Masalah keenam: Mengganggu

827 85 15
                                    

New bangun terlambat siang ini.

Ia bergegas menuju kedainya. Win pasti menunggunya. Langkahnya terhenti ketika mengingat Win. Bagaimana pemuda itu setelah kejadian semalam. New melakukannya terlalu terburu-buru.

New mendesah pelan. Baru beberapa minggu ia tinggal bertetangga dengan Tay, membuatnya hampir tidak normal.

Ia bahkan sudah tidak normal.

Pintu kedai terbuka, Win tengah membersihkan beberapa meja. Seperti biasa.

Badannya berbalik menghadap New yang masih berdiri di antara pintu. Wajahnya menunduk tak berani menatap New. "Pagi, Win." Sapa New melewati beberapa meja hingga sampai pada meja kasir.

"Pa-pagi Phi." Canggung. Semua tampak aneh sekarang. Hanya suara deritan meja yang dibersihkan yang mengisi ruangan. Bahkan New sudah terlarut pada deretan angka dalam kertas di tangan kanannya. Dengan kacamata yang diberikan oleh Gun, ia berkonsentrasi. Hingga tak menyadari jika seorang pelanggan tengah berdiri dihadapannya.

"Aku tidak bisa tidur."

New mendongak seketika. Dan ia hampir melempar kertas yang telah ia susun rapi ke hadapan wajah tampan tapi menyebalkan di hadapannya. Bisa kah ia muncul dengan cara yang normal?

"Sialan Tay Tawan. Apa maumu? Kami belum buka." Tangannya terkibas mengisyaratkan usiran. Namun Tay hanya tertawa mengejek.

"Papan di depan bertuliskan 'open'. New bodoh Thitipoom. Kau tidak tahu arti open?"

New memanjangkan lehernya menatap papan yang tergantung di pintu di belakang Tay. menahan malu dengan kembali menyibukkan diri bersama deretan angka.

"Hei. Aku tidak bisa tidur." Kata Tay lagi.

"Siapa?" Tanya New.

"Aku."

"Yang bertanya." New kembali memperhatikan kertas yang bertumpuk dihadapannya. Membuat Tay kesal karena merasa dipermainkan di moodnya yang buruk.

New menghentikan pergerakan jemarinya di atas kertas. Ia mendongak menatap Tay dengan kantung hitam di bawah matanya. Lalu meletakkan pena dan terbatuk pelan.

"Apa yang kau inginkan?"

"Aku tidak bisa tidur."

"Lalu?" alis New bertaut

"Aku ingin coklat paling manis."

New mengeratkan bibirnya menahan tawa tapi percuma, tawanya meledak hingga tanpa sadar ia memukul-mukul meja. Membuat Win keluar dari dapur menatapnya heran.

"Kau gila? Ohooo! Kau mau mepermainkan ku? Jika kau tidak bisa tidur, pergilah ke dokter dan dapatkan obat tidurmu. Bukannya datang kesini dan membeli coklat."

"Aku hanya ingin. Jadi berikan saja!" kata Tay. New dapat melihat kesungguhan di matanya.

New mendecak pelan sebelum beranjak ke dapur.

"Ini pesananmu Tuan." Tay tersenyum miring mendengarnya. Ia mengambil beberapa coklat batangan di hadapannya. Ia pasti akan sakit perut setelah ini. Biarlah...

"Sebenarnya aku menyukai Dark chocolate."

"Diam dan makan saja." New kembali mencoba fokus membaca deretan angka di hadapannya. Namun Tay yang berada di hadapannya membuatnya terusik. Pikirannya tidak fokus. Berkali-kali ia hanya membalik kertas tanpa mencoret apapun disana. Tangannya kram. Sementara matanya melirik dari ujung bingkai kacamata pada Tay yang tengah menikmati coklatnya.

"Jika kau ingin bicara, bicara saja."

New tersentak menegakkan kepalanya. "Apa maksudmu?"

"Kau sedari tadi melirikku. Kau pikir aku tidak tahu?"

HELLO! TROUBLE LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang