"New Thitipoom aku tahu kau di dalam!"
New masih menatap pintu itu dalam diam. Sementara sisi lainnya tengah diketuk oleh Tay. ah, ia tidak lagi mengetuk tapi bahkan hampir mendobrak.
"Cepat buka!" suara itu adalah suara yang belakangan ini memenuhi otaknya. Ia tahu hanya dalam sekali tebak. Tay Tawan.
"New, ada banyak hal yang ingin ku bicarakan padamu. Ku mohon."
Baru kali ini New membenci rasa simpatinya. Dengan rasa setengah simpati setengah penasaran, ia membuka pintu itu pelan. Rasanya ia mengalami deja vu. Tay tengah berdiri dengan pakaian rumahnya dan ia membuka pintu dengan perlahan.
"Apa lagi?" tanyanya enggan. Namun Tay hanya menatapnya diam. Hampir saja New menutup pintu itu kembali. Namun tangan Tay menahannya. Ia menghela nafas. "Kalau kau ingin bicara, ayo kita bicara."
"Tidak ada lagi yang ingin ku bicarakan."
"Aku tahu apa yang ada di dalam pikiranmu." Tay menarik tangan New dan membawanya keluar, sejajar di hadapannya. "kesalah pahaman mu itu bahkan lebih parah dari kadar keanehan Arm. Apa yang ada dalam pikiranmu bukanlah apa yang sedang terjadi."
"Apa maksudmu?" Tanya New, hatinya gelisah mengingat tangannya masih di genggam Tay.
"Aku belum memiliki pacar. Maksudku, wanita itu bukan pacarku. Kami adalah sepupu. Ia adalah sepupu Bright."
Wajah New memerah. Ia memang mengira wanita itu adalah pacar Tay. Ia menutupi malunya dengan terbatuk kecil. "Dengar, aku bahkan tidak peduli siapa wanita itu."
"Ya, kau pasti peduli."
"Aku tidak."
"Aku tahu, kau sangat peduli padaku." New memutar bola matanya.
"Baiklah aku... minta maaf." Kata New pelan.
"Sudahlah lupakan bodoh."
Tay menyeringai ke arahnya. Kemudian berjalan ke dalam kondo New seraya berteriak, "Aku lapar! Aku ingin makan mie. Kau pasti ada mie kan?"
New melongo menatap Tay yang nampaknya telah akrab pada sudut kamarnya. Bahkan ketika di dapur, Tay tidak repot-repot bertanya dimanakah peralatan masak New.
Ia memperhatikan pemuda berambut undercut itu memasak. Rambutnya yang berkilauan. Ah, rambut itu mengganggu pemandangan Tay.
Nampaknya rambut itu begitu Tay rawat. Berkilauan bagai benang-benang sutera yang halus. New pernah menyentuhnya sekali, tepat saat mereka berada di sofa.
New menahan senyumnya saat melihat Tay kepayahan dengan rambutnya. Tangannya tanpa sadar terulur menyibak rambut yang menggantung di kening Tay. Menimbulkan jarak yang menipis. Serta mata yang saling bertemu di antara detak jantung yang kencang.
Mereka saling melirik dan mendapati keduanya saling memerah. New beringsut menjauhkan diri. Membuang pandangannya ke mana saja. Sementara Tay menyibukkan diri dengan mie yang ia buat.
Setelah di rasa aman, New lagi-lagi menatap Tay.
"Jangan coba-coba menyentuhnya." Kata Tay masih focus pada ramennya. New menautkan alisnya, bingung dengan apa yang di katakan Tay.
"Rambutku, New. Kau menatapnya seperti ingin memakannya saja."
Lalu tawa New terdengar mengisi ruangan. "Kau gila? Apa enaknya rambut seperti itu?" Tanya New. Tay hanya mengangkat alisnya sebelah. Lalu menyeringai.
New teringat sesuatu. "Lalu dimana sepupumu itu?" Tanya New.
"Sudah lama pulang. Ia takut pada pria yang sedang cemburu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO! TROUBLE LOVER
Historia CortaNew memutuskan untuk tinggal sendiri setelah dewasa. Ia tidak pernah menyangka sekalipun dalam hidupnya akan bertemu dengan Tay-idiot-Tawan, musuh abadinya! R18+ untuk bahasa yang kasar. Taynew Remake