"AAARRGHH!" Greyson jatuh berlutut saat mereka baru saja keluar dari Hagia Sophia.
"Ya ampun, Greyson! Kenapa lagi?" Leila segera mengelus punggung dan memegang kepala Greyson.
"Kepalaku..."
Saat Greyson menengadahkan kepala, darah sudah mengalir turun dari hidung melewati bibirnya. Leila cepat-cepat menutupnya dengan sapu tangan. Michael segera membantunya berdiri, mereka pun berjalan menuju stasiun tram yang tidak terlalu jauh.
Setibanya di hotel, Greyson segera beristirahat. Michael kembali setelah membeli makan siang.
"Kau pasti pusing sekali, ya?" tanya Leila sambil membuka kertas pembungkus kebab.
"Tidak terlalu, aku hanya terkejut."
"Terkejut? Jangan-jangan kau melihat makhluk astral waktu kita di dalam Hagia Sophia?" tanya Michael serius sampai menghentikan kunyahannya.
"Entahlah."
"Huh. Greyson...Greyson. Ya sudahlah. Aku mau keluar membeli pakaian. Tidak mungkin kan kita harus pakai ini terus. Leila, jaga Greyson ya." katanya setelah menghabiskan kunyahan terakhir.
"Tidak perlu dibilang aku sudah tahu."
Michael pun menutup pintu setelah ia keluar, suara langkah kakinya terdengar menjauh meninggalkan kamar mereka.
"Leila, aku jadi takut dengan diriku sendiri."
"Takut? Itu aneh." Leila beringsut mendekati Greyson.
"Aku seperti melihat bayangan-bayangan."
"Hehh, kalau yang kau maksud adalah hantu aku tidak percaya."
"Bukan! Bukan seperti itu. Aku seperti melihat, kejadian yang pernah kualami, tapi aku sendiri tidak yakin."
"Sepertinya kau terlalu lelah dan berpikir terlalu keras sampai mimisan seperti tadi. Lebih baik kau tidur, nanti sore aku bangunkan."
"Leila, aku belum selesai bicara!"
Leila menghela napas panjang, "Baiklah. Ceritakan."
"Waktu itu! Ya, waktu kita di kereta api. Saat aku sedang mendengarkanmu bercerita, tiba-tiba aku melihat bayangan itu."
"Bayangan seperti apa?"
"Aku seperti sedang berada di dalam mobil! Aku bahkan bisa merasakan tanganku menyentuh stirnya, dan...dan ada orang lain di sampingku! Ya! Orang itu...orang itu..." Greyson menjambak-jambak rambutnya sendiri sambil berusaha mengingat.
"Greyson, aku tidak mau kau bertambah parah. Sebaiknya istirahatlah dulu."
"Tidak! Aku sedang berusaha mengingatnya! Aku tidak mau melupakannya! Dan waktu di Hagia Sophia tadi, waktu memandang lukisan-lukisan disana, aku melihat seseorang anak kecil sedang berlari kesana kemari! Lalu... lalu dia bernyanyi! Aarrgghh, aku tidak ingat wajahnya. Tapi, aku merasa aku adalah anak kecil itu!" mata Greyson berkaca-kaca, ia hampir menangis.
"Greyson,"
"Satu lagi! Tadi malam! Aku bermimpi, aku bermimpi aku berada di pantai! Aku memakai topi lebar! Ya! Dan kacamata hitam. Lalu...AARRHHGG AKU LUPA! LEILA BANTU AKU!" Greyson semakin kuat menjambak rambutnya, napasnya mulai kacau, ia bahkan mengeluarkan keringat dingin.
"Greyson! Tenanglah, aku akan membantumu, tetapi tolong istirahatlah dulu. Keadaanmu akan semakin memburuk kalau terlalu berpikir keras."
"Tidak! Leila, kumohon. Bantu aku! Aku tidak bisa berhenti memikirkan itu! Bayangan itu terus muncul! Dan ada bayangan-bayangan baru! Sebenarnya diriku ini siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cryonic
Science Fiction"Kalau dia masih hidup, mungkin umurnya sekitar 74 tahun. Dia meninggal karena penyempitan pembuluh darah setelah selesai berolahraga saat berumur 24 tahun." "Oh ya, siapa nama mayat ini?" "Namanya," Yola membalikkan kertas ke lembaran pertama...