Masalah kelima belas: Cemburu

836 78 7
                                    

Tay membuka matanya perlahan. Cahaya terlampau silau datang dari hadapannya. Kakinya berpijak pada sebuah dataran. Sekelilingnya dipenuhi dengan hamparan ilalang. Matahari menyengat membiaskan cahaya kekuningan.

Kepalanya menoleh, mencari tahu dimana ia berada sekarang. Sebelum pandangannya bertemu dengan mata hitam itu. Dengan balutan tuxedo hitam kontras dengan kulitnya yang seputih kapas.

Tay tersenyum begitu sosok di hadapannya tersenyum.

"New Thitipoom?" bisiknya pelan, di selingi suara angin berbisik di telinga. Tidak ada yang New lakukan. hanya berdiri dengan pandangan sedih. Ia merentangkan tangannya seolah ingin memeluk Tay, meski ia tahu jarak mereka begitu jauh.

"New Thitipoom?"

Ia merasakan ilalang di sekelilingnya beterbangan mengelilingi tubuhnya. Menyapu dagunya yang telanjang. Ia tersenyum samar. Karena ia mencium wangi New, wangi kesukaannya.

Tay mengerjap pelan. Menyesuaikan matanya dengan cahaya yang masuk melalui celah gordennya. Ia mengerjap lagi ketika merasakan wangi yang ia kenal. Wangi New Thitipoom. tunggu─

New Thitipoom?

Matanya terbuka sepenuhnya.

mengerjap berulang kali.

Ia melihat rambut hitam berantakan berada di antara lehernya. Menggesek geli di sana.

Jadi... itu adalah rambut New? Ia sedang memeluk New, begitukah?

Rasa kagetnya perlahan berubah menjadi senyuman saat matanya menatap bibir merah New. Di situ, ia telah mencium New. Dengan segala kebodohannya.

"Aku mencium New?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia bergerak perlahan. Menyibak selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Berjalan menjinjit takut New akan terusik dan bangun.

Lagi-lagi ia tersenyum mengingat betapa bodohnya New karena tak kuat minum tapi masih memaksa untuk minum.

Ia menggeleng pelan.

Stupid New, ia begitu menyukainya.

.

.

.

.

New menyipitkan matanya saat cahaya menyengat. Ia baru saja selesai bermimpi buruk. Karena dalam mimpinya ia bertemu dengan Tay yang menyebalkan. Lebih menyebalkan dari yang ia temui dalam kehidupan asli.

New mengerutkan keningnya begitu melihat Tay tengah membawa segelas susu menuju meja kerjanya. Ia bahkan berhenti menguap ketika Tay tersenyum menyapanya.

"Pagi New. Akhirnya kau bangun."

"Apa yang kau lakukan?" teriak New dengan raut muka menyeramkan. Ia melotot lebar.

"Apakah salah jika aku minum susu di kondo ku sendiri?" Tanya Tay dengan seringai.

New kembali mengerutkan alis. Makin bertanya-tanya. Ia menolehkan kepalanya memandang barang-barang yang berada di sekelilingnya.

Jelas ini bukan kamarnya. Hanya beberapa barang yang ada di sini.

Ia menoleh pada Tay. pemuda itu masih menyeringai.

"Kenapa aku di sini?"

Ya, New pasti akan bertanya tentang hal ini. Ia tidak kaget lagi. "Begini ya tuan Thitipoom. kau semalam mabuk pada gelas ke dua." Tay mengatakannya dengan nada mengejek. "Karena kunci kondomu ada di Gun, maka aku membawa mu ke sini." Lanjutnya. Ia kembali menghadap laptopnya dan mengetik sesuatu di sana.

HELLO! TROUBLE LOVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang