tok tok tok
"Assalamualaikum, Teh Erina," ucap seorang laki-laki beserta temannya di sebuah rumah yang bisa di bilang mewah.
"Waalaikumusalam, eh Haidar sama yg lain. Masuk sini," ucap Erina sambil mempersilahkan Haidar bersama teman-temannya.
"Tumben rame-rame ada apa nih?" tanya Erina.
"Hehe gini, teh, euhm... Idar langsung to the point aja ya teh. Jadi gini, kan teteh dulu sempet jadi ketua karang taruna di komplek ini, nah kemarin waktu teteh lagi di Jakarta, si bapak ngebentuk karang taruna lagi dan kebetulan Idar ketuanya teh," ucapnya.
"Oh ya, wah selamat ya buat Idar," salut Erina
"Makasih teh hehe," balas Idar dengan wajah agak malu.
"Ah lama lu dar, biar gue aja yang ngomong," ucap Rendi sambil berpindah tempat duduk di sebelah Erina.
"Gimana, Ren?"
"Jadi gini teh, kami anggota kartar yg baru butuh base camp untuk ngadain rapat dan lain-lain, menurut teteh tempat mana yang bisa kami jadikan base camp? Selama ini kalau ada rapat kartar selalu di aula komplek," ucap Rendi panjang lebar.
Terlihat Erina sedang berfikir, tempat mana yang cocok untuk base camp mereka, kalau sering di aula komplek juga ga enak karena tempat yg terbatas dan juga banyak barang di sana.
"Gini deh, gimana kalau base camp kalian disini aja," ucap Erina dengan mantap sedang kan 4 orang dihadapan Erina diam tanpa respon.
"Haidar, Rendi, Jenan, Kenan gimana? Setuju gak" panggil Erina dengan sedikit berteriak dan keempatnya langsung sadar.
"E-eh maaf teh hehe," ucap Jenan gagap dan tersenyum melihat Erina.
"Kalian kenapa? Ga setuju sama usulan teteh?"
"Bukan gitu teh," ucap Haidar dengan cepat.
"Kami terkejut aja tiba-tiba teteh mengusulkan rumah teteh sebagai base camp karang taruna," ucap Jenan dan ketawa sedangkan temannya hanya menganggukan kepalanya.
"Ya ampun, kalian ini lucu banget sih. Teteh mahga keberatan kalau rumah teteh di jadiin base camp, biar rame aja rumahnya.Kasian tiap hari di tinggal mulu sama teteh dan Sena."
"Jadi beneran kalau rumah teteh boleh dijadiin base camp?" ucap Kenan menyakinkan bahwa telinganya tidak salah dengar. Erina hanya menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju.
"Waahh makasih ya teh, emang ga salah dulu teteh jadi ketua kartar hehe," ucap Haidar sambil tersenyum ke arah Erina.
"Eh iya, Teh Sena ke mana teh? Kok ga keliatan dari tadi?" tanya Kenan.
"Sena masih di kampus, bentar lagi juga pulang dia," ucap Erina dan mereka berempat menganggukan kepalanya.
"Ya ampun, teteh sampai lupa gak ambilin kalian minum. Kalian mau minum apa?" ucap Erina lalu berdiri hendak meninggalkan mereka berempat.
"Ga usah repot-repot teh, ini kita mau pulang karena udah malem juga," ucap Jenan
"Duh maaf ya, keasyikan ngobrol sih," ucap Erina sambil tersenyum ke Jenan. Jenan langsung tersipu malu melihat Erina tersenyum kepadanya.
"Oh ya, tunggu disini sebentar teteh mau ambil kunci rumah cadangan," ucap Erina lalu pergi ke ruang keluarga untuk mengambil kunci rumah cadangan.
Tidak perlu menunggu lama, Erina kembali dengan kunci cadangan di tangannya. "Nih kunci rumah, kalau kalian butuh saat teteh atau Sena ga ada di rumah, kalian bisa pakai ini. Daripada nungguin teteh pulang dari kampus kelamaan kan," ucapnya lalu memberikan kepada Haidar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Location
ФанфикKisah para penghuni komplek zero yang tidak bisa di tebak Penasaran?? yuk kepoin bahasa non baku dan baku alias campur