PART 26

4K 466 6
                                    

Ada yang berbeda kali ini dengan sosok Rajendra Pranadipa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang berbeda kali ini dengan sosok Rajendra Pranadipa. Dari yang penampilan biasanya terlihat seperti anak badung yang urak-urak an, kali ini dia tampil seperti seorang aktor korea yang sangat tampan.

Semua siswa dan siswi dari tiap kelas bersorak meneriaki sosok Rajendra yang berpenampilan sangat rapi. Dengan rambut yang di tata kelimis ke belakang, serta dasi yang di pakainya meski baju seragam sekolahnya masih di keluarkan. Tapi tambahan dasi yang menghiasi lehernya sangat lah mencolok.

Malaikat tampan yang terlahir di kota Jakarta.

Atensinya langsung menangkap sosok Nalendra yang tengah berjalan sendirian.

"Pagi by" sapa Jendra di sertai dengan senyuman nya.

Nalen menoleh ke arah Jendra yang berjalan di sampingnya. "Yah, pagi" balasnya tanpa semangat.

Alisnya berkerut, mencari-cari keanehan dari sosok Nalendra. Padahl kemarin-kemarin mereka sudah berbaikan, lalu sekarang? Apa anak ini kembali marah pada nya?

"Na? Ngambek lagi?"

"Huh . . nggak"

Menggenggam tangan Nalendra tanpa persetujuan si empunya. "Eh?"

"Gw sayang lo, Nalendra" bisiknya. Kemudian menuntun nya.

Banyak siswa yang merasa iri akan kedekatan keduanya, terlebih rumor tentang hubungan Nalen dan Jendra terbukti benar. Di sisi lain terlihat Hera yang merengut kesal, posisinya di hati Jendra benar-benar sudah di gantikan oleh uke murahan seperti Nalendra. Menyebalkan.

"Cih, liat aja" decaknya kesal.

Manik rusanya masih memandang kagum wajah Jendra, benar . . dia baru sadar kalau ada yang beda dari Jendra. Rabut kelimis yang di sibakkan kebelakang, menampilkan dahi Jendra yang menambah kesan tampan.

Di sepanjang jalan menuju kelas, Nalen tak banyak bicara seperti biasanya. Dia hanya bisa memandang kagum dan mengatakan pujian untuk Jendra dalam hatinya.

Meski sering kali telinga nya menangkap suara siswa lain yang tengah membuat gosip baru.

"Jendra" panggil Nalen, menghentikan langkah keduanya.

"Hm? Ya? Kenapa?" tanyanya.

"G-gw . ."

"Bayi . ."

"Ya?"

"G-gw . . gw p-pen ngomong sesuatu sama lo" ucapnya sedikit terbata.

Jendra mengerutkan keningnya, di susul dengan kekehan kecil. "Haha, iya boleh. Mau ngomong dimana?" mengusak surai coklat madu milik Jendra.

"Di atap"


Keduanya tengah berdiri di atap sekolah, memandang luasnya perkotaan yang terlihat sibuk di hari Senin. Helaan napas panjang terdengar. Bagaimana Nalen membicarakan hal ini?

[ ✔ ] Rajendra - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang