selingan lagi

3.3K 398 98
                                    

"Aku ngerasa akhir-akhir ini Jaemin menjauhiku."

Itu kata Mark pada Renjun dalam sesi curhatnya. Renjun yang diajak bicara hanya mengedutkan alis. "Menjauhi hyung?" Dia mengulang dan Mark mengangguk. "...perasaan aja kali? Buat apa Jaemin jauhin hyung?"

Mark meringis mendapat jawaban seperti itu dari Renjun. Justru dia bicara seperti ini karena dia juga buntu memikirkan soal ini sendirian!

"Emang bisa kepikiran gitu gimana caranya?"

Gimana ya. Mark juga susah menjelaskan. Maksudnya, waktu dijauhi teman, ada feeling-feeling tersendiri yang memang sulit dijelaskan kan? Tidak bisa dijabarkan tanpa melibatkan pandangan subjektif di sana.

Merasa dijauhi Jaemin ini juga sama. Tidak ada yang dilakukan Jaemin secara spesifik padanya yang sampai bisa membuatnya berpikir demikian, tapi tetap saja ada gerak-geriknya yang dirasanya tidak biasa.

"Apa Jeno nggak pernah marah padamu?" Mark jadi melemparkan pertanyaan lain. "Aku yakin pernah. Coba ingat-ingat lagi tingkahnya saat marah bagaimana, nah, coba jelaskan."

Renjun merengut. "Kenapa malah jadi ngomongin Jeno? Nggak, dia nggak pernah marah. Selalu aku yang marah."

Hm. Salah juga cerita sama Renjun. Pikir Mark pada akhirnya sebelum melenggang pergi, mencari tempat curhat yang lain.

Mark coba cerita pada Jeno, Haechan, Chenle, lalu Jisung. Tapi mereka semua tidak jauh berbeda dengan Renjun. Mereka kebingungan di bagian mana Jaemin harus menjauhi salah satu dari mereka. Terlebih, Mark? Mark Lee? Pacarnya sendiri? Tidak, tidak. Bahkan dijadikan candaan juga tidak terdengar lucu.

Iya, tapi kalau ternyata itu bukan candaan? Bagaimana?

"Jaem, kita belom upload selca berdua lho?" kata Mark pada Jaemin waktu itu, sebelum tampil.

Dari semua saran yang diberikan teman-temannya, Mark memilih untuk mempraktikkan yang satu ini; mendekat duluan. Saran ini disponsori oleh Jisung, ngomong-ngomong.

Mark dengan canggung sudah menempatkan kamera dalam keadaan menyala di depan wajahnya. Dia juga tidak lupa menyisakan tempat untuk Jaemin berdiri di sebelahnya dan berfoto dengannya.

Tapi Jaemin hanya menggaruk pipinya pelan lalu berpaling sambil berkata, "Sama Renjun aja, hyung. Kayaknya riasanku ada yang nggak rata."

Lalu Mark ditinggal. Ah, di mana teman-temannya sekarang? Kenapa mereka tidak memperhatikan secara langsung bagaimana kelakuan Jaemin padanya sampai-sampai bisa membuatnya mengira dijauhi?

Tapi belum selesai.

Mark masih bisa berpikir sendiri. Atas pemikirannya, Mark berpikir untuk mendekat lagi tapi secara harfiah. Dia mendekat dan berdiri di sebelah Jaemin saat selesai tampil.

Untuk beberapa saat, Mark akhirnya bisa melihat lagi side profile Jaemin dari dekat. Ah, bulu matanya masih panjang seperti kemarin-kemarin. Tanpa sadar Mark tersenyum dan akhirnya Jaemin menoleh karena merasa diperhatikan.

"Oh, ha—"

Baru sampai sana, Jaemin langsung meminta Chenle untuk bertukar tempat.

Serius. Apa bahkan sampai sini pun Mark masih bisa dikata berlebihan karena mengira Jaemin menjauhinya? Berlebihan? Tidak, Mark tidak merasa demikian.

"...aku salah apa...?"

....
....
....

"Na, selca yuk," kata Jeno sambil menghampiri Jaemin yang sedang memainkan rambutnya di depan kaca. Jaemin tanpa menoleh mengiyakan dan langsung mendekat supaya frame kamera bisa menangkap pose mereka berdua —walaupun pada akhirnya hanya muka mereka yang terlihat. "Kamu kenapa sih?"

✩-MarkMin oneshots-✩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang