Masalah ke sebelas: Tertangkap basah

931 88 7
                                    

Hal yang ingin Tay lakukan saat ini adalah membebaskan dirinya dari New Thitipoom. Kenapa pria berambut hitam dan kulit seputih susu itu selalu ada dalam otaknya? Ia bahkan tidak dapat berkonsentrasi sedikit saja.

"Ehm, bos. Maaf, bukannya kau sudah memeriksa semua file ini? Lalu untuk apa aku datang membawanya lagi?" seorang pria tengah berdiri dengan tumpukan file di tangannya. Sementara Tay hanya memeriksa buku kecilnya yang ada di genggaman tangan kanannya. Ia bahkan tidak melihat seberapa banyak file yang menantinya.

"Letakan saja."

"Tapi bos, ini—"

"Ku bilang letakkan saja. Tidak usah protes." Pria itu menjatuhkan semuanya hingga hampir menutupi wajah Tay, lalu berjalan keluar pintu sebelum sekali lagi menatap bosnya yang terlihat aneh.

Tay mengambil file paling atas langsung membukanya. Matanya beredar membaca baris demi baris semua yang tertera di dalamnya.

"Sial! Semua file ini memang sudah aku selesaikan ketika lembur kemarin! Sial! Aku jadi tak punya kerjaan lagi." Desahnya membanting file itu ke tumpukan asalnya. Bukan tanpa alasan ia melakukannya. Ia hanya ingin mengenyahkan sosok New dari otaknya. Tentu saja dengan menyibukkan diri. Tapi ia tidak bisa.

"Apa kau sedang sibuk?" seseorang mengetuk pintunya yang setengah terbuka. Itu adalah Bright. Tay hanya mengangguk menatapnya.

Bright berjalan dengan begitu pelan. Menatap berkeliling pada ruangan Tay. Berbeda dengan ruangannya yang tampak lebih anak muda. Tay bahkan terkesan kolot dengan warna-warna mati ini. Dengan kaki jenjangnya, Bright mengambil posisi di hadapan Tay. sebelum menempatkan dirinya dengan nyaman pada kursi terdekatnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Bright.

Tay masih enggan mengangkat kepalanya. Ia terus mencoret-coret catatannya. Lalu merobeknya dan membuangnya kesembarang tempat. Bright baru menyadari jika ternyata sudah banyak korban kertas yang tergeletak tak berdaya di kaki Tay.

"Kau berniat mengotori ruangamu dengan sampah kertas itu?" Tay mendongak menatap Bright yang menyeringai.

"Apa kau baik-baik saja?" kesadaran baru saja datang menghampiri Tay, membuat keningnya berkerut mendengar pertanyaan Bright.

"Kenapa aku harus tidak baik-baik saja?" Tanya Tay.

"Kau bukan seperti Tay. Kau melamun, mengumpat, mencoret catatanmu, lalu merobeknya dan membuangnya. Lalu melakukan hal itu lagi seperti siklus. Kau mabuk?"

Tay menatap catatannya yang kini menipis dengan coretan di sana-sini. Lalu mendengus menyadari jika sedari tadi objek yang ia tulis tetap saja. New Thitipoom. Ia menggerang dengan menarik rambut halusnya.

"Kurasa kau harus istirahat dan menemui seseorang."

"Menemui seseorang?" alis Tay menyatu. "Tentu saja... mungkin kau ada janji dengan seseorang yang aku, yeah aku tidak tahu. mungkin seseorang yang kau tuliskan namanya sedari tadi" Tepat. Perkataan Bright tepat pada hati Tay.

"Yang ku pikirkan? Siapa?" Tanya Tay menyembunyikan nadanya suranya yang mulai terlihat mencurigakan.

Bright mengangkat bahu. "Mungkin New Thitipoom."

"Ouiii!!!" Tay berteriak seraya bangkit dari duduknya. Ia hanya kaget saja. Kenapa Bright menebaknya terlalu benar.

"Thamai?" Bright menyeringainya.

Tay mengakuinya. Bright benar. Ia sudah membuat janji untuk bertemu dengan seseorang. Dan orang itu adalah New Thitipoom.

.

HELLO! TROUBLE LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang