Part 2

71 35 117
                                    

Assalamualaikum Gaess..
Apa kabarnya nih kalian heheh?

Gimana masih mau lanjut gak nih?

Oh iya jangan lupa juga Komentarnya di ramein ya di setiap kalimat

Dan tentunya jangan lupa juga untuk Vote yang banyak.

Belum aku revisi ya, jadinya maaf kalo ada yang kurang ngerti sama ceritanya.

Selamat Membaca💞

Pagi ini dia dianter ke sekolahnya bersama sang ayah, selama perjalanan ayahnya selalu menjawab pertanyaan putrinya dengan senyum dahulu lalu baru bicara. Karena menurut sang ayah putrinya ini meskipun sudah tumbuh dewasa tetapi sifatnya masih seperti ke kanak-kanakan. Dimata sang ayah, gadis itu tetaplah balita di keluarganya.

Ketika sudah sampai di sekolah dia bertemu dengan abangnya yang sedang menunggu dirinya turun dari mobil ayahnya. Abangnya memang naik motor sendiri dan dia sudah lebih dulu sampai di sekolah. Karena adiknya belum juga turun dari mobil, akhirnya Rangga menghampiri mobil tersebut. Ketika Rangga sudah di dekat mobilnya sang ayah, terdengar suara adiknya yang sedang bicara dengan nada kesal. Akibat ulah ayahnya yang selalu memanjakannya seperti bocah balita, contohnya seperti yang barusan terjadi ketika sang ayah membukakan seat belt yang dikenakan putrinya. Tentu saja gadis itu merasa sangat malu, padahal jarang-jarang kan pastinya seorang ayah melakukan hal kecil seperti itu? Yang jika di nilai pasti sangatlah berharga karena belum tentu anak-anak lainnya merasakan hal yang sama seperti itu.

Gadis itu pun masih saja membicarakan hal hal yang gak penting. Disaat ia sudah siap-siap ayahnya berucap, "Sayang ... kamu nanti jangan nakal disekolah ya."

Gadis itu pun menjawab dengan raut wajahnya yang sedikit kesal, "Ihh ayaaaahhhh.. emang Fira anak kecil apa, sampai ayah bilang gitu ke aku."

Safira Queen Alana Margantana. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang kaya, meskipun Fira anak dari orang berada tapi dia tidak pelit dan tidak sombong, dia juga memiliki hati yang baik dan Fira juga gadis cantik yang memiliki wajah yang imut.

Safira juga anak yang sangat pintar dalam semua mata pelajaran dan dia juga aktif, apalagi saat lomba cerdas cermat atau pengambilan nilai pasti nilainya paling bagus dan tinggi. Makanya ketika gurunya ngasih tugas dan menyuruhnya untuk kerja kelompok bersama teman pasti teman- temannya langsung pada berebutin Safira.

Ayahnya tertawa melihat gadis itu mulai cemberut, dan itu tentu membuat sang ayah makin gemas dengan tingkahnya.

"Udah ya jangan cemberut gitu, nanti cantiknya ilang. Sekarang kamu masuk sana ke sekolah, kita sudah sampai dari tadi tapi kamu gak turun-turun."

"Ayah ngusir aku ya, ih aku kan masih deg degan yah. Takut nanti kakak OSIS nya marah - marah, kayak yang di cerita novel yang pernah aku baca."

"Ayah gak ngusir, makanya kamu cepat turun dan masuk ke sana." Tunjuk sang ayah pada pintu gerbang yang terbuka lebar.

"Dahh ya, jangan cemberut lagi. Tuh abang mu sudah lumutan kali karena nungguin kamu yang lama." Sambil mencubit hidung putri dengan gemas.

Ketika ingin turun dari mobil ayahnya berkata, "Jangan dulu dek, biar ayah aja yang bukain. Kamu tetap pada posisimu ya nak."

"Tadi katanya disuruh turun, tapi disaat aku ingin turun ayah gak ijinin," ucapnya polos sambil menatap wajah ayahnya yang tersenyum. Ayahnya memang mudah sekali tersenyum.

Dan ayahnya itu pun langsung berlari kecil kearah pintu yang ditumpangi putrinya. Setelah sudah turun dari mobil, Safira yang melihat abangnya hanya diam dan menatapnya heran. 'Abang kenapa sih kok diam aja dari tadi,' batin Safira.

Our Story (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang