PART 05

5.2K 629 21
                                    

Nalendra terbangun dari tidurnya, bau harum makanan menyeruak masuk ke indra penciuman nya tanpa ijin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nalendra terbangun dari tidurnya, bau harum makanan menyeruak masuk ke indra penciuman nya tanpa ijin.

Sosok pertama yang di lihatnya adalah Rajendra yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Lo belum pulang?" tanya Nalen dengan suara khas bangun tidur. Mengatur posisinya menjadi duduk dengan tangan yang mengucek matanya.

"Belum, cuci muka dulu abis itu kita makan" katanya dengan penuh perhatian.

Nalen menjawab dengan anggukan seraya berdiri dan pergi menuju kamar mandi.

Rajendra menghela napas pelan. Semoga saja nasi goreng buatannya di sukai oleh Nalendra si pemarah itu.

Tak berlangsung lama, Nalen kembali dengan raut muka yang jauh lebih cerah dari sebelumnya.

"Wah, lo masak?"

"Iya, ayo makan" ajaknya.

Mengangguk antusias, Nalen langsung menyambar sendok miliknya dan memakan nasi goreng buatan Rajendra dengan sangat lahap. Nasi goreng buatannya kalah jika di bandingkan dengan nasi goreng buatan Jendra.

"Lo jago masak juga ya" ucapnya memuji Jendra yang juga tengah memakan nasgor buatannya.

"Mayan lah"

"Lain kali buatin gw nasgor lagi" serunya dengan mulut penuh. Jendra terkekeh geli melihatnya.

"Abisin dulu baru ngomong"

"Umm!" mengangguk dan kembali menyendokkan makanan kedalam goa mulutnya.

"Berarti gw boleh main kesini lagi?" tanyanya sembari menyesap teh hangat yang lagi-lagi buatannya.

Nalen mengangguk sangat antusias. "Humm boleh"

Jendra tergelak melihat betapa rakusnya seorang Nalendra Angkasa Gautama, padahal fisik anak ini sangat kurus dan ramping. Tapi pola makannya tidak bisa di percaya . .

"Pelan pelan kalo makan" Jendra memperingati.

"Jen, jam berapa sekarang?" tanyanya tanpa mengalihkan atensinya dari makanan.

Jendra menoleh ke arah jam yang menggantung di dinding ruang tengah. "Jam tujuh"

"UHUKK UHUKK" napasnya tercekat, tenggorokannya penuh. Dan lagi sekarang sudah jam tujuh. Dia akan terlambat kalau kayak gini caranya.

"Kata gw juga apa? pelan-pelan" Jendra kembali memperingati.

Nalen memegangi dadanya yang masih nyeri. Meneguk teh hangat sekaligus tanpa jeda. Menatap Jendra dengan mata yang membola sempurna. Lucu.

"Kita siangan Jendra!"

"Emang" jawabnya enteng.

"YA TERUS GIMANA KE SEKOLAHNYA?!"

[ ✔ ] Rajendra - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang