PART 15

4.6K 536 2
                                    

Double up !!Jangan lupa votment !!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double up !!
Jangan lupa votment !!

"Gan! Regan!" suara Geovano menyeru kala mendapati sosok Regan yang baru saja keluar dari salah satu minimarket yang ada pinggiran jalan kota Jakarta.

Tidak tau apa yang tengah di pikirkan olehnya. Regan melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke arah Geovano yang terus saja memanggilnya.

Genggaman tangan Geovano yang menahan langkahnya membuat Regan mau gak mau berhenti. "Apa? Apa lagi?"

"Gw tau masalah lo, seenggaknya biarin gw bantu lo"

Mengalihkan atensinya ke arah lain, di susul dengan tawa mengejek. "Lo mau bantu gw? Sejak kapan lo peduli sama gw Van?"

Tidak ada jawaban yang ia dapatkan dari Geovano, hanya tatapan yang kelewat datar dari lawan bicaranya.

"Kalo gak tau masalahnya gak perlu ikut campur" menepis tangan Geovano kasar. "Dan satu lagi, berhenti jadi penguntit. Lo kurang kerjaan" setelah melemparkan kata-kata pedas kehadapan Geovano. Regan mulai berlalu dan kembali melangkahkan kakinya mendahului Geovano.

Cengkraman tangannya meremat ujung kemeja kotak-kotak yang di pakai olehnya. Menatap punggung sempit langkah Regan yang sedikit gontai.

"Karena gw suka!"

"GW SUKA LO!!" teriak Geovano.

Napasnya tercekat, Regan membeku di tempat. Apa barusan? Apa ada kilat yang menyambar di telinganya sehingga pendengarannya terganggu? Apa dia salah dengar? Atau anak itu sedang membual demi mengetahui dirinya lebih jauh?

"Gw suka lo Regan Prayudha" tambah Geovano lagi.

Matanya menatap kosong kedepan, mencerna seribu kata rapalan yang di serukan oleh Geovano. Kalimat sakral yang tak pernah ia dengar seperti tengah menyerukan suara kebahagiaan yang membuat ribuan kupu-kupu mati di ulu hatinya beterbangan dengan ria dalam celah yang sempit.

Menggerakan kepalanya pelan, menggeleng tanpa sadar. Air matanya lolos dari pelupuk matanya, menyiptakan aliran sungai kecil di pipinya.

Perasaan asing yang kini hinggap dalam sekejap dalam kehidupannya. Sebelum akhirnya Geovano kembali menyuarakan kalimat gila lagi padanya, Regan lebih memilih untuk meninggalkan pria yang tengah mengutarakan kata perasaannya padanya.

Geovano membuang napas pasrah, menatap ke arah kedua kaki nya yang tengah berpijak di atas aspal trotoar. "Sesulit itu gw dapetin hati lo Gan?"


"Tante kalau begitu saya pamit ijin pulang ya" seru Jendra sembari mengecup punggung tangan tante Rosita, memberi salam tentunya.

Tante Rosita mengangguk, menunjukan senyum antusiasnya. "Aduh maaf udah ngerepotin kamu karena harus bawa Nalen dalam kondisi pingsan. Tante jadi gak enak" katanya.

[ ✔ ] Rajendra - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang