan yang sama merangkul tubuh si yang lebih muda. Posisi ini selalu menjadi posisi tidur yang menenangkan untuk Jaemin, karena deru napas dan detak jantung Mark yang terdengar jelas.

Bagi Mark juga sama. Dia senang jika dia jatuh tertidur dengan mencium pucuk kepala Jaemin yang selalu tercium wangi segar sampo yang dia gunakan. Mark selalu bangun dengan energi terisi penuh, itu Mark percaya salah satu hal yang menjadi faktornya adalah karena memeluk Jaemin semalaman.

"... Aku udah pernah bilang gak sih, kak?" Kata Jaemin, menikmati tangan Mark yang mengelusi pipinya. "Tiap malem pas kita mau tidur kayak gini, aku—...."

"Kamu keinget kalo kamu selalu mimpiin ini?" Mark melanjutkan omongan Jaemin. "Kamu di pelukanku, juga bersandar padaku. Lalu tanganku melingkari tubuhmu seperti ini. Iya, sayang, kamu pernah bilang."

Jaemin memajukan bibirnya, tapi tetap mengangguk karena memang benar itulah jawabannya. Ternyata sudah pernah ya. Dan dari bagaimana Mark terdengar sangat yakin, mungkin Jaemin tidak hanya pernah, tapi juga telah beberapa kali mengatakannya. "Aku bener-bener selalu mimpiin ini. Bisa tidur sama kamu. Tidur yang cuma tidur aja, gak ada yang lain. Kamu peluk aku, buat aku merasa dijaga. Merasa disayang juga, karena di kamar lain udah ada anakku sama kamu, lagi tidur."

Mark tersenyum, walau senyum itu tidak bisa dilihat Jaemin yang bersandar padanya. Mark sudah tau Jaemin yang selalu mudah mengatakan isi hatinya. Kebiasaan ini mulai teramati setelah Jaemin dikatakan tidak pernah menunjukkan kasih sayang pada Mark, sebagaimana Mark selalu menunjukkan itu secara terang-terangan untuk Jaemin. Walau Jaemin sampai sekarang hanya mengatakannya saat mereka hanya berdua, itu tidak masalah. Mark tidak butuh pengakuan dari orang lain hanya untuk paham kalau dia juga selama ini sudah banyak menerima cinta dari Jaemin.

"Iya, aku juga selalu mimpiin ini. Bisa bertahan lama sama kamu, ngelewatin banyak rintangan yang ada-ada aja, seolah semesta gak mau aku berakhir sama kamu."

"Banyak rintangan, udah kayak sirkus aja, kak."

Mark tertawa sembari mengeratkan pelukannya. Jaemin juga ikut tertawa pelan, walau dia mengatakan yang barusan tanpa niat melucu.

"Tapi beneran, lho. Kamu juga berasa, kan? Dari dulu banyak banget yang bikin kita ngerasa jadi harus maju mundur. Untung aku lumayan ngotot. Gimana kalo nggak? Pasti Mario sekarang gak ada. Gak bakal ada tuh Mario yang kayak kemaren-kemaren. Udah jam 9 malem, tiba-tiba nyamper ke kamar bilang 'pa, ma, besok Mario disuruh pake baju adat', atau 'besok disuruh bawa kado buat tuker kado'."

Jaemin menghela napas. Iya, itu kebiasaan anaknya yang masih belum juga hilang. Padahal dia sudah beritahu berkali-kali untuk selalu menyampaikan lebih awal kalau-kalau gurunya memintanya membawa atau menyiapkan sesuatu sebelumnya. "Sekarang udah jam 11. Anaknya juga udah tidur. Gak bakalan kan ya, kak?"

"Nggak sih, kurasa. Aminin aja. Yuk, tidur. Merem, sayang. Jaemin-ku merem yaa."

Hanya untuk menggoda Mark, Jaemin menatapnya dengan mata bulat terbuka lebar sebelum akhirnya menutup perlahan. Dengan pipinya yang menempel pada dada bidang si kakak, kesadaran Jaemin malam itu sudah sangat menipis, dan sebentar lagi pasti akan mulai menjemput tidurnya.





Tok tok.




Mark dan Jaemin yang sama-sama sudah memejamkan matanya mulai terbangun lagi. Mereka lihat pintu kamarnya juga mulai terbuka perlahan, memunculkan seorang bocah lelaki yang menggaruk-garuk belakang kepalanya dan juga perutnya. "Papah, mamah?" Panggilnya, tidak yakin apa orangtuanya itu bangun atau tidak.

Jaemin langsung setengah beranjak di ranjangnya, "Iya, kenapa, sayang?" tanyanya. "Mayo butuh apa?"

"Uh ... Mayo baru ingat, besok disuruh bawa bahan prakarya."

Glek. Jaemin menelan ludah. "... Bahan prakarya? Bahan-bahannya aja kan?"

"Iya, bahannya aja. Origami, stik es krim, lem tembak, sterofom ... Apa lagi ya ...."

"Hmm ... Oke, bisa diatur. Jam terakhir kan?"

Mario terkekeh, "Jam pertama."

Nah. Nah, kan. Mark dan Jaemin refleks menepuk jidatnya masing-masing.

.
.
.

End.

A/n. Hbd jaemin sayangku cintaku manisku ❤️❤️❤️

Semoga makin disayang markli

Yha

Skali kali bikin markmin punya anak cowo. Di universe ku markmin punya anak cewe namanya maria, jadi kalo cowo namanya jadi mario 🤪

—13 agt '22

✩-MarkMin oneshots-✩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang