Part 10

25 13 89
                                    

Ini belum aku revisi ya, jika ada kata-kata atau kalimat yang kurang atau salah penempatan tanda bacanya. Mohon di maklumi heheh..

Aku nulis ini disaat aku galau²nya hahah.. Aku kayak ngeri aja kalau kalimatnya atau kata-kata nya kurang nyambung 😅

Happy Reading 💖💖

"Re lu kenapa? "

"Kenapa apanya? Gw gapapa kok, " dia mengulum senyumnya

"Dih, di kata gw buta kali. Itu lu senyam senyum mulu Re, kaya orang gila! "

"Heh Agil! Tuh mulutnya ya, di jaga kek jangan jujur-jujur amat lah jadi orang," ujar Dion.

"Reano kan emang gila! " katanya lagi.

"Eett si anjirr, gw kira lu bakalan belain bos Re, ternyata lu di pihak gw hahaha.."

Safira dan lainnya ikut tertawa, Rudi melihat ke arah wajah cantik Safira dengan matanya yang memakai softlens berwarna biru. Rudi memang pecinta softlens, di kamarnya pun banyak tempat softlens yang sengaja ia tidak buang, katanya 'untuk pajangan'.

"Aku berangkat ya bang? " Safira sebelumnya sudah izin kepada kedua orangtuanya untuk pergi keluar malam ini bersama pacarnya. Dan Rudi pun juga sudah mendapatkan izin dari keluarga Safira untuk membawa anak gadis kecil pergi, asal jangan pulang malam.

"Hati-hati dek, Rud? Pulang nya jangan di atas jam 21:00. Pokoknya jam 21:00 tepat kalo bisa udah sampe di rumah. "

"Iya Ngga, gw juga paham kok apa yang lagi lu pikirin. "

"Iiihh, abang masa iya aku keluar nya cuman sebentar doang. Jam 22:00 deh aku pulangnya, gimana bang? "

"Ya udah, intinya di bawah jam sepuluh harus udah ada di kamar. Kalo gak, fix kamu abang pindahin ke panti. "

"Kok jahat sih? "

"Bodo amat! "

"Ayo Fir keburu malam, " Rudi menggandeng tangan gadis itu dengan erat, dan mampu membuat Reano yang melihatnya jadi panas seketika.

"Heh! Buta mata lu? Ini kan emang udah malam bego! Jangan sampai tuh mata lu gw congkel nih, " ucap Reano yang hanya di simak oleh Rudi. 

"Sabar bos sabar. Anak orang itu jangan maen congkel aja matanya, mending patahin aja kepalanya. Kan lebih asik tuh, " Dito yang mendengar ucapan Anthony pun hanya bergidik ngeri, kadang Dito berfikir apakah selama ini ia berteman dengan psikopat?

"ABANG AKU JALAN DULU YA?! "

"BYE SEMUANYA! " pamitnya dengan suara yang keras.

Motor Rudi mulai berjalan meninggalkan pekarangan rumah Safira. Reano masih saja dengan ekspresi wajah kesalnya, ingin marah namun Safira bukan miliknya.

"Ya udah, yuk? " ajak Rangga.

"Yuk, kemana? "

"Ke angkasa! " Rangga pergi meninggalkan Aji dan yang lainnya.

"Lagian elu Ji, ngada-ngada aja. Pake nanya yuk kemana, udah tau kita mau NR an kan. "

"Heh bocah! Ayo apa, kaga jadi nih bawa gw pergi? Kalo kaga gw mau bucinan sama bebeb gw hahah, " Ya, hari ini Dion tidak bisa malmingan bersama pacarnya, sebab ia harus pergi dengan para sahabat nya.

"Bebek! lebih tepatnya. "

"Jomblo jangan iri dah! "

Reano yang merasa tersindir ia langsung menoleh dan memberi tatapan tajamnya ke Dion. Teman-temannya menertawakan Reano, dari tadi hingga sekarang Reano selalu di tawakan terus.

Our Story (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang