Entah angin dari mana tiba-tiba Dhika menonton video ceramah saat sedang tidak ada guru, biasanya disaat-saat seperti ini ia akan nyomot makanan di kantin yang dibayar 2 hari setelahnya atau sekedar jalan-jalan di lorong sekolah. Dhika menonton video tersebut dengan tampang yang serius.
"Rak, gue mau berubah ah," ujar Dhika kepada Raka.
"Berubah jadi apaan? Ultramen?" balas Raka dengan jawaban yang konyol.
"Enggak Rak, tadi gue abis liat ceramah, gue mau tobat ah, gamau kaya gini lagi. Astagfirullah ya Allah ampunilah hamba."
"Anjir, lu nonton ceramah apaan?!" ujar Raka bingung.
"Gue nonton ceramah tentang sifat-sifat yang Allah tidak suka, trus gue banyak ngelakuin itu."
"Ya Tuhan gue gamau ngomong kasar tapi Dhik."Sebelum melanjutkan perkataannya, Raka mengambil nafas dalam dalam. "LU BODOH ANJIR, LU KAN KRISTEN," ujar Raka ngegas.
"ASTAGFIRULLAH, GUE LUPA. YA TUHAN," ucap Dhika tanpa sadar.
"HEH DHIKA," balas Raka panik.
"EHHH?!?!?!?" balas Dhika lebih panik.
Setelah mereka berdua heboh karena ulah Dhika sekarang mereka masih speechless dan berakhir diem-dieman, sampai akhirnya Raka memulai pembicaraan.
"Btw, nanti malem gue mau ribut lagi sama anak sekolah sebelah. Ikut gak?" ajak Raka.
"Gas dah, ikut gue," balas Dhika dengan semangat.
"Gajadi acara tobat lagi? HAHAHA," tanya Raka disertai tawa meledek.
"Kata gue lu diem dah Rak," ucap Dhika menahan emosi.
"Gue suka nih, tolol lu murni pemberian Tuhan."
"asdfghjkl@&*#" *author gak bisa translate, kata kasar semua*
Kira-kira begitulah bagaimana Dhika dan Raka menjalani hari-hari sebagai siswa SMK kelas 3, aslinya mereka ambis tapi awal-awal masuk sekolah doang abis itu KATANYA NIH KATANYA jiwa ambis masih ada. Tapi, dalam mencari ribut sama anak sekolah sebelah, kalo enggak tawuran ya balapan liar.
- 𝐙ero 𝐋ocation -
Masih dengan situasi kelas yang ricuh layaknya anak kelebihan gula, di kelas 11 IPS 3 ada Kenan dan Gavin yang sekarang sedang curhat masalah Gavin become the leader of the most sadboy soon. Gavin memang bukan tipe orang yang gampang dibodohi tapi kalau sudah menyangkut rasa cinta dan kasih sayang sudah beda cerita lagi.
"Jadi gimana sama cewek yang kemaren?" tanya Kenan dengan penuh rasa penarasan.
"Ah tau lah, udah gajelas," jawab Gavin malas.
"Mau gue kenalin lagi sama yang baru?" balas Kenan menawarkan tawarannya.
"Halah, yang kemaren dikenalin sama lu aja udah gagal total, gak bener pilihan lu mah."
"Yailah, lu aja kali yang noob sama cewe. Btw, pada ngerjain apa si?"
"Makanya jangan ngurusin cewek mulu, kalo guru ngomong tuh di dengerin. Biasalah tugasnya kanjeng mami disuruh kerjain 30 pilihan ganda."
"Sial, niat gue mau nyuri jambu belakang sekolah jadi gagal. Nyontek aja lah, ikut gak?"
"Mau nyontek ke siapa lagi?"
"Liana lah, yang lain gak bisa dipercaya," jawab Kenan yang langsung berdiri di ikuti Gavin dari belakang.
Sementara Liana sudah merasakan hal buruk akan terjadi, kini dua curut itu sudah mulai berjalan menuju meja Liana. Dan bingo! Liana lagi bersantai-santai kemungkinan besar dia sudah menyelesaikan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Location
FanfictionKisah para penghuni komplek zero yang tidak bisa di tebak Penasaran?? yuk kepoin bahasa non baku dan baku alias campur