New melepas sepatunya dengan kasar. Seharusnya ia langsung pulang setelah memberikan ucapan selamat, salahkan otaknya yang tak bekerja dan mau repot-repot mencari Bright. Gay katanya? Sial, New masih mengingatnya. Kata-kata Bright terus berputar di kepala layaknya kaset rusak.
New merebahkan diri di atas kasurnya dengan memejamkan mata. Rasa lelah ini memeluknya. Rasanya ia bisa tidur kapan saja dan dimana saja. Tidak peduli dengan makan malam atau menggosok gigi. Ia hanya lelah.
Saat rasa kantuk yang berat membuatnya tertidur sekejap, seseorang mengetuk pintunya. Bukan, bukan lagi mengetuk tapi sepertinya hampir mendobrak.
"Brengsek, siapa yang berani menggangguku sih?" New bangkit dengan enggan. Kepalanya tiba-tiba pusing
New membuka pintu dan melihat Bright dengan piama dibadannya. Bukankah tadi rasanya ia melihat Bright masih sibuk dengan teman-temannya?
"Ah, sebenarnya aku tidak berniat menganggu, hanya saja, kamu melupakan sesuatu. Bukan, tapi seseorang." Kata Bright.
Alis New menyatu. Apa maksud bocah ini?
"Ya Phi. Kamu melupakan temanmu. Seseorang pingsan karena mabuk, ia menyerukan 'Phi Newwie' berulang kali. Salah satu bawahanku mengatakan ia datang bersamamu."
Mata New melebar. Win, astaga! Bagaimana ia bisa melupakan Win? "Dimana dia sekarang?"
"Ada dikamarku, Phi."
Mereka menuju kamar Bright yang bersebelahan dengan New. Saat pintu terbuka, New langsung melihat Win yang terlentang di atas kasur super besar dengan sebuah piama biru tua. Tampak tertidur lelap ketimbang orang sekarat.
"Mereka bilang, temanmu ini jatuh pingsan saat minum gelas keduanya. Sepertinya ia tidak kuat minum." Komentar Bright saat New mendekati kasurnya.
"Tentu saja, ia masih remaja. Ia belum boleh minum minuman seperti itu. Ini salahku." Perasaan bersalah menghampiri New. Ia bahkan mengabaikan anak buahnya itu hanya karena ingin cepat-cepat pulang. Ini semua karena Tay. Biarkan New menyalahkan Tay saja untuk menyalurkan perasaan kesalnya.
"Kalau begitu pindahkan saja ke kamarku. Besok akan aku antar pulang." Ujar New seraya akan mengangkat tubuh Win, namun herannya malah ditahan oleh Bright. "Kurasa, biarkan saja ia tidur disini dulu. Lagi pula Phi, lihat dia tampak sangat lelap. Kurasa ia kelelahan." Rayu Bright membuat tangan New mengendur.
New memandangi Win sebentar. Benar kata Bright, Win pasti kelelahan karena bekerja tadi siang. "Baiklah, akan aku tinggal dia. Tidak apa kan?"
"Tentu Phi. Kamu bisa percayakan itu padaku."
New menatap tetangganya itu bingung. Kenapa dengannya? Kenapa ia jadi semangat begitu?
Tiba-tiba dering telepon memenuhi ruangan. Bright tampak ragu mengangkatnya sebelum akhirnya ia keluar. Meninggalkan New di ruang hampa itu sendirian, bersama Win yang tertidur pastinya.
Seraya menunggu Bright selesai dengan teleponnya maka New duduk di salah satu sofa yang terdekat dengan kasur dimana Win terlelap. Ia memandangi anak buahnya itu sendu.
Sama seperti New, Win tidak memiliki orang tua lagi. Bedanya Win tidak tahu siapa orang tuanya. Setelah besar di panti asuhan, Win mencoba mencari kerja. Karena bagi panti, akan melepaskan alumninya yang beranjak dewasa untuk mandiri. Win tinggal di rooftop Honey's Candy. Sesekali jika akhir pekan New mengajaknya menginap di rumah Gun.
Tangannya membelai rambut halus Win.
"Ai Win, maaf kan aku."
New menarik selimut hingga dagu Win saat sebuah suara pintu dibanting terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO! TROUBLE LOVER
Short StoryNew memutuskan untuk tinggal sendiri setelah dewasa. Ia tidak pernah menyangka sekalipun dalam hidupnya akan bertemu dengan Tay-idiot-Tawan, musuh abadinya! R18+ untuk bahasa yang kasar. Taynew Remake