Rate: M
Tag: handjob, nipple play, lactation kink, overstimulation, marital sex, anal sex.
.
.
.Pengalaman pertama selalu berkesan. Kata orang begitu, dan Jaemin juga setuju. Sebelum memutuskan untuk menerima lamaran Mark, dia sudah pacaran dengan Mark selama tiga tahun. Selama tiga tahun itu, banyak hal baru yang dia lalui dengan Mark untuk pertama kali dan memang semuanya berkesan.
Tapi terus membicarakan tentang pengalaman pertama setelah 6 tahun pernikahan, sebenarnya buat apa sih? Jaemin memikirkan itu di suatu minggu pagi yang sebenarnya sudah bukan pagi lagi karena mereka bangun kesiangan. Iya, mereka. Jaemin dan Mark. Mereka masih selimutan di ranjang yang dibagi berdua, karena kegiatan mereka tadi malam itu berlangsungnya sedikit terlalu lama dan terlalu intens. Melelahkan. Terlebih-lebihnya untuk Jaemin.
"Aaaaah.... Sakit...." Jaemin meringis saat dia mencoba bangun dari posisi tidurnya, tapi sebuah lengan segera menahannya untuk tidak berpindah. "Ish, kakak.... Aku mau bangun. Anak kamu perlu makan."
Mark, si empunya lengan, tidak membalas. Matanya masih terpejam, jadi dia ini sepertinya hanya melindur. Tapi tetap saja cengkeraman tangannya itu bertenaga, sampai Jaemin akhirnya menepuk-nepuk pipi Mark supaya dia bangun. "Bangun. Aku mau turun."
"Uhhh.... Ngapain sih? Buru-buru amat. Masih pagi. Libur juga." Mark mengucek matanya, entah untuk apa karena setelahnya dia tetap tidak juga membuka membuka mata.
"Libur sih libur, tapi emang kalo libur gak perlu makan?"
"Kan ada bibi."
Jaemin memutar bola matanya. "Kayak gak kenal anak sendiri. Dia gak mau makan kalo gak bareng aku!"
"Yaudah, biarin aja gak makan. Salah sendiri banyak maunya."
Si laki-laki Lee satu ini.... Anak 5 tahun kalau tidak banyak mau memangnya benar anak 5 tahun?
Benar-benar tidak bisa diharapkan si Mark ini. Dengan sedemikian rupa, akhirnya Jaemin bisa meloloskan diri dari rengkuhan Mark. Tapi sakit yang Jaemin rasakan di bawah sana tiba-tiba harus terasa perih menusuk lagi begitu dia mulai melangkah menjauh dari ranjang. Barulah Mark akhirnya bangun dari tidur, dengan mata yang terbuka lebar, menghampiri Jaemin yang berdiri meringis di tempat.
"Sakit...," jawab Jaemin waktu Mark bertanya dengan panik apa yang Jaemin rasa. "Itu-ku... Sakit. Kakak semalem serem banget. Aku kan udah bilang jangan kasar-kasar... Hiks...."
Mark menepuk kening. Oh, iya. Mereka selelah ini sekarang karena ulah Mark semalam. "Oke, oke. Yuk, duduknya pelan-pelan."
Jaemin terus meringis walaupun sudah sangat memelankan langkahnya. Mark awalnya memang menyuruh Jaemin duduk, tapi ujungnya Mark menyuruh Jaemin untuk merebahkan diri kembali di kasur.
"Tunggu ya, aku ambil salepnya dulu. Di laci kanan kan?" Jaemin mengangguki saja omongan Mark, padahal dia tidak begitu yakin letak tepatnya salep yang Mark cari. "Ini, ini aku udah nemu. Buka kakinya. Pelan-pelan aja."
Tapi Jaemin tidak kunjung membuka kakinya. Dia hanya menatap Mark. "... Aku bisa sendiri," katanya.
Bisa sendiri? Mark mengernyit. Oh, ya jelas, Jaemin bisa sendiri. Dia memang serba bisa apa-apa sendiri. Tapi kalau soal ini memangnya kenapa kalau Mark bantu? Jaemin sekarang sakit kan karena dia juga. "Buka. Jangan melawan."
Jaemin tidak menurut, jadi Mark si Leo tidak sabaran itu yang membukakan. Dia pegang lutut Jaemin yang berbaring, lalu dia lebarkan. Terpampang area privat Jaemin yang tidak tertutup apapun, masih sisa karya Mark semalam.
"Tahan," ucap Mark sebelum dia mengoleskan salep di cincin anal Jaemin. Rasa dingin yang terasa di bawah sana membuat tubuh Jaemin merinding, terlebih lagi sensasi gerak pelan jari Mark di sekitar area sensitifnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/131919611-288-k338226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✩-MarkMin oneshots-✩
Fanficprompts ※O1. Never text him when you're sad ※O2. I hope we end up happy ※O3. I still see you in my dreams ※O4. You are the kindest ※O5. Mind ※O6. Imagination ※O7. A burden ※O8. The stars remind me that we're not together ※O9. I beg you please don't...