14.8K 1.7K 37
                                    

Kali ini Jaemin tidak pulang bersama Jeno atau Haechan atau motor putih besar kesayanganya, tadi pagi Jeno menjemputnya tapi saat pulang Jeno harus pergi karena ada urusan mendadak. 

Jaemin memilih berjalan kaki karena sudah cukup lama dia tidak berjalan kaki menuju rumahnya, Jalan menuju rumahnya mulai sepi ini sudah cukup larut dan dia tidak kerja karena ini hari liburnya.

Bugh!

Tubuh Jaemin terjatuh secara tiba-tiba karena pukulan yang cukup kuat dipundaknya, "Ka-kalian siapa?"tanya Jaemin menatap ketiga lelaki yang berdiri dihadapanya.

"Lu bocah ga usah tau siapa kita yang penting kita bawa lu kebos dan kita bakalan banyak duit"ucap lelak yang tadi memukul Jaemin.

Jaemin menutup mata dan mengamankan kepalanya saat salah satu lelaki disana siap memukulnya, Jaemin memang tidak melawan karena dia sadar diri tidak bisa melawan ketiga lelaki dewasa sekaligus dan pundak dia baru saja dipukul kuat dan itu masih sakit.

Perlahan Jaemin membuka matanya dan melihat ketiga lelaki dewasa itu tumbang karena lelaki berhoodie hitam yang tidak terlihat siapa dirinya karena memeungungi Jaemin. "Jeno?"tanya Jaemin pelan.

"Gua Jaehyun, Jeno lagi ada urusan"ucap lelaki berhoodie hitam itu membantu Jaemin bangun dari duduknya.

"Makasih"ucap Jaemin cangung karena dia tidak pernah berbicara dengan Jaehyun.

"Hmm, Lu balik sama gua"ucap Jaehyun sambil menarik Jaemin menjauh dari gang.

☾ˏˋ°•*⁀➷𝕯𝕰𝕾𝕿𝕴𝕹𝖄ˏˋ°•*⁀➷ ☽

Jaemin menatap Jeno yang duduk disofa apartemenya, sepertinya Jaehyun memberi kabar bahwa Jaemin hampir saja terluka karena tiga lelaki dewasa yang mengikutinya. "Kamu mau apa?"tanya Jaemin.

"Kita putus"ucap Jeno dinggin dan singkat membuat Jaemin menatap bingung Jeno.

Jaemin menatap mata Jeno lekat, dia takut tadi salah mendengar mana mungkin Jeno mengajaknya putus padahal hubungan mereka baik-baik saja dan Jaemin mulai membuka hatinya untuk Jeno.

"Magsud kamu apa?"

"Mulai sekarang lu bukan pacar gua"

"Mau putus?"tanya Jaemin ketus, entah kenapa dia bisa kesal dengan Jeno.

"Ya"jawab Jeno tegas.

"Yaudah lagian aku ga pernah nerima kamu"ucap Jaemin lebih ketus membuat Jeno menatap lekat mata Jaemin yang mengatakan bahwa ucapanya tadi bohong.

Ingat mulut mungkin bisa berbohong tapi mata dan hati tidak pernah bisa berbohong, Jeno seperti tidak yakin untuk meningalkan Jaemin tapi didalam hatinya sudah yakin akan meningalkan Jaemin.

DESTINY [NOMIN]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang