PART 27

4K 474 4
                                    

Hening menyelimuti makan malam keluarga Gautama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening menyelimuti makan malam keluarga Gautama. Omong-omong Om Ferdi udah pulang setelah dua hari bekerja di luar kota.

Pikiran anak remaja yang genap menginjak 17 tahun itu mulai bercabang. Belum lagi, dingin menyelimuti nya.

Apakah Papah nya akan mempunyai keinginan yang sama dengan sang ibu? Atau mungkin berbeda?

Menyendokkan satu suap bubur ayam kedalam goa mulutnya. Padahal dia selalu lahap menyantap bubur ayam yang di beli depan rumah. Tapi sekarang, rasanya hambar sudah.

Menatap sang istri dan anak nya secara bergantian. Atmosfer yang tidak seperti biasa di rasakan oleh nya.

"Kenapa pada diem? Nggak seneng Papah pulang?" serunya dengan satu alis yang di naikkan.

"Seneng kok" Nalen bersuara.

Menyantap kembali bubur miliknya.

"Terus? Kenapa kalian diem? Papah curiga kalau kalian nyembunyiin sesuatu dari Papah"

Emang tipikal Papah nya yang gampang curigaan. Bukan apa, rasa khawatirnya akan langsung terbukti kalau dia melihat sesuatu yang menganggu keluarga nya. Baik masalah luar maupun dalam rumah sekalipun. Sudah menjadi kewajiban pemimpin keluarga untuk mengetahui semua nya, dan juga menyelesaikan nya.

"Mama nggak mau kalau Nalen belok dari jalan lurus" Mama nya menyeru.

Satu hantaman keras untuk hatinya yang mudah rapuh. Meremat sendok di genggaman nya.

Napas berat terdengar, Papah Ferdi mengulas senyum di wajah tampan nya. Menatap sang istri dan anak nya secara bergantian. "Papah paham, kalian bertengkar karena hal ini?"

"Hemm" Nalen hanya bergumam.

"Pah, papah juga nggak setuju kan sama hubungan Nalen? Anak kita satu-satu nya loh pak"

"Di bilang nggak setuju, ya enggak. Papah ikutin semua kemauan Nalen. Itu hidup anak kita ma, Nalen juga bentar lagi mau berusia 18 tahun, biar Nalen sendiri yang nentuin hidupnya"

"Tapi Pah?"

"Gapapa Ma, Papa juga punya keinginan yang sama kayak mama. Tapi kebahagiaan anak kita adalah yang utama" mengusak surai coklat madu milik Nalen. "Dua orang yang menjadi alasan Papa bahagia, nggak boleh berantem ya?" di susul dengan suara tawa nya yang khas.

Mama Rosita menghela napas panjang, apa boleh buat? Semua sudah berjalan dengan semestinya. Tidak ada yang bisa merubah takdir kecuali Tuhan dan Nalen sendiri yang sebagai tokoh utama nya.

Senyum kembali nampak di wajah cantiknya, meraih tangan anaknya penuh kasih sayang. "Mama becanda sayang. Mama cuman pengen liat seberapa besar cinta kamu ke Jendra. Hehe"

Manik rusa itu membulat sempurna, menatap ke arah Mama nya tidak percaya. "J-jadi, M-mama masih ngerestuin hubungan Nalen sama Jendra kan??"

Anggukkan sebagai tanda jawaban. Mengusap lembut pipi tembam sang anak. "Iya sayang, maafin mama ya?"

[ ✔ ] Rajendra - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang